Enjoy :)
Author POV
Lisa tiba di ruangan untuk mengganti pakaian dengan pakaian memasaknya. Sebelum bekerja, dia membuka ponsel tersebut. Mendengarkan pesan suara teman kecilnya dari pesan-pesan yang dikirim. Air matanya jatuh detik itu juga.
"Ben, aku juga merindukanmu" ucap Lisa seperti orang tak berdaya. Bukannya dia tidak ingin berjuang, tetapi rasanya itu akan sia-sia. Ibu Jennie memiliki kekuasaan yang besar dan dia tahu kalau kemampuannya tidak sampai untuk melawannya.
Lisa berusaha menguatkan dirinya sebelum memulai pekerjaannya. Dia masuk ke dapur dan harus sudah menghilangkan isi kepalanya karena dia butuh fokus.
"Meja nomor 28; truffle beef, honey garlic salmon, pumpkin pie, wildcat cooler, dan sparkling water" ucap Lisa. Dia membantu juru masak menyiapkan semua itu.
Lisa menyiapkan semua yang diminta oleh juru masak setelah itu dia membuat minuman. Lisa mengambil beberapa gram blueberry dan menghaluskannya dengan blender. Di kepalanya terus berputar suara Bentley 'Lisa, aku merindukanmu'. 'Lisa, aku merindukanmu'. 'Lisa, aku merindukanmu'.
15.28.
Sudah 5 jam sejak terakhir kali Jennie memeriksa suhu tubuh Bentley tetapi panasnya belum turun. Jennie meminta susternya untuk menyiapkan pakaian, mereka akan ke rumah sakit. Dia merasa anaknya butuh perawatan, dia sangat cemas karena anaknya sangat lemas.Bentley masih tidur walaupun tidak nyenyak, sesekali terbangun. Matanya terus berair karena demamnya. Jennie mencium kening anaknya "Kau akan sembuh" bisik Jennie. Dia sangat sedih karena melihat anaknya terbaring lemas tak berdaya seperti ini.
"Sudah, Nyonya" ucap susternya. Jennie mengangkat tubuh anaknya. "Kita akan kemana, Mommy?" tanya Bentley, dia terbangun.
"Mengobatimu" jawab Jennie dengan lembut. Dia menuruni tangga dengan Bentley di gendongannya.
"Aku takut, Mommy"
"Apa yang kau takuti? Mommy akan menemanimu"
"Suntik"
"Aku akan mengatakan pada dokternya untuk melakukannya hati-hati supaya tidak sakit dan aku akan memegang tanganmu, lalu menciumnya agar tidak sakit"
"Benarkah?"
"Ya"
"Tolong katakan pada dokternya, Mommy. Aku sangat takut" katanya, wajah anak itu sangat pucat sehingga Jennie sangat khawatir.
"Tentu saja, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakitimu"
Jennie memangku Bentley di dalam mobil, mereka duduk berhadapan. Bentley menyamankan posisinya di dada Ibunya. Jennie lupa memasangkan kaos kaki anaknya sehingga dia membiarkan Bentley duduk di paha kanannya, menyamping supaya susternya bisa memasangkan kaos kaki.
"Aku tidak ingin gambar mickey mouse" ucap Bentley, dia mulai rewel.
"Okay okay. Kau ingin yang mana?"
Suster mengeluarkan kaos kaki yang ada dan menunjukkannya pada Bentley. Anak itu memilih gambar Buzz Lightyear.
"Ingin tidur lagi?"
Bentley hanya menyandarkan kepalanya di tubuh Jennie sehingga dia memperbaiki posisi anaknya, ke posisi awal. Jennie mengusap punggung anaknya, dia bisa merasakan kehangatan dari anaknya yang demam.
Mereka tiba di rumah sakit. Beberapa petugas menyiapkan kursi roda, Jennie ikut naik karena anaknya tidak ingin jauh darinya. Seorang pengawalnya mendorong kursi roda itu. Bentley dibawa ke UGD. Jennie tahu akan ada drama di ruangannya.
YOU ARE READING
The Norm
FanfictionKehidupan di dunia ini memiliki norma dan di negara itu, perbedaan status sosial juga dapat menciptakan batu penghalang antar individu untuk bersama. Di sisi lain, mereka memiliki cinta untuk satu sama lain yang sangat besar dan tidak bisa dipandan...