Suasana di dalam museum sangat mencekam. Suasana yang awalnya penuh canda tawa kini senyap seketika. Sejak kehadiran seseorang.
"Anda ngapain ada disini?"
Taria mengernyitkan dahinya,
"Tra, gak boleh gitu sama orang tua." ucap Tari memperingati.Taria sangat tahu siapa pria dihadapannya. Orang tua dari mantan kekasihnya.
Kana menatap drama dihadapannya. Atra tampak tidak menyukai kehadiran pria tua itu dan Tari yang tampak seperti mengenali pria itu. Sebenarnya hubungan apa yang dimiliki mereka berdua.
"Lo tau apa hah?" desis Atra tajam.
Pria tua yang belum diketahui identitasnya itu menatap Atra datar.
"Mana sopan santun kamu, Atra?"Mereka semua tampak diam. Tidak ada yang bermaksud untuk ikut serta dalam drama keluarga di hadapan mereka.
"Lucu juga denger kalimat itu keluar dari mulut anda, Tuan." Atra terkekeh sinis.
Pria tua itu menggertakkan rahangnya.
"Saya tidak pernah mengira anak yang saya besarkan akan menjadi anak yang tidak memiliki atittude seperti ini."Atra tertawa terbahak-bahak,
"Anak? Sejak kapan anda ingat kalau anda memiliki anak? Lalu tau apa anda tentang atittude?"Kana mulai paham. Pria yang berhadapan dengan Atra adalah Ayahnya sendiri.
Suasana semakin tidak kondusif. Bahkan kini mereka sudah menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di museum.
Reno, Jessie, Bian, Taria bahkan Elliot masih memilih diam. Mencoba mencerna yang terjadi. Tapi disaat pria tua itu memajukan langkahnya dan siap mengeluarkan kata selanjutnya. Reno ikut maju satu langkah.
"Maaf. Bukannya saya ingin ikut campur urusan kalian berdua. Tapi mohon tau tempat, ini tempat umum." Reno menyela ucapan Pria tua itu yang bahkan belum berhasil mengeluarkan suaranya.
Walau sedikit ketar-ketir. Reno berharap drama di hadapannya ini tidak sampai mengganggu pengunjung lain. Seharusnya kepala keluarga Dirgantara itu paham. Sekelas kepala keluarga yang lumayan berpengaruh itu harusnya tahu tata krama dan tidak menganggu kenyamanan orang lain.
"Kamu jangan ikut campur!" gertak Rio berkilat marah.
Dasar pria tua aneh. Kana sangat sebal dengan pria yang tampak sedikit muda itu.
Atra mendecih,
"Saya kira bukan seperti ini cara menyapa anak yang sudah lama anda buang."Anak yang sudah lama anda buang?
Kana mengernyit bingung.
Gadis itu sedkit paham. Kana menjadi merasa bersalah karena pernah mengira hidup Atra nyaris sempurna.
"DASAR ANAK KURANG AJAR."
Atra tersenyum sinis,
"Saya tidak pernah mengira anda masih punya muka dihadapan saya dan meneriaki saya seperti itu.Bahkan setelah mengkhianti mama. Anda sama sekali tidak menunjukkan rasa penyesalan. Brengsek."
"ATRA!!" pekik Tari.
"APA BRENGSEK?! KALO BUKAN KARENA IBU LO, KELUARGA GUE GAK BAKAL BERANTAKAN KAYA GINI!"
"Maksud kamu?" lirih Taria.
PLAKK
"CUKUP ATRA. JANGAN BAHAS MASALAH ITU DISINI!"
"KENAPA HAH? ANDA MALU PUNYA SELINGKUHAN YANG TERNYATA IBU DARI MANTAN PACAR ANAKNYA SENDIRI?"
Deg
Taria tampak membeku. Keringat bahkan sudah membasahi pelipisnya.
Ibu Taria selingkuhan dari Ayah Atra?
KAMU SEDANG MEMBACA
Kana dan Fana
Teen FictionHanya tentang keindahan Kana dan Tiga laki-laki yang menyukainya.