Selamat membaca 💛💦
"Bapak suaminya Ny Wilujeng??" Tanya seorang dokter yang memeriksa Wilu. Setelah Wilu pingsan dia aku larikan ke Rumah Sakit.
"Eehhh iya dok bagaimana kondisinya?" Mau tak mau aku meng iyakan sebagai suaminya.
"Kondisi bayinya sehat, namun ibunya tensinya cukup rendah, kalau tidak segera di atasi akan berpengaruh dengan bayinya, sore tadi sudah periksa, kondisi ibu dan janinnya sehat, ini kok mendadak drop ya pak, istrinya jangan boleh kelelahan atau stres ya pak."
"Iya dok."
"Ini resep silahkan di tebus, dan setelah siuman boleh pulang."
Ternyata sore tadi Wilu mengecek kandungannya disini.
Usia kandungannya delapan minggu, selama ini, hampir setiap hari wilu bersamaku, bahkan makan malam pun aku paksa dia menemaniku karena aki tidak bisa makan kalau tanpa ada dia... Tanpa ada dia...???
Aku teringat, kata-kata mama, jangan-jangan Wilu.....
Aku mengambil Handphon ku dan dan menelphon kepala scurity di apartemenku, aku masih ingat tanggal aku pulang di antar Wilu, tanggal pas Wilu sukses membuat kerjasama dengan perusahaan eropa, kalau di tarik mundur itu sekitar dua bulan yang lalu.
"Pak, tolong kirim rekaman CCTV, pada tanggal 15 Desember, perkiraan waktu saat saya pulang di antar teman wanita saya, dan saat dia meninggalkan unit saya"
"...."
"Ok saya tunggu."
Ku tutup panggilan telpon dengan kepala Scurity apartemenku yang kebetulan membantu aku saat pulang di antar Wilu, aku yakin ada sesuatu yang terjadi antara aku dan Wilu, dan aku yakin, bayi yang di kandung Wilu adalah.... Aaahhhh.... mimpi saat itu pasti bukan mimpi persetubuhan itu benar terjadi, dan yang membuat aku kaget saat bangun pagi itu ada bercak darah di sepre tempat tidurku, gak mungkin Martha, karena Martha bersamaku pun sudah tidak perawan, mual ku setiap pagi, aku hanya bisa makan kalau dekat dengannya, kata mama persis yang dirasakan papa saat mama sedang hamil aku dulu, padahal kekasihku Martha tidak hamil.
Wilu harus menjelaskan semua ini. Kepalaku seperti mau pecah, membayangkan aku sudah tidur dengan sahabatku sendiri.
Selang beberapa saat notivikasi pesan masuk di HP ku, dan aku kaget bukan main.
...
Wilu
"Ahhh.... Dimana ini???." Ruangan yang nampak asing dengan tirai di samping kiri ku.
"Lo, sudah siuman Lu, mau minum???" Tanya Darren, dan aku mengangguk menerima air mineral botol darinya.
"Tensi lo rendah, gue udah nebus obat lo, di minum dulu habis ini kita pulang." Aku hanya nurut dan saat Darren menyodorkan dua butir obat.
Aku meraba perutku, dan Darren sepertinya paham.
"Bayi lo baik-baik saja, hanya tensi lo rendah 90/70 tadi yang lo minum vitamin." Jelas Darren dan ku jawab dengan ber oh ria.
"Kita pulang sekarang ya, kamu kuat kan??" Tanya Darren lagi dan aku hanya mengangguk, aku benarkan jilbabku dan turun dari tempat tidur.
Dalam perjalanan suasana hening, kami dengan pemikiran masing-masing, Darren tidak mengantarkan ku ke rusun, namun membawa aku ke arah apartemennya.
"Dar, lo mau bawa gue ke mana??"
"Kita ke apartemen gue." Jawab Darren tanpa melihatku dan tatapannya fokus di depan.
"Gak mau, gue mau pulang ke rusun gue!!!" Aku mulai panik
"Gak, kita perlu ngomong!"
"Kita bisa ngomong di sini, gue mau pulang!! Gue gak mau ke apartemen lo!" Aku tetep meronta minta di antar ke rusun.
Tiba-tiba mobil terhenti dan mata Darren menatapku nyalang, penuh intimidasi.
"Apa yang terjadi pas elo nganter gue pulang saat gue Mabuk??" Darren semakin mengeratkan cekalannya di lenganku.
"Gak ada yang ter jadi antara lo dan gue. Pulangnya gue diperkosa orang di jalan, dan gue gak tau siapa orangnya." Bohongku meski aku yakin Darren tak percaya dengan kebohonganku.
Darren mengeluarkan HPnya dan menunjukan sebuah Vedeo padaku
rekaman CCTV saat aku mengantar Darren pulang ke apartemennya."Jam dua belas lebih tujuh menit, lo nganter gue pulang ke unit gue" mata tegas Darren menatapku dan bibirku bergetar menahan tangis.
Kemudian Video kedua
"Pukul dua lebih dua puluh enam menit lo keluar dari unit gue, lo nangis, jalan lo terseok seok, rambut lo acak-acakan" Video itu menunjukan bahwa lebih dari dua jam aku di kamar Darren, dan kondisiku sudah berubah saat keluar dari kamarnya. Aku menutup mulut ku menahan tangisanku yang sudah tak bisa ku bendung lagi.
"Kenapa lo sampai dua jam lebih di kamar gue??? Dan kenapa lo keluar dari kamar gue dalam keadaan kacau seperti itu??? Apa yang terjadi antara lo dan gue???". Ya Allah aku harus bagai mana???
"Jawab Wilu... Apa yang terjadi di antara kita??".
"Gak terjadi apa-apa, gue cuman ketiduran dan setelah bagun gue langsung pulang". Aku masih berusaha menutupi kejadian laknat malam itu, aku enggan menatap wajah Darren.
"Stop lo bohongin gue Wilu, siapa ayah bayi yang lo kandung?" Namun sepertinya kebohongan ku tidak bisa di terima oleh Darren.
"Gugurkan kandungan lo sekarang!!". Duaaar petir tiba-tiba berbunyi keras. Langitpun ikut murka mendengar pernyataan Darren, dia seperti orang lain yang tidak aku kenal.
"Hak lo apa??? Nyuruh gue gugurin kandungan gue.?! Hah hak lo apa???". Aku teriak tak terima dengan pernyataan.
"Gue punya hak, karena gue ayahnya!!!" Badanku terasa lemas, telingaku terasa panas, dan mataku pun terasa panas, aku hanya mampu memejamkan mataku, aku lelah Ya Allah.
Plaaak
Aku menampar pipi Darren.
Jangan lupa vote & Coment 🌟
Bersambun
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With Best Friend
Historia Corta*END* Kisah dua orang sahabat yang terjebak dalam hubungan rumit **** "Dengar Darren, pernahkah gue bilang ke elo sebelumnya bahwa elo perkosa gue??? Pernahkan gue minta tanggung jawab ke elo soal kehamilan gue???". Aku sebenarnya marah, tapi apa ya...