😭Sahabat Brengsek😭

3.4K 177 6
                                    


Selamat membaca....💦
Maaf banyak kata-kata kasar

Plakkk
Ku tampar pipi Darren.

"Harusnya setelah lo perkosa gue, lo langsung gue bunuh Dar, sehingga anak gue gak akan pernah akan di bunuh oleh ayahnya sendiri." Darren tersenyum mengejek ku.

"Jadi benar, kita sudah tidur bersama??". Darren mengelus pipinya bekas tamparanku.

"Tepatnya anda tuan Darren Antonio Aquinas telah memperkosa saya." Jelasku dengan marah.

"Makanya anak lo di gugurkan saja, karena dia hasil perkosaan, dia akan jadi aib buat lo, gue gak akan nikahin elo, gue bentar lagi dapet restu dari keluarga Martha, gue gak mau anak lo menghambat masa depan gue.!!!" Kata-kata Darren sangat melukai hati Wilu, dimana sahabat yang seperti kakak baginya? Darren tak elak bertingkah seperti iblis di depan Wilu.

"Hanya karena sperma laknat lo yang lo paksa masuk ke tubuh gue, trus lo punya hak ngebunuh janin yang tak berdosa ini??". Kata-kata kotorku lepas dari mulutku begitu saja, menumpahkan segala kekesalan yang aku pendam beberapa minggu ini.

"Dengar Darren, pernahkah gue bilang ke elo sebelumnya bahwa elo perkosa gue??? Pernahkan gue minta tanggung jawab ke elo soal kehamilan gue???". Darren menatap ku dengan mengeratkan tangannya di kemudi.

"Gue gak butuh tanggung jawab dari pria brengsek seperti lo Der, anak gue gak butuh ayah kayo elo, lo nggak usah khawatir gue sama anak gue bakal ngerusak masa depan elo, gue bisa besarin anak gue sendiri!" Darren tak bisa menjawab kata-kataku.

"Dan gue mulai hari ini keluar dari tempat kerja lo, mulai saat ini kita gak ada hubungan apapun, bagi gue ayah anak gue sudah mati. Anggap aja kita tidak pernah saling kenal dan tidak pernah terjadi apa-apa. Permisi!!!" Aku keluar dari mobil Darren dan menyetop taksi yang melintas di depanku.

Ya Allah.... Aku tidak menyangka selama ini bersahabat dengan manusia berwujud iblis seperti Darren.

Kuatkan hamba ya Allah, untung di dalam kantong bajuku ada uang seratus ribu bisa ku gunakan membayar taksi sampai ke rusun.

Bu Rahma, orang pertama yang ingin aku temui saat ini. Sudah jam sepuluh malam aku samapai di depan rumahnya agak ragu untuk.

Bu Rahma tinggal sendiri, anaknya sudah berkeluarga dan tinggal di kota lain, sedang suaminya sudah meninggal.

Aku beranikan diri mengetuk pintu rumahnya karena lampu di ruang tamu masih menyala.

...

"Menginaplah disini ya Nak, besok baru pulang, kamu gak usah mikir macem-macem, pikirkan kesehatanmu dan bayimu". Bu Rahma memeluku dan menenangkan ku, rasanya beban berat di pundakku berangsur berkurang.

Besok aku akan kembali ke Jogja, memulai kehidupan baruku di sana, dengan Nenek ku, semoga beliau mau menerimaku dan anakku.

Paginya aku pamit dengan bu Rahma akan kembali ke Rusun, dan sorenya aku mau kembali ke Jogja, bu Rahma berpesan padaku bila semua tempat tidak menerimaku, bu Rahma dengan senang hati menerimaku.

Namun aku ingin pergi jauh dari Surabaya, meninggalkan kenangan buruk dalam hidupku.

Pagi ini sedikit gerimis, pagi di Surabaya biasanya panas, kali ini sangat dingin, atau mungkin aku yang belum sehat betul sehingga merasa dingin.

Aku sempatkan beli bubur ayam di depan rusun, aku teringat dengan obatku yang tertinggal di mobil Darren, bodohnya aku meninggalkan vitamin ku yang jelas gak guna buat Darren, dan aku kepikiran rusun ku di kunci atau tidak ya sama Darren pasalnya aku pingsan dan bangun sudah di RS.

Setelah selesai makan bubur ayam aku bergegas naik ke lantai dua letak unitku.

"Assalamualaikum... Aku pulang". Kebiasaan ku saat masuk rumah, entah ada orang atau enggak, aku selalu mengucapkan salam.

Ternyata tidak di kunci, Darren memang ceroboh, kalau ada maling gimana coba?

Aku bergegas ke kamar mandi dan memanaskan air, saat masuk ke kamar untuk ambil handuk.

"Darren.... Ngapain lo ke kamar geu. Kurang jelas apa yang gue bilang ke elo semalam???". Mood ku benar-benar buruk saat melihat orang tidur di kamar ku dan orang itu Darren.

"Gue nganter obat lo yang ketinggalan. Dan gue punya penawaran buat lo". Darren duduk di tempat tidurku dengan wajah khas bangun tidur, dan suara seraknya.

"Lo boleh lahirin anak lo, gue bakal tanggung jawab, gue bakal nikahin elo, namun hanya untuk status biar anak lo punya akta lahir ada nama bapaknya, dan pernikahan kita hanya samapai anak lo lahir, dan gak ada yang boleh tau kalau gue ayah bayi itu (sambil menunjuk perut Wilu). Dan lo tetep kerja di tempat gue.! "

"Gue menolak, geu gak sudi nikah sama lo, dan gue gak sudi kerja sama lo, semalam lo gak budeg kan, kalau gue keluar dari tempat kerja elo!!"

"Wilu sayang..... " panggilan sayang yang di perjelas seolah dia berkata pada musuhnya yang akan di tancapkan belati di jantungnya.

"Lo gak lupa kan, kalau nenek lo satu satunya di Jogja sakit jantung, dan bagaimana nasibnya kalau nenek lo tau elo hamil di luar nikah, dan aku akan cerita ke nenek lo kalau elo jadi jalang di Surabaya dengan video saat lo mapah gue ke apartemen gue dengan sedikit pemanis pasti nenek lo akan....." seringai di wajah Darren membuat aku semakin muak dengan nya.

"Brengsek ya lo Dar, mau lo apa?? Hah??? Lo mau siksa gue dan anak gue. Gue janji gak akan ganggu elo!!"

"Gue janji gak akan bilang ke siapapun kalau elo ayah biologis anak gue." Aku berdiri sambil nangis bener-bener aku sudah buntu, dan ingin menyerah namun, anakku harus tetap hidup.

"Gue pingin hidup tenang Dar, gue korban disini tapi kenapa lo tega sama gue Dar.!!" Aku meremas dadaku yang terasa sakit bagai diremas.

"lo jahat Dar, lo jahattt, lo pentingin masa depan lo, mimpi lo, elo gak mikir gimana perasan gue pas lo perkosa gue, lo gak mikir gue juga punya impian, lo jahaatt Dar... Gue benci sama lo.. gue...". Aku tak mampu menyelesaikan kata-kataku sambil memukul dada Darren yang mendekat ke arahku aku terus memukul dadanya, dan pukulanku semakin melemah kepalaku rasanya pening dan entah kenapa Darren menarik diriku dan memelukku, aku lelah melawan dan menerima pelukan Darren, samapai aku tertidur.

...


Jangan lupa Vote & Coment ya....🌟



Bersambung

Stuck With Best Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang