Selamat membaca 🌟"Lu, asli deh, body kamu makin bohay deh, apa karena kamu selalu berpakaian longgar ya??" Tanya Tania saat memperhatikan tubuh Wilu yang memakai hem tunik sepaha berwarna hijau armi, dan celana warna crem pemberian bu Rahma.
"Gimana?? Tambah gemesin kan???" Jawab Wilu. Dia jenis manusia anti kritik dan pedenya ugal-ugalan sering mengabaikan pandangan orang lain soal penampilannya, namun kali ini dia sedikit khawatir dengan penampilannya, pasalnya ada hal yang di sembunyikan di balik penampilannya.
...
Wilu
Sebuah gambar berwana hitam dan ada titik putih di tengahnya, bertuliskan Ny Wilujeng Rahayu.
Bulir bening mengalir di pipiku, baru pertama kali aku memeriksakan kandunganku di RS pulang kerja. Usia kandunganku kini delapan minggu, kata dokter kondisi janinnya sehat, mungkin dia tidak mau merepotkan emaknya yang hidup sendiri.
"Kita bisa ya nak, pokoknya kamu harus bisa hidup tanpa ayahmu." Aku bermonolog sambil memandangi foto USG bayiku, ku pandangi kagum seolah melihat pemandangan yang indah dalam foto itu, meski anak yang tidak di inginkan namun aku sudah jatuh hati dengan bayinya ini.
Ku masukkan kembali gambar foto USG di dalam tas. Sampai saat ini tidak ada niatku mengatakan ke Darren soal kehamilan ini, pasti dia tidak akan percaya kalau saat ini aku mengandung anaknya, pasalnya dia pun tak ingat kapan buatnya.
Hujan mulai turun, saat aku menyetop taksi untuk pulang ke rusun.
Pikiranku berkelana memandang alir yang mengalir di kaca jendela taksi yang aku naiki.
Aku harus segera merancang masa depanku di luar Surabaya, sebelum semua orang menyadari kehamilanku, orang boleh berfikir buruk padaku, tapi tidak dengan anakku.
Sampai di Rusun hujan sangat deras, aku turun dari taksi berlari menuju Rusun, tiba-tiba ada seseorang memayungiku, mata ku mendongak memandang orang yang memayungiku pandangan kami bertemu.
"Darren, eloo???". Ternyata Darren orang yang membawa payung untukku.
"Iya gue... Emang ada pria seganteng gue, selain gue???" Jiwa narsis nya Darren memang luar biasa, yang membuat aku mencibirkan bibirnya.
"Lo kemana saja kok baru pulang???" Tanya Darren.
"Tadi mampir ke RS, jenguk tetangga yang sakit" bohong ku.
"Ngapain lo ke Rusun gue malem-malem, hujan lagi." Tanya ku setelah masuk ke rusun. Sebuah unit dengan satu kamar, satu kamar mandi, dapur dan ruang tamu tanpa sekat yang minimalis dengan desain ala korea.
"Gue cuman pingin makan malam sama elo Lu". Jawab Darren sambi membukan papper bag bergambarkan logo resto jepang.
"Tiap hari ngajak makan malam, kamu kan bisa ngajak Martha makan bareng elo, gak ganggu gue malam-malam hujan lagi." Aku bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti pakain.
"Martha di Singapur, dan gue pingin makan bareng elo." Jawab Darren dari luar dapur
"Martha di Singapur ngapain?? Kok gak pamit gue??" Tanyaku
"Katanya ada masalah dengan rahimnya, dia berobat kesana"
"Lo sih kebiasan nabur benih ke Martha, jadi masalah kan sekarang, hehehe" jawabku asal
"Lah emang gue taburin benih unggul gue biar lekas tumbuh, tapi entahlah gak pernah tumbuh, semoga setelah berobat di Singapur bisa lekas panen. Hehehee" Gue Dar yang bentar lagi panen benih elo
Saat aku keluar kamar mandi sudah tersedia kopi panas di meja makan dan beberapa jenis makanan yang di bawa Darren tadi.
"Gue gak minum kopi." Tolakku saat Darren menyodorkan secangkir kopi di depanku, hal biasa Darren bikin kopi sendiri di rusunku.
Kami mulai makan dalam hening, Darren beberapa kali menatapku dengan pandangan yang sulit ku artikan
"Tumben lo gak minum kopi, sejak kapan?" Duh kopi... Jangan-jangan Deren melihat susu hamil di sebelah kopi.
"Beberapa minggun ini sepertinya asam lambungku naik, makanya gue ngurangi kopi." Semoga Derren tidak melihat susu hamil itu.
"Susu hamil di rak punya siapa Lu??" Deg... Darren melihat nya.
"Hemmm itu ....." Aku bingung mau menjawab apa??
"Elo gak lagi nyembunyiin sesuatu dari gue kan Lu?". Aura Darren berubah saat ini, aku merasa terintimidasi dengan tatapan dan wajah Darren yang seolah mengajakku berperang.
"Aaah itu susu tetangga sebelah, kemaren nginep disini dia lagi hamil, dan suaminya kerja luar kota, dia takut trus tidur di sini, eeh susunya ketinggalan, entar gue balikin dech kasihan dia." Bohongku yang jelas-jelas terlihat bohong.
"Lu... Kita temenan gak sehari dua hari, lo udah gue anggap saudara gue sendiri. udah lama gue perhatiin lo berubah, dan lo pembohong terpayah yang pernah ada." Jantungku semakin berdetak tak karuan, Darren tau kebohonganku.
"Ini foto USG tetangga elo juga???" Darren melempar foto USGku tadi.
"Lo???" Aku kaget setengah mati belum sempet aku selesaikan kata-kataku Darren memotong ucapanku.
"Foto ini jatuh saat lo ambil kunci kamar lo. Dan disitu ada nama Nyonya Wilujeng Rahayu, usia kandungan 8 week, apa tetangga lo bernama Wilujeng Rahayu juga??". Habis lah gueee....
"Lo... Hamil lu???" Tanya Darren sambil mengguncang lenganku karena aku enggan menatap wajahnya.
"Lu... Jawab gue!" Darren sedikit membentakku, membuat aku jengkel
"Iya ... gue hamil, puas lo??. Sekarang lo pulang, gue mau tidur".
Air mata ku hampir pecah dan ku tahan mati-matian jangan sampai aku terlihat lemah di depan Darren.
"Siapa ayah bayi lo Lu??" Darren menarik lenganku saat aku ingin menutup pintu kamarku.
"Bukan siapa-siapa, gue di perkosa pemabuk sialan. Udah kamu pulang." Aku tetep mengusir Darren
Kepalaku sangat pusing, dan tiba-tiba pandanganku kabur, dan semuanya menjadi gelap.
...
Darren.
Aku membopong tubuh lemah Wilu, kumasukkan ke mobil dan kubawa ke sebuah Rumah Sakit tak jauh dari Rusun, sekitar 15 menit perjalanan dengan mobil.
Dalam perjalanan otakku berfikir keras gak mungkin Wilu hamil, selama ini dia tidak pernah memiliki kekasih, aku paham semua teman laki-laki Wilu, dan bagaiman pergaulan Wilu selama ini, dia bukan penganut free sex atau penyuka one night stand.
Apa benar Wilu di perkosa? Trus siapa pelakunya?.
Jangan Lupa Ya Vote & Coment 🌟
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With Best Friend
Short Story*END* Kisah dua orang sahabat yang terjebak dalam hubungan rumit **** "Dengar Darren, pernahkah gue bilang ke elo sebelumnya bahwa elo perkosa gue??? Pernahkan gue minta tanggung jawab ke elo soal kehamilan gue???". Aku sebenarnya marah, tapi apa ya...