why?

691 96 7
                                    

"Bagaimana kalau anda menyihir tuan muda? Tapi itu akan membuat nyawa anda terancam." Usul pelayanan itu dengan ragu.

"Ide bagus, jika aku tidak selamat tolong jaga dia." Balas *sensor* tersenyum menatap sang pelayan.

Sang *sensor* mulai membaca mantra untuk merubah penampilan bayi yang ada di gendongannya. Dia tersenyum pada sang bayi sampai mantra selesai diucapkan.

"Wahai dewa, dewa Andra. Izinkanlah saya mengubah penampilan makhluk yang kau berikan dengan kekuatan alam."

Dengan tersenyum lembut kearah bayinya,  dia perlahan menutup mata. Meninggalkan sang pelayan yang sudah terisak dan bayi kecil yang tengah tertidur.

|bruk!!|

Suara pintu yang dibanting cukup keras sehingga membangunkan sang bayi. Langkah kaki seseorang tersebut terdengar tergesa-gesa menuju tempat tidur.

"Ti-tidak, sayang kau pasti bercanda." Kata Duke Alex memegang tangan yang sudah terbujur kaku itu.

"Sayang bangun, kau tak boleh meninggalkanku." Seru Duke Alex terisak memeluk raga yang sudah tak bernyawa.

"Tuan Duke... " Lirih sang pelayan melihat keadaan tuannya.

"Tuan, *sensor* harus segera dikebumikan." Kata sang ajudan yang telah datang menyusul sang Duke.

Dengan tak rela, Duke Alex melepaskan pelukannya dari sang kekasih. Dia ingin egois, tapi ajudannya memang benar, sang kekasih harus dikebumikan agar jiwanya tenang dan dapat kembali ke sang dewa.

"Dimana anak itu hah?! Dimana?!" Tanya Duke dengan kalut dan amarah.

Tatapan Duke seketika tertuju pada box bayi di samping tempat tidur. Dia dengan cepat melangkah menuju box tersebut.

"Tuan, apa yang akan anda lakukan?" Tanya sang pelayan menghalangi sang Duke.

"Minggir kau!!" Perintah Duke Alex mendorong pelayan mendiang kekasihnya.

"Gara-gara kau, aku kehilangan dia" Seru Duke Alex kencang hingga membuat sang anak terbangun dan menangis.

Duke Alex telah siap mengayunkan pedangnya ke leher malaikat yang baru saja hadir untuk melihat dunia.

"Oek... Oek... Ehe.. Hehe... " Tawa mengalun dari bibir mungil itu, seakan tau bahwa dihadapannya adalah sang ayah, orang tuanya satu-satunya yang tersisa.

Jarak pedang dengan leher sang bayi hanya beberapa centi. Ayunan tangan Duke Alex terhenti mendengar tawa kecil dari makhluk mungil dihadapannya.

"Ap-pa yang aku lakukan?" Tanya Duke Alex menjatuhkan pedangnya dan menatap putra kecilnya itu.

"Ehe.. Hehe.. Ehe... " Tawa sang putra yang masih mengalun memandangi ayahnya.

Duke Alex mengambil sang anak dari  box bayi. Dirinya menggendong sembari menepuk-nepuk agar bayi mungil ini kembali tertidur.

"Maafkan ayah hampir menyakitimu anakku." Kata Duke Alex memandang anaknya yang sudah tertidur.

"Ayah tak akan menyakitimu lagi, ayah akan selalu menjagamu." Kata Duke menyatukan keningnya dengan kening sang putra.

"Permataku, putraku, LEANDRA VELIKS AGRANTA."

Flashback end

Duke menghentikan lamunannya karena merasakan gerakan dari Lean yang mulai terbangun.

"Mmh, ayah~" Kata Lean begitu terbangun dari tidurnya.

Duke Alex tersenyum mengelus surai halus sangat putra, "ada apa Lean?" Tanyanya dengan lembut.

"Aku ingin segera pulang." Rengek Lean pada sang ayah dan memeluk ayahnya dengan erat.

"Iya, kau akan segera pulang." Jawab Duke tersenyum mengelus punggung Lean.

|brak!!|

"DUKE, ADA PENYERANGAN!!" Teriak perajurit yang mengawal mereka berdua.

"A-ayah, aku takut." Kata Lean memeluk semakin erat.

Duke lalu membuka pintu kereta dengan paksa, ia masih melihat satu kuda yang masih tersisa.

"Pengawal, bawa Lean pergi ke istana Areza!!" Perintah Duke mutlak pada salah satu pengawalnya.

"Tidak, aku tidak mau tanpa ayah." Seru Lean yang mendengar perintah itu.

"Lean, menurutlah  untuk kali ini ya." Senyum Duke mengelus surai sangat anak.

Dengan paksa Duke melepaskan pelukan Lean dan menyerahkan kepada pengawal yang telah siap memacu kuda itu.

Tanpa babibu sang pengawal segera memacu kudanya untuk cepat berlari sembari menahan tuan mudanya yang mencoba melepaskan diri.

"Tidak, tidak, AYAH!!" Teriak Lean yang mulai menjauh dari tempat penyerangan.

"Lean, ayah akan berusaha bertahan." Duke mengambil pedang yang ada di pinggangnya.

"Karena ayah harus melihat permatanya ayah tumbuh." Lanjutnya lalu menyerang para musuh.

'Duke itu sama seperti pemilik permata, dia akan melakukan apapun agar permatanya terjaga.'

























•bersambung•

Kasian ya, udah diberhentikan berarti endingnya digantung

The Duke(Hiatus!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang