Selamat membaca
Jangan jadi pembaca gelap yang menikmati bacaannya tapi ga bisa menghargai authornya😉Lisa POV
Aku terbangun pukul 06.00 karena sudah harus sampai di tempat kerja pada pukul 07.30.
Aku memandangi wajahnya dan mengusap pipinya. Pemandangan pagiku sangat indah saat dia bersamaku.
"Babe"
Aku membangunkan Diana. Demamnya sudah turun. Setiap jam aku memeriksanya sehingga tidurku kurang.
"Kau akan pergi?" tanyaku dan dia mengangguk. Dia mencintai pekerjaannya walaupun ini sementara.
Orang tuanya memiliki sebuah perusahaan start up. Bisa saja dia bekerja di sana tetapi dia tidak tertarik menggunakan previllegenya. Ayahnya memintaku untuk bekerja di sana dan aku menolaknya karena aku akan berhutang budi, alasan lainnya adalah aku sudah menganggap keluarganya sebagai keluargaku dan tidak enak bekerja dengan keluarga sendiri.
"Ingin sarapan apa?"
"Aku akan membuatnya. Cium aku"
Aku menciumnya di kening, pipi kanan dan kiri, dan bibir. Diana segera bangun dan menyuruhku mandi.
Diana POV
Aku mengambil beberapa lembar roti tawar, tomat, selada, smoked beef, dan telur. Lisa susah untuk makan sayur hehingga aku harus memaksanya karena jika tidak, dia akan mengalami konstipasi seperti yang dialaminya beberapa waktu lalu.
Aku melihat jam untuk memastikan berapa lama lagi aku memiliki waktu sebelum pergi kerja. Satu jam lagi. Lisa masuk lebih awal karena dia harus menyiapkan sarapan di sekolah itu.
Dia harus menunggu dua bulan untuk keterima kerja di sana karena dia menggantikan seseorang yang cuti melahirkan, jadi Lisa hanya sementara di sana tetapi dia mengatakan tidak apa-apa. Dia akan mencari pekerjaan lain setelah ini.
Ayahku menyukai kerja kerasnya, dia sangat menghargai orang-orang yang bekerjakeras. Dia tidak peduli tentang berapa penghasilan Lisa karena baginya seberapa tekun seseorang bekerja, itu lebih penting. Orang yang tekun akan berhasil suatu hari nanti.
Omong-omong, aku bekerja di bagian keuangan salah satu sekolah internasional di Itaewon, sama dengan tempat Lisa bekerja sekarang. Oh ya, aku dan Lisa memiliki selisih usia empat tahun. Aku lebih tua daripada dia tetapi bisa dipastikan bahwa pemikirannya lebih dewasa dan lebih luas daripadaku.
Sandwichnya sudah siap. Aku mengambil buah serta yogurt untuk dijadikan salad buah dan akan mencampurkan beberapa jenis berry, kiwi, dan jeruk ke dalam mangkuk.
Aku melihat Lisa keluar dari kamar, dia sudah siap untuk pergi kerja. Dia menggunakan kaos vintagenya. Lisa sangat tergila-gila dengan barang vintage. Dia berniat untuk membeli mobil tahun 80 atau 90an. Bahkan dia mengatakan dia ingin membeli rumah dengan model vintage di desa. Beruntung dia tidak terobsesi dengan wanita tua.
"Babe, aku ingin teh" katanya saat menghampiriku yang sedang memotong buah-buahan. Dia mengambil alih pisau dariku dan melanjutkan apa yang aku kerjakan.
"Apa perutmu muat? aku sudah membuatkan sandwich dan sekarang sedang membuat salad buah"
"Oh, okay. Nanti malam buatkan aku teh"
Aku tersenyum dan pergi ke sisinya untuk mencium pipinya. Dia selalu membuatku merasa beruntung dan bersyukur karena bisa memilikinya di dalam hidupku.
YOU ARE READING
The Norm
Hayran KurguKehidupan di dunia ini memiliki norma dan di negara itu, perbedaan status sosial juga dapat menciptakan batu penghalang antar individu untuk bersama. Di sisi lain, mereka memiliki cinta untuk satu sama lain yang sangat besar dan tidak bisa dipandan...