Selamat membacaTok...
Tok...
Tok...Terdengar suara ketukan pintu dan saat ku buka. Dan muncul seorang pria memakai hem berwarna biru tua lengan panjang dan lengannya di gulung sampai siku, Pria penampilan maskulin dengan aroma khas pria, rambut yang cepak membuat semua kaum hawa bertekuk lutut padanya kecuali aku.
"Darren??? Ngapain lo ke Rusun gue?" Tanyaku heran melihat sosok pria yang semalam menggagahiku
"Ni gue bawakan makan malam, eit... Loe mau ke pengajian kok pakai hijab segala??" Tanya Darren heran melihat penampilanku karena memang aku lagi mencoba pakaian yang di berikan bu Rahma.
"Lo gak lagi kesambet kan Lu?" Tanya Darren lagi.
"Gak lah, gue lagi pingin aja pakai baju muslimah, mungkin mulai besok kamu akan melihatku bekerja memakain hijab." Jawabku mantab
"Emang lo jatuhnya kepalanya kebentur ya Lu,?" Darren masih penasan dengan perubahanku.
"Enggak, emang harusnya gue nutup aurat gue Ren, karena gue kan Muslim." Aku merasa malu ingat aurat setelah aku ternoda.
"Hemmm... Oke lah selama loe nyaman," Darren mendudukan bokongnya di kursi tamu ku, tanpa ku ijinkan masuk, memang kebiasaan Darren seperti itu, tapi perasaanku tak lagi sama seperti kemarin, rasanya sakit melihat Darren.
"Hemm Ren, kayaknya gue butuh istirah dech loe pulang ya."
"Gue anter ke dokter ya Lu, loe aneh banget dech, cerita dech Lu kalau loe ada masalah." Darren penempelkan punggung tangannya di keningku, dan terlihat khawatir
Masalahku karena Lo Ren, lo biang masalah hidup gue.
.....
"Wilu.... Ini beneran elo??? " Tanya Dania saat melihat gue yang memakai hem outer tanpa lengan panjang selutut, celana panajang dan pasmina melekat manis di keplaku.
"Menurut lo??" Jawabku cuek dan berlalu meninggalkan.
"Kemaren sakit apa?? Mendadak dapet hidayah lo??" Tanya Tina giliran sedikit mengejek penampilan baruku.
"Cuman kepleset aja di kamar mandi, dan kayaknya emang udah saatnya paha mulus ku ketutup hehehehe" jawabku asal.
"My Sweet heart,,,
Elo makin manis aja pakai hijab" kali ini Darren dari belakang beniat mau memelukku seperti biasa, entak tubuhku menolak skin to skin dengan Darren tidak seperti dulu, mungkin aku masih trauma dengan Darren"Stop... Lo bukan mukhrim gue, mulai saat ini gak ada acara peluk-peluk gue apa lagi asal cium gue." Aku mendorong tubuh Darren yang akan siap memelukku.
"Apa lo pingin gue jadiin mukhrim, gue sih gak masalah hehehh" canda Darren yang bikin gue muak.
"Ogah, dan gue gak minat sama lo yang minim akhlak." Aku meninggalkan Darren yang tertawa terpingkal-pingkal melihat gue yang sewot.
"Entar sore, temani gue jenguk neneknya Martha ya Lu?"
"Emang lo gak punya nyali ketemu nenek Martha??" Tanyaku yang jelas nenek Martha tidak menyukai Darren, nenek Martha sudah menjodohkan dia dengan pilihan keluargnya.
"Pliss lah Lu, tega lo sama gue, entar kalau keluarga Martha hajar gue kan ada elo yang nolong gue." Wajah melas Darren membuat gue luluh dan meng iyakan permintaan Darren.
...
Di RS
"Sore Nek apa kabar??? " Sapaku kepada nenek Martha yang terbaring lemah di tempat tidur.
"Sudah lebih baik Wilu, kamu cantik sekali dengan hijab" Nenek Martha cukup dekat dengan ku.
"Terimakasih Nenek... Nenek sakit apa??" Tanyaku sambil menggengam tangan nenek, dan Darren dia ada di sebelahku dan Martha ada di samping Darren.
"Biasa, jantung Nenek bermasalah."
Setelah beberapa saat kami berpamitan dengan nenek Matha dan keluarganya, terlihat aura kebencian di wajah keluarga Martha, pantes aja Darren tidak benyali menghadapi keluarga Martha.
"Lu, gue bingung gimana lagi biar dapet restu dari keluarga Martha, udah sering gue niat bikin Martha hamil biar bisa nikah sama dia, tapi gak pernah berhasil, apa mungkin gue mandul ya??" Pertanyataan Darren membuat aku sedikit tersentak, kemarin aku melupakan dampak terbesar dari perbuatan Darren padaku yaitu sebuah kehamilan, namun kini menjadi momok yang sangat menakutkan buatku, dua kali Darren menyetubuhiku tanpa pengaman dan mengeluarkan semua di dalam tubuhku. Ya Allah.... Jangan sampai kemaksiatanku kemarin berbuah nyawa.
"Lu... Kenapa lo bengong." Aku masih kacau dengan pikiranku sendiri.
"Gak papa gue cuman lelah aja, gue mau pulang, longak usah nganter gue, gue bisa naik ojo".
"Gak lah gue anter lo balik, kita makan dulu, gue laper, Darren menarik tanganku tanpa ijin" entah perasaan apa ini, kenapa setiap Darren menyentuhku jantungku selalu berdetak tak karuan.
Kami makan, dan Darren selalu dengan candaannya yang absurd. Darren memang terlihat hangat hanya denganku dan Martha dia akan bersikap seperti es bila dengan orang lain, aku berfikir kalau Darren memiliki kepribadian ganda.
Setelah makan kami pulang, dan aku minta di antar ke masjid dekat rusun, aku rindu bu Rahma, ingin berkunjung kerumahnya dan tadi sempat membelikan kue untuk oleh-oleh.
Aku menyampaikan kegalauanku yang lain, takut kalau aku hamil, aku gak siap dan gak sanggup bila harus menanggung beban masalah baru.
"Yakin, apa yang di takdirkan Allah itu yang terbaik". Itu nasehat bu Rahma yang ku patri di dalam hatiku, bahwa semua yang terjadi karena kehendakNya.
...
Jangan lupa vote ya🌟
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With Best Friend
Historia Corta*END* Kisah dua orang sahabat yang terjebak dalam hubungan rumit **** "Dengar Darren, pernahkah gue bilang ke elo sebelumnya bahwa elo perkosa gue??? Pernahkan gue minta tanggung jawab ke elo soal kehamilan gue???". Aku sebenarnya marah, tapi apa ya...