Surat

666 66 3
                                    

Kana menghembuskan napas lelah. Wah, ia tidak mengira akan dapat surat begitu banyak. Bahkan surat itu sudah memenuhi satu paperbag ukuran besar.

"Gila. Banyak banget Kak." Ucap Ruel disebelahnya.

Kini mereka berdua berada di dalam tenda. Sebenarnya tenda dibagi berdasarkan kelompok. Tapi Ruel merengek agar satu tenda dengan Kana. Jadinya disinilah mereka berdua. Satu tenda bersama.

Acara tukar-menukar surat harusnya masih berlangsung. Tapi Kana melarikan diri, ia sudah tidak kuat menerima surat yang begitu banyak.

"Yang ini bagus warnanya, coba buka dong." pinta Ruel menyodorkan surat berwarna ungu dengan hiasan kupu-kupu berwarna emas.

Kana menurut. Membuka segel surat, mengeluarkan kertasnya.

Beautiful Kana,

meeting you was one of the best times in my life

i mean you showed me something i've never felt before

you truly made me fall in love with you without even trying

-guess who?

Alis Kana menukik tajam.

Bian?

Terkekeh kecil Kana kembali melipat surat yang ia duga dari Bian. Memasukannya kembali ke dalam amplop.

"Huaaa lucu bangett." gemas Ruel yang ikut membaca surat tersebut.

Kana mengangguk setuju. Ternyata seorang Bian yang emosian bisa menulis sesuatu yang manis.

"Sekarang yang ini." Ruel menyodorkan amplop putih khas orang kondangan.

"Kok yang ini?" bingung Kana.

"Hehe iya soalnya ini doang yang amplopnya biasa aja."

Kana terkekeh geli. Ada-ada saja Ruelna.

Aykana,

Senyum itu ibadah,
tapi kalau kamu yang senyum jadi anugerah.

xixixixi

- Arshaka

"Ihh freak."

"Next Kak."

Kana hanya menurut lalu mulai membuka satu persatu surat yang ia dapat. Tinggal sisa dua surat terakhir.

Kana membuka surat dengan amlop bergambar beruang dan mulai membacanya.

Kana, dulu gue merasa dunia seolah berhenti.
Gue kehilangan beberapa hal yang berharga.
Gue merasa gue bisa mati kapan aja.
lo tau?
it's the worst thing i've ever felt
i can't feel anything
i just feel something in me isn't alive

sampai akhirnya gue ketemu seseorang yang merubah segala pandangan gue tentang dunia.

dan lo tau?

orang itu lo.

Aykana Galsian Kendra.

mulai hari itu setiap gue ngeliat ke arah lo. gue cuma liat keindahan.

padahal saat itu lo cuma diem.
gue bahkan deketin Arkan karena gue pengen lebih deket sama lo.

hahaa tapi sekarang gue tulus kok sama kembaran lo.

kita sempet kenalan, lo ga inget?

dulu disaat gue direbutin kaka kelas genit. lo marahin mereka karena mereka berisik.

padahal gue lakuin itu karena risih. bukan karena nolongin dia.

lo juga pernah nemuin gelang kesayangan gue.

padahal gelang itu emang nyangkut aja di tas gue.

lo orang pertama yang natap gua biasa tanpa puja.

itu karena jessie suka sama lo, Atra.

dan yang paling penting,
lo orang pertama yang liat gue nangis sesegukan. dan lo ada disana untuk gue. lo nenangin gue. walaupun lucu juga sih ngeliat lo kelabakan karena gatau cara nenangin orang nangis.

gue merasa bersyukur saat itu.

mungkin kalau gak ada lo.
gue sekarang udah gak ada di dunia.

-Atra

"Kak, itu dari orang yang Kak Jessie suka?" tanya Ruel menatap surat di genggaman Kana.

Kana mengangguk, memijat pelipisnya pusing. Sebenarnya apa yang terjadi di kehidupan Atra. Bagaimana kehidupan lelaki itu?

Kenapa Atra memberi tahu itu semua?

Banyak pertanyaan yang hinggap di kepala Kana dan itu tentang Atra.

Ruel menatap Kana khawatir,
"is it okay?"

Kana tersenyum tipis,
"Gak apa-apa."

Atra benar-benar menyukainya atau hanya merasa berhutang budi?

Kana memilih merebahkan dirinya, mengabaikan satu surat terakhir berwarna hitam tanpa hiasan.

Kana dan FanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang