Eksta Part

3.5K 179 8
                                    

Akhirnya....
Aku buat Ekstra partnya, atas saran dari  raciksekarms_
Meski gak banyak yang kasih vote, namun kembali lagi aku suka alur yang seperti ini, dan aku juga masih belajar, mohon dukungan saran dan kritik ya ya....

Terimakasih semua....😄

Menjalin hubungan asmara jarak jauh, bagi Darren mungkin dulu sudah biasa, dia di tinggal Marta wira wiri keluar negri atau ada kerjaan di luar negri, namun menjalani hubungan rumah tangga jarak jauh membuat Darren setiap hari patah hati.

Bagaimana tidak patah hatinya, setelah menemukan istrinya yang ternyata ngumpet di Ibu kota, bukan kembali memulai kisah bahagia tanpa dusta, namun Wilu melanjutkan kerjanya di Jakarta yang terikat kontrak selama setahun, walaupun Darren bersikeras mengatakan mampu mengganti pinalti atas wanprestasi kontrak kerja Wilu, tetap di tolak olehnya, alasannya tidak enak dengan Kelly yang sudah berbaik hati menampungnya & memeberi pekerjaan kala dia merasa di campakkan oleh suaminaya. Darren harus ngalah tiap akhir pekan nyusul anak dan istrinya ke Jakarta.

Darren yang kaya raya, membelikan apartemen mewah untuk anak dan istrinya, katanya sebagai penebusan selama ini Wilu dan anaknya tinggal di mess hotel yang sempit.

Dan sikolot Wilu semakin menyebalkan bagi Darren, meski sudah saling tahu perasaan masing-masing yang sama saling mencintai, dia membuat aturan dengan suaminya dia tidak mau memakai alat kontrasepsi apapun, dan meminta Darren untuk mengeluarkan spermanya di luar.

'Sayangnya aku terlanjur cinta'  batin Darren, jadi selama setahun ini dia akan mengalah, kalau mampu.

Akhir pekan ini seperti biasanya Darren menyusul Wilu ke Jakarta dan menginap di apartemen mewahnya.

"Sayangnya Papa, udah wangi ya..." Darren menghujani ciuman pada putranya yang baru saja selesai mandi, Wilu hanya geleng kepala menyaksikan putranya yang hanya berbalut handuk dan tertawa kegelian di ciumi oleh papanya.

"Udah deh mas... Rosid biar pakai baju dulu, lagian mas mandi dulu, baru sampai langsung ciumin anak." Darren bangkit dan gantian memeluk Wilu dan menyembunyikan wajahnya di tengkuk Wilu.

"Kalau anaknya gak boleh, biar mamanya saja yang di cium". Wilu berusaha melepaskan pelukan dan ciuman Darren yang mulai tak beraturan.

"Apa-apaan sih mas ini, di lihat anaknya itu, masih juga mesum." Darren terkekeh melihat Rosid yang menatap kedua orang tuanya, kemudian Darren memberi jarak tubuhnya dari Wilu, dan menatap wajah istrinya yang cipokable.

"Berarti nanti kalau Rosid sudah tidur, gak masalah kan aku mesum in emaknya Rosid??". Darren mencubit dagu Wilu tanpa menunggu jawaban dari Wilu dia berjalan ke arah kamar mandi, menyisakan Wilu dengan wajahnya yang merah dan jantungnya yang hampir lompat dari tubuhnya.

Meski mereka sudah sepakat menjalani rumah tangga seperti pada umumnya, Wilu belum terbiasa dengan sentuhan sensual dari Darren, sentuhan yang bikin tubuhnya meremang.

Setelah Rosid tidur Darren tidak menyia-nyiakan kesempatan, dia membawa Wilu ke sofa, kalau di kasur bisa-bisa membangunkan Rosid dan gagal berbuat mesum.

Wilu hanya pasrah ketika sang suami menjamah seluruh tubuhnya dan menanggalkan seluruh pakaiannya, seperti biasa, Darren bukan pria egois, dia akan memuaskan Wilu beberapa kali baru dia memuasakan dirinya, namun ada yang berbeda dari biasanya, Darren yang ahli dalam bercinta mengalami gagal landing, dan semua sperma nya landing di dalam rahim Wilu.

"Mas sengaja ya??" Wilu mendorong tubuh kekar suaminya yang lemas menindih tubuh Wilu.

"Maaf, gak sengaja, aku kelepasan." Jawab Darren dengan senyum puas dan nafasnya yang masih tersengal-sengal.

"Mas, aku tu lagi masa subur mas, mas tega Rosid masih kecil." Wilu berlalu ke kamar mandi meninggalkan Darren yang tersenyum puas.

"Hahahhaha, maaf sayang...ini salahmu. Kamu terlalu nikmat" Darren terkekeh sambil melihat istrinya yang membanting pintu kamar mandi.

"Semoga kamu segera hadir ya nak...." Harap Darren

Kalau Wilu hamil, akan menjadi alasan Darren memboyong kembali Wilu ke Surabaya.

***

Beberapa minggu berikutnya, di kamarmandi apartemen, Wilu ter engah-engah di depan wastafel berusaha mengeluarkan isi perutnya yang bergejolak ingin keluar, namun yang keluar hanya cairan bening.

Wilu sudah paham dengan, kondisinya, dia menyesali mual pas ada Darren di Jakarta.

"Sayang... Sepertinya kamu sakit, kita kedokter ya?" Pinta Darren yang mengurut tengkuk Wilu.

"Enggak mas, mungkin cuma masuk angin, kemaren aku kerja sampe malem, dan lupa makan malam". Memang benar hotel tempat Wilu bekerja sedang kebanjiran tamu berbagai acara, dari acara pernikahan, workshop dan lain-lain, membuat Wilu harus siaga di hotel sampai malam.

"Yang benar saja kamu Lu? Kamu kerja apa di kerjain, mending kamu pulang saja ke Surabaya, uangku saja cukup buat bangun hotel sekelas Grand Emerald." Darren menjadi geram dengan Wilu sampai abai dengan kesehatannya, dan pasti Rosid juga terabaikan.

"Iya aku tau mas.... Uangmu banyak, ini bukan soal uang, namun soal perjanjian mas, aku sudah janji sama Kelly, akan menyelesaikan kontrak kerjaku setahun, ini tinggal tiga bulan mas, tolong bersabarlah." Wilu memohon pengertian dari suaminya yang jengkel, sedang tubuh Wilu semakin tidak bisa di ajak kompromi, kepalanya semakin pusing dan padangannya menjadi kabur, dan berakhir Wilu pingsan, untungnya Darren sigap menangkap istrinya yang akan limbung.

Beberapa saat kemudian dokter datang dan mengecek kondisi Wilu.

"Tensinya cukup rendah ini pak, 90/60, dan kondisi seperti ini tidak baik untuk wanita hamil." Darren kaget saat dokter mengatakan wanita hamil.

"Hamil dok?" Darren bertanya memastikan pendengarannya.

"Hasil pemeriksaan saya, mualnya bu Wilu bukan karena asam lambung atau magh, namun karena ada bayi di rahim bu Wilu". Wajah Darren yang awalnya tegang berubah menjadi bahagia.

" Untuk lebih tepatnya silahkan periksa di dokter kandungan, ini akan saya resepkan hanya vitamin dan untuk mualnya ya pak." Dokter menyerahkan selembar kertas kepada Darren.

Setelah dokter pergi, Wilu hanya bisa menangis tanpa suara sambil memeluk Rosid yang tertidur di sebelahnya.

"Kenapa kamu nangis lu??  Kamu tidak bahagia, kita akan punya anak lagi." Darren mendekat ke istrinya yang tidur miring memeluk putranya.

"Kamu lihat Rosid mas? Dia baru bisa merangkak, tapi sudah mau punya adik." Darren tau kegalauan yang di rasakan Wilu, pasti soal tumbuh kembang anak-anaknya.

Darren merasa bersalah sekaligus kecewa, karena dengan sengaja ingin membuat Wilu hamil dan kembali ke Surabaya, ternyata kehamilannya tidak di inginkan istrinya.


Bersambung ke Ekstra part berikutnya, kalau ada yang koment lanjut aku lanjutin kalau enggak ya enggak ya 🤭🤣

Jangan lupa pencet tanda bintanngnya ya😁😁😁

Stuck With Best Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang