Camping

714 64 0
                                    

Aula tampak ramai murid KSHS. Tapi hanya ada kelas 10 dan 11. Entah akan ada apa.

Pasalnya, tepat bel istirahat pertama usai berbunyi. Ada pengumuman yang memberitahukan kelas 10 dan 11 untuk berkumpul di Aula.

"Ada apa ya Kan? Tumben banget kita ngumpul dua angkatan gini." Ujar Jessie yang berdiri disebelah Kana.

Kana mengedikkan bahu. Gadis itu juga tidak tahu alasan mereka berkumpul.

"Tuh tuh kepala sekolah." tunjuk Jessie pada pria yang tidak terlalu tua di panggung aula.

Tumben sekali kepala sekolah turun tangan langsung. Biasanya apapun infonya pasti ia percayakan kepada ketua osis-Shaka.

"Selamat siang anak-anak." Kepala sekolah yang bernama lengkap Darwin Antonio Kendra memulai pembicaraan.

Kendra?

Iya. Pak Darwin itu pamannya.

Bujangan tua yang umurnya hampir setara papanya. Hanya beda 3 tahun.

Di umur yang baru 35 Pak Darwin masih tampak gagah. Tipe-tipe sugar daddy berbulu tipis di janggutnya.

Bahkan aula tampak heboh memperhatikan kepala sekolah yang jarang sekali menampakkan dirinya.
Apalagi para gadis genit yang pakaiannya sudah seperti protokol kesehatan. Ketat.

"Saya mengumpulkan kalian semua untuk memberi kalian informasi. Sekolah akan mengadakan camping. Yang hanya dihadiri oleh kelas 10 dan 11."

Kana menatap Jessie yang cemberut mendengar informasi tersebut.
"Kenapa Jes?"

"Pasti gak bakal dibolehin sama agensi gue Kana. Huaaa." rewel Jessie menduselkan kepalanya di bahu Kana dengan sebal.

"Coba dulu aja." Ucap Kana meyakinkan.

Masih dengan wajah cemberut Jessie membuka layar handphonenya. Mungkin gadis itu akan merengek pada managernya, agar bisa mengikuti acara.

"Acara ini dibebaskan boleh ikut atau tidak. Tapi saya harap banyak yang ikut berpartisipasi." jelas Pak Darwin menutup pembicaraan.

"Oh iya-, acara ini juga dihadiri sekolah dari kota lain. Jadi saya harap tidak ada kekacauan dan tetap menjaga nama baik sekolah."

Selesai dengan informasi yang ia berikan. Pak Darwin menuruni panggung aula dan tersisalah Shaka disana. Lelaki itu menjelaskan informasi lebih lanjut.

Bagi siapa saja yang berkenan hadir maka dia harus mengisi google form yang ada di bio instagram sekolah.

Kana jelas akan ikut. Walaupun jiwanya seperti remaja jompo. Kana akan tetap mengikuti kegiatan tersebut. Menambah pengalaman dan kenangan.

🦋🦋🦋🦋

"Kalian ngapain bawa tas gede gini?" bingung Bunda menatap ke-tiga anaknya.

"Lho Papa gak bilang Bun? Kita kan mau camping sekolah." Arkan menyahut seraya mengambil pudding strawberry buatan Bunda.

Bunda mulai berkacak pinggang,
"Papa gak ada ngasih tau Bunda tuh."

Arkan menatap Kana meminta bantuan. Tapi gadis itu hanya melengos menghindari tatapannya.

Bukan urusan gue.

"Lho yang adain acara Om Darwin, Bun. Mustahil kalau Papa gak bilang apa-apa kan?"

"Papa kamu kan lagi gak temen sama Om Darwin. Dua orang itu udah kaya Tom and Jerry." heran Bunda.

"Musuhan lagi Bun?"

Bunda mengangguk menghela napas,
"Pulang kapan?"

Ruel mendorong piringnya menjauh,
"dua hari Bun."

"Yaudah. Kalian harus hati-hati. Ruel jangan nakal. Arkan jaga adiknya jangan cuma main sama temen-temen kamu aja. Adiknya juga ajak main."

"Ko cuma Arkan? Kana engga?" protes Arkan sebal.

"Kana tanpa Bunda bilangin juga dia gak pernah buat ulah."

"Ish!"

Kana menjulurkan lidahnya mengejek.
Rasain tuh Arkan.

"Udah sana berangkat. Udah jam 9 Lho." Bunda mengibaskan tangannya mengusir.

Kana tersenyum tipis,
"Kana pamit Bun."

Lalu disusul oleh Arkan dan Ruel.

Kana dan FanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang