lean itu aktor

1.3K 198 22
                                    

"Kau harus pergi ke kerajaan Xander, Lean." Ucap duke tenang sembari memakan makanannya.

|tuk.|

"Ap-apa yang ayah bicarakan? Aku di usir!?" Teriak Lean kaget karena Duke tiba-tiba mengusirnya dari rumah.

"Ayah begitu tega, baiklah aku meminta seratus ribu koin emas pertahun!" Seru Lean dengan lantang dan tak bersalah.

Duke Alex yang melihat kelakuan putranya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya, anaknya itu keturunannya bukan sih? Atau istrinya berselingkuh, tidak mungkin, mungkin anaknya tertukar saat dilahirkan? Bisa jadi.

"Ayah benar-benar mengusir ku!?" Teriak Lean lagi karena ayahnya satu ini bukan mencegah atau menjelaskan, hanya diam saja seperti orang linglung.

"Ti-tidak Lean, Xander mengundangmu ke sana dan di situ juga ada yang lainnya." Jelas Duke Alex cepat, kalo nanti-nanti Lean udah ngambek.

"Oh, oke"

"Aku akan tidur, dah ayah, selamat malam. " Kata Lean lalu beranjak pergi.

"Selamat tidur putra kecilku." Kata Duke Alex tersenyum, sementara di belakangnya terdapat sebuah bayangan yang tersenyum juga, dengan taring tajamnya.

...........

Pagi hari di mansion itu selalu ditemani dengan teriakan dari tuan mudanya, hh... Untung telinga mereka kuat, jadi tidak langsung tuli karena terikan itu.

Lean yang sudah bangun, telah bersiap-siap untuk pergi ke istana Xander. Pakaian yang di kenakan Lean serasi dengan rambutnya menambah kesana manis pada dirinya, ati-ati di kerubungin semut loh.

|Tap.... Tap..... Tap....|

Lean melangkahkan kakinya keluar kamar menuju kereta kuda, dirinya sudah di larang berjalan oleh Duke karena beberapa kejadian lalu, padahal lukanya sudah sembuh.

"Hallo tuan muda, saya yang akan mengantar anda." Ucap seorang kesatria dengan ramah sembari mengulurkan tangannya untuk membantu Lean naik.

"Mohon bantuannya tuan kesatria." Lean berkata sembari tersenyum dan menerima uluran tangan kesatria itu.

'Tuan muda sangat manis!!'

|Tuk.. Tuk.. Tuk.. Tuk..|

'Hah~perjalanan yang membosankan.' batin Lean sembari melihat keluat jendela kereta kuda.

'Aku ingin segera menjahili mereka.' batinnya lagi.

|tuk..|

"Kita sampai tuan muda." Kata sangat kesatria menyadarkan Lean dari lamunannya.

Terlihat pintu kereta telah terbuka dan sang kesatria sudah siap untuk membantu Lean turun dengan uluran tangannya.

"Ini akan menyenangkan." Ucap Lean dengan senyuman yang bahagia.



































Beberapa saat kemudian.....

|plak!!|

Tamparan keras mendarat di pipi Lean yang ia dapatkan dari seorang nona bangsawan.

"Dasar anak haram." Kata nona itu setelah menampar Lean.

"Pft, hahaha, lihatlah anak haram ini tidak bisa berbicara." Kata nona itu pada teman-temannya yang ada di situ.

"Aku bukan anak haram!!" Tekan Lean dengan mata berkaca-kaca.

"Hah, kau berani berteriak di depan ku anak haram!?" Ucap nona itu dan kembali akan menampar Lean.

"Siapa yang memegang tanganku!?" Tanya nona itu karena tangannya terhenti di udara, saat berbalik...

"Apa yang kau katakan hah!?" Bentak Xander dengan marah sembari menghempaskan tangan nona itu.

"Pa-pangeran!?" Nada bicara nona itu bergetar mengikuti getaran tubuhnya yang ketakutan.

"Lean," Ucap Arves dan langsung maju kedepan.

|puk|

Lean meletakkan kepalanya ke pundak Arves begitu ia sampai di depannya. Cape juga nanganin bebek buruk rupa yang ada di depannya.

"Tak apa, sekarang kami ada di sini." Ucap Arves mengelus kepala Lean dan menggendongnya.

"Dengarkan ini, kau berhenti mengganggu Lean, atau kau akan di penggal." Kata Xander dan meninggalkan nona itu langsung menuju ke arah Lean.

"Tanam peringatan itu dalam otak kecil mu nona." Kata Calvin berbisik dan pergi ke arah Lean bersamaan dengan Feliks.

Mereka berlima pergi bersamaan meninggalkan nona itu yang masih terpaku dengan peringatan yang ia dengar dan Lean yang ada di gendongan Arves.

"Tap-tapi yang mulia ak-" Perkataan nona itu berhenti saat ia melihat memasang senyum penuh kemenangan ke arahnya.

'Akulah pemenangnya.' seperti itu arti senyuman Lean saat ini.

Setelah tersenyum, Lean lalu meletakkan kepalanya lagi di pundak Arves, ia akan bersiap untuk nanti karena pasti akan ada banyak pertanyaan dari para pangeran di sekitarnya ini.

'Aku itu pandai ber ekting.' batin Lean dengan senyuman yang berbeda dari biasanya.





















•bersambung•












Aloo, tunggu chapter berikutnya ya!!!

The Duke(Hiatus!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang