"Kenapa kau bertengkar tadi?" Tanya Arves begitu mereka tiba di ruangan tempat mereka berkumpul.
"......"
"Lean, jujur saja," Kata Arves karena tak kunjung mendapat jawaban dari makhluk manis di depannya ini.
"Ti-tidak ada," Kata Lean mengalihkan pandangan dari mata Arves yang menatap dirinya.
"Lean, lebih baik jujur atau aku memenggal kepala mereka semua?" Tanya Xander dengan lembut seraya mengusap kepala Aleandra.
"Ja-jangan lakukan itu, aku akan ju-jujur," Kata Lean panik setelah Xander mengucapkan kalimat tersebut.
Bersangkutan dengan nyawa anak orang ini, gimana nggak panik. Para pangeran yang mendengar perkataan Lean langsung tersenyum manis, akhirnya kelinci kecil ini menurut pada perkataan mereka.
"Se-sebenarnya aku sedang berkeliling untuk mencari kalian, kalian terlalu lama hingga membuat ku bosan.." Lean mulai bercerita dari saat dirinya tiba di istana kerajaan Whife.
"Aku bertemu dengan anak-anak tadi saat mencari kalian dan mereka... "
Flashback
"Wah-wah, lihat lah sampah yang terus menempeli para pangeran," Kata seorang anak perempuan dengan pakaian serba pink pada teman-temannya.
"Apa maksud anda lady?" Tanya Lean dengan sopan seraya sedikit membungkuk.
"Yang ku maksud adalah dirimu, bukan kah kau itu noda yang ada dimanapun?" Tunjuk anak itu dengan kipas dan nada sombong.
"Maaf nona, saya bukan noda apalagi sampah tapi, teman para pangeran." Kata Lean dengan senyum manis.
"Tidak mungkin para pangeran mau berteman dengan mu!" Bentak anak itu pada Lean dengan suara keras.
"Bagaimana mungkin nona bisa menyimpulkan seperti itu?" Tanya Lean masih dengan nada halus.
" Ya, kau kan aib keluarga Duke," Perkataan nona tersebut membuat Lean tersentak.
"Maksud anda nona?" Tanya Lean saat sadar dari keterkejutannya.
"Semua orang tau kau itu anak haram Duchess dengan pria lain," Kata anak itu dengan entengnya.
"Ibu saya bukan orang seperti itu nona!" Tanpa sadar Lean meninggikan nada suaranya di hadapan nona muda tersebut.
Nona muda yang tak Terima di bentakpun maju mendekati Lean dan menamparnya.
|plak|
Dan itu yang terjadi hingga para pangeran tiba.
Flashback off
"A-apakah aku anak haram Arves?" Tanya Lean menatap dengan mata berkaca-kaca kepada Arves yang ada di depannya.
"Tentu tidak Lean, bukankah begitu teman-teman?" Jawab Arves cepat dan dengan segera menanyakan pada pangeran yang lain untuk meyakinkan Lean.
"Tentu saja, kelinci manisku ini bukan anak haram," Kata Calvin menyahuti pertanyaan Arves.
"Iya, mustahil makhluk manis seperti mu adalah anak haram, Lean." Kata Felix mendekati Lean dan menepuk kepala makhluk manis ini.
"Benar sekali, sepertinya mereka memang harus di penggal." Kata Xander dengan senyumnya, lalu di sambut dengan senyum pangeran lainnya.
"Eh, kalian tidak boleh seperti itu!" Teriak Lean melihat reaksi para pangeran setelah mendengar usulan yang Xander berikan.
|tap, tap, tap...|
Xander berjalan kehadapan Lean lalu tanpa persetujuan sangat empu, ia menggendong Lean dengan mudahnya.
"Xa-Xander?!" Teriak Lean terkejut karena di angkat secara tiba-tiba.
"Tidak papa Lean, kami akan mengurus ini, sebaiknya kau tidur." Kata Xander dekat dengan telinga Lean.
Seakan mantra, perkataan Xander membuat Lean merasa mengantuk. Lean yang sudah merasa nyaman menyandarkan dagunya di bahu Xander dan mulai terlelap.
Xander dan para pangeran lain tersenyum melihat Lean yang sudah terlelap, Felix juga mendekat untuk mengusap bekas tamparan itu untuk mengobati menggunakan sihirnya.
"Ini memang tidak bisa di biarkan." Ucap Calvin dengan nada rendah.
Xander meletakkan Lean ke kamarnya, lalu ke empat pangeran itu segera pergi ke ruang rapat, dimana para raja dan Duke Alex sudah berkumpul.
Lean membalikkan badan dan tersenyum senang, iya ini anak pura-pura tidur.
'Rencana berhasil,' batin Lean dan menyamankan posisi untuk tidur yang nyenyak.
•bersambung•
Nantikan kelanjutannya ya, jangan lupa vote.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke(Hiatus!!)
AdventurePASTIKAN DIBACA DULU!! SAMPAI BAWAH!! "argh!!, ini cerita terlalu sad anj*ir!" Rekan, seorang pemuda ber-IQ tinggi sangat emosi ketika membaca novel. Ya, seperti dugaan Rekan itu fudan. "anj*ng lah, mau tidur gw!!" Rekan tertidur dengan lelap sampa...