Didalam sebuah ruangan penanganan di sebuah Rumah Sakit bersalin, terlihat seorang pria menggengam tangan lemah seorang wanita yang terlihat pucat dan matanya terpejam.
"Sayang kamu harus kuat, demi aku, demi Rosid dan demi bayi kita...." Darren menggegam erat tangan Wilu yang terbaring di ruang tindakan persalinan, air mata Darren bercucuran, wajah panik nya tidak bisa di sembunyikan.
"Mas... Gak usah lebai deh.... Aku udah pernah melahirkan, aku sehat anak kita juga sehat, udah dech kalau kamu kayak gini, kamu keluar saja." Meski mulai sakit karena sudah pembukaan tujuh, Wilu masih berusaha menahannya walaupun sudah tidak kuat, dia tetap ingin melahirkan secara normal dan enggan merintih kesakitan dan bilang tidak kuat. Pasti kalau dia bilang tidak kuat, Darren akan meminta dokter melakukan tindakan oprasi, dia sudah terlalu capek berdebat dengan suaminya
"Lebai gimana sih Sayang... Siapa coba yang gak panik liat istri mau melahirkan, pasti sakit kan sayang, kalau mau cakar, cakar aja tangan aku" Darren mencium punggung tangan istrinya yang ada di genggamannya, peluh sudah membanjiri wajahnya.
"Plisss masssh.... Kalau kamu brisik mending kamu keluar ajaaahhhh..... Sessshhhh....". Wilu hanya meringis dan sedikit mendesah, merasakan perutnya yang seperti mau meledak.
"Sayang jangan usir aku, Rosid dulu lahir tanpa aku, sekarang kau mau usir aku???". Dokter dan para perawat yang membantu persalinan Wilu hanya tersenyum melihat Darren yang menye-menye sama Wilu, sedang si istri terlihat keki sama suaminya.
"Asal mas diem gak aku sssuruh... Keluaarrrrh". Wilu semakin terengah menahan sakit menunggu pembukaannya kumplit.
"Asal kamu janji kita akan merawat anak kita bersama-sama". Darren meng iba, dia tidak tega melihat istrinya kesakitan, rasanya dia ingin mengganti rasa sakit yang di alami Wilu.
Wilu sudah tidak mempu berdebat dengan Darren, dia memilih mengangguk untuk menjawab Darren yang terlihat kekanak kanakan.
"Pembukaan sudah kumplit, ibu boleh mengejan" kata dokter dan langsung di laksanakan oleh Wilu, karena sudah dari tadi dia manahan untuk mengejan.
"Egggghhhh....." Dalam satu ejangan, bayi perempuan bermata coklat terang terlahir dari rahim Wilu.
"Oeeeeeeek....." Darren hampir pingsan mendengar suara tangisan anaknya untuk pertama kali.
"Terimakasih sayang.... Terimakasih kamu sudah melahirkan anakku". Darren memberi ciuman di kening Wilu.
Mata Wilu terpejam karena kelelahan dan air matanya mengalir, dia sangat bahagia, melahirkan di dampingi suaminya, meski si Darren cukup brisik dan lebay, namun Wilu bersyukur, tidak seperti saat melahirkan Rosid dulu, yang mengadzani putranya adalah perawat laki-laki di RS tersebut.
"Pak Bayinya mau di adzani sekarang, atau nanti?" Darren bergegas mendekati bayi cantik dengan mata coklat terang seperti milik ayahnya. Darren mengamati putri cantiknya yang bisa disebut copyan Darren versi perempuan dan masih bayi.
Bayi tadi menikmati suara lantunan adzan dari Darren, dan bayi mungil tadi hanya menguap dan mengerjapkan matanya menatap Darren.
"Selamat datang di dunia putri cantiknya papa...." Darren, menidurkan putrinya di samping Wilu.
"Lihat sayang putri kita sepertinya hanya kelaminya yang mirip kamu." Wilu hanya menghela nafas, pasti Darren kembali narsis dan mengejek Wilu. Dua anaknya tidak ada yang mirip Wilu.
"Sepertinya kita perlu buat anak satu lagi deh sayang, siapa tau ada yang mirip kamu, saya jadi gak enak sama kamu, masak anak kita dua semuanya mirip aku". Wajah mengejek Darren membuat Wilu jengah.
"Ya mungkin, tapi buatnya gak sama kamu mas.... Mungkin buatnya sama Dammian. Pasti anakku lahirnya matanya sipit, kulitnya putih, rambutnya lurus." Jawab Wilu asal sambil ndongkol.
"Awas ya kamu.... Kalau berani-berani bikin anak sama laki-laki lain, jahitanmu tak bongkar sekarang ya....". Jawab Darren mencium gemas.
"Makasih ya... Sayang.... Kamu memberiku begitu banyak
kebahagiaan." Darren membenarkan surai rambut Wilu yang menutupi wajahnya."Terimakasih.... Kamu sudah menjadi suami yang baik buat aku, ayah yang baik buat anak-anak kitah". Wilu membelai wajah suaminya.
"Aneh ya Lu... Dulu kita teman, udah kayak sodara, kayak kakak adik malah." Derren terkekeh mengingat masa lalu bersama Wilu.
"Kamu sih nganggep aku adik di buat adik-adikkan sama kamu mas..." Wilu memukul lengan suaminya.
"Untung dulu aku paksa kamu nikah sama aku, kalau enggak, aku gak akan se bahagia ini."
"Iya... Kamu membuat aku terjebak sama kamu mas."
"Iya... Jebakan yang berakhir indah. Jadilah bidadari syurgaku ya Lu. Temani aku di dunia dan akherat."
Yah... Itulah takdir.
Meski sekian banyak rencana manusia, sematang apapun konsep hidup seseorang, namun ketika Allah berkehendak rencana tinggalah rencana, konsep tinggalah konsep. Karena takdir dari Allah adalah konsep terbaik bagi kehidupan seseorang, dan kewajiban kita hanya mengambil hikmah dari semua kejadian.Terimakasih sudah mengikuti kisah Wilu & Darren sampai akhir.
Kalau ada yang kurang berkenan mohon maaf ya....
Semoga cerita ini bisa menginspirasi dan menjadi contoh positif untuk pembacanya.Thank untuk
raciksekarms_
Udah kasih semangat sampai kelarDan aku mengundang
Renlyn_Park775
Aku dulu membuat Novel di akun lamaku yang entah mengapa gak bisa ku buka, Renlyn ini sudah mensuport aku sampai kelarin novel lamaku.
Semoga kamu suka dengan cerita baru kuFIN
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With Best Friend
Короткий рассказ*END* Kisah dua orang sahabat yang terjebak dalam hubungan rumit **** "Dengar Darren, pernahkah gue bilang ke elo sebelumnya bahwa elo perkosa gue??? Pernahkan gue minta tanggung jawab ke elo soal kehamilan gue???". Aku sebenarnya marah, tapi apa ya...