mate

2.4K 275 2
                                    

"Kamu kenal?" tanya Jere ketika Nara kembali setelah meminjamkan air purifier ke unit seberang. Nara yang baru kembali menoleh pada Jere yang masih menghabiskan makan siangnya di meja makan.

"Nggak," jawab Nara lempeng. Ia berjalan ke sink di belakang Jere, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun beraroma jeruk nipis. "Aku kan udah bilang, dia baru pindah dua minggu lalu di sini sama temennya yang namanya Regina. Aku kenalnya sama si Regina itu soalnya kita sering ketemu dihalte kalo pagi," kata Nara sambil menarik lap untuk mengeringkan tangannya.

Jere mendekat pada Nara, mengendus sebentar di sekitar leher matenya. Ia mengeluarkan feromonnya untuk menghapus jejak aroma pandan, kelapa, dan gula merah dari badan matenya. "Baunya dia nempel di kamu. Aku gak suka. Baunya manis banget."

Nara ketawa sambil memukul bahu Jere supaya menjauh. "Dasar posesif."

"Tapi suka, kan?" goda Jere membuat Nara kembali memukulnya main-main.

Sejak semalam Jere menginap di apartemen Nara, berhubung Marvin menunjukkan tanda-tanda akan mendapat rutnya sebentar lagi. Dia berencana untuk menginap di tempat Nara sampai minggu depan.

Siklus rut para alpha agak berbeda dengan heat omega. Kalau omega teruji dengan rata-rata mendapatkan siklus mereka dua kali dalam setahun, maka alpha tidak bisa dihitung seperti itu. Masing-masing alpha berbeda. Ada yang mendapat rut tiga kali setahun dengan durasi pendek, mungkin sekitar satu sampai dua hari. Ada juga yang mendapat rut dua kali dalam setahun seperti Jere dengan durasi tiga sampai empat hari. Sedangkan Marvin, dia mendapatkan rut nya sekali dalam setahun dengan durasi lima hingga tujuh hari di setiap siklusnya.

Jere tidak bisa membayangkan menghabiskan 7 hari kesakitan sendirian selama bertahun-tahun seperti Marvin.

Hal ini umum bagi alpha ataupun omega mencari pertolongan ketika belum terikat saat heat ataupun rut. Itu lumrah. Jere juga menggunakan jasa beta untuk melewati rutnya sampai akhirnya ia bertemu Nara dua tahun lalu.

"Kakak kamu gak papa ditinggal begitu?" tanya Nara agak penasaran.

"Gak papa. Paling dia kunci pintu, makan supressan, dan tidur dengan pengharum feromon artifisial," kata Jere tidak terlalu peduli.

"Kasihan ya sampai hari ini belum ketemu mate-nya," kata Nara sambil menyandarkan badannya ke dada Jere yang sudah lebih dulu duduk di sofa sambil memainkan remote tv, mengganti saluran.

Marvin sudah mendapat rut nya sejak berumur 18 tahun. Usia wajar kedewasaan seseorang yang ditandai dengan rut atau heat. Pertama kali Jere melihat Marvin mengalami rut, dia benar-benar ketakutan karena Marvin yang tenang dan kalem itu mendadak berubah liar. Perlu beberapa orang sekaligus untuk bisa mencegahnya melarikan diri dan kemungkinan memperkosa omega.

Dalam air yang tenang, tersimpan monster. Mungkin itu kalimat yang tepat untuk menggambarkan Marvin dan siklus rutnya.

Ia mulai mampu mengakali siklus rutnya beberapa tahun lalu. Menjelang siklus, ia akan mulai rutin makan supresan dan mengunci diri di kamar. Dengan begitu, ia akan melewati siklus rutnhya dengan lebih tenang.

.
.
.

"Nih, bawa pulang buat Kak Marvin," kata Nara begitu tujuh hari berlalu dan Jere bersiap untuk pulang.

Ia membawakam satu tupperware besar bekal makanan yang masih terasa hangat di tangan Jere. "Kamu bikin apa?"

"Pastel tutup."

Jere seketika mendongak pada Nara dengan wajah merajuk begitu nama makanan kesukaannya disebut. "Buat Marvin doang? Aku?"

Nara memutar mata. "Ya makan berdua... Nggak mungkin kan Kak Marvin ngabisin seloyang sendirian? Itu kentang, loh!"

Jere cuma nyengir. Niatnya ingin iseng pada Nara nyatanya tidak berhasil baik. Kelihatannya mood Nara lagi nggak bagus.

"Mau heat, ya?" tebak Jere.

Nara merogoh ponsel di saku celananya, melihat kalender heatnya akan mulai tiga hari lagi. Ia mengangguk. Ia menghela napas. Itu berarti ia harus berhadapan dengan keram perut lagi.

"Ya udah, nanti aku temenin," kata Jere sambil mengusak pucuk kepala Nara. "Baju aku tinggal, deh."

Nara tertawa lebar. "Baju kamu udah satu laci sendiri di lemari aku."

Jere ketawa. "Apa kita tinggal bareng aja sekarang?"

"Berani ngomong kaya gitu ke Papa?" ledek Nara dengan senyum miring. Melihat wajah pucat Jere membuat Nara ingin tertawa lebar. "Ngomong dulu sama Papa, baru aku mau."

Papanya Nara, Om Yudha, adalah Alpha paling nyeremin yang pernah Jere temui. Bau feromonnya yang dingin itu sering kali membuat Jere bergidik ngeri. Belum lagi Om Yudha yang dengan sengaja menebar feromon permusuhan setiap kali Jere bertemu dengannya. Ditambah tatapan dingin seakan mau membunuh itu membuat Jere ciut.

Nara menepuk-nepuk lengan Jere sebelum matenya pergi. "Jer."

Jere menoleh.

Nara malah berjinjit, melingkarkan lengannya di leher Jere. Ia menenggelamkan hidungnya pada leher Jere, pada pusat feromonnya, lalu mengambil napas dalam-dalam. Memenuhi paru-parunya dengan feromon beraroma nipis dan sereh itu. "Cepetan balik."

Jere mengangguk, lalu mengecup pipi Nara. Memang, kelihatan sekali kalau matenya sebentar lagi akam heat. Dan dia tidak mau Nara kesakitan gara-gara itu.

.
.
.

"Bilang makasi ya ke Nara," kata Marvin ketika membuka kotak tupperware besar yang di bawa pulang Jere. Calon adik iparnya itu memang yang terbaik! Tahu saja kalau Marvin tidak makan apapun selama seminggu kemarin selain minum air kelapa kemasan dan potongan gula merah di kulkas.

Begitu Jere pulang, apartemen mereka sudah tidak terlalu bau. Mungkin karena Marvin menyalakan dua air purifier sejak semalam. Agak malu kalau aroma feromonnya tercium agak kencang.

"Omong-omong, gue kepikiran sama kata-kata lo soal aroma gula merah, pandan, dan kelapa itu," kata Jere sambil melahap sesendok pastel tutup ke mulutnya.

"Oh... Kenapa?" Marvin mendongak pada adiknya.

"Tetangga Nara baunya persis kaya gitu."

Jere terdiam.

Marvin juga diam.

"Jangan-jangan, dia mate lo," tanya Jere.

.
.
.

Bersambung...

A/n : aku ada ngedit chapter 1-nya :) jadi kalo misalkan chapter depan agak beda, kalian bisa refer ke chapter 1 lagi ya hehee...

Omega Bau KleponTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang