"Aaaaaaaaaaaaaaa!!"
Terdengar teriakan seorang wanita.teriakan itu membuat ke-3 pangeran menghampiri asal suara itu.
'Makasih pelayan, kau telah bekorban.' batin Lean dramatis.
|happ|
"Saatnya kabur~" kata Lean gembira setelah turun dari pohon.
Sementara para pangeran panik karena tidak menemukan lean di pohon, Lean sedang asik-asikkan melihat ikan di danau.
"Terus berenang~terus berenang~terus berenang." Kata Lean melihat ikan di danau.
"Ekhm," terdengar deheman dari belakang Lean.
"Hmm? Oh, hai." Santai Lean melihat para pangeran di belakangnya.
"Jelaskan." Tekan Xander.
"Singkat atau panjang?" tanya Lean.
"Sing-"
"Panjang." Jawab Feliks.
"tadi aku bosan menunggu, jadi aku memutuskan untuk berkeliling dan tersesat sampai taman..bla..bla..bla.." Ucap Lean mengoceh sambil memperagakannya.
Xander dan Feliks berusaha menahan tawanya, takut bayi beruang akan menangis. Lucu sekali melihat dia mengoceh seperti ini.
"Dan begitu akhirnya." Kata Lean mengakhiri ocehannya.
"Pft, hahaha.." Tawa lepas dari dua pangeran yang mendengarkannya bercerita.
"Eh, kenapa kalian tertawa?" Kata Lean lucu sambil memiringkan kepala.
"Ututututu,tidak ada kok." Jawab mereka bersamaan.
Karena gemas, Xander mencubit hidung kecil Lean, sementara Feliks mencubit pipinya. Mereka akan diabetes jika terus bersama Lean.
"Mm, okwe." Ucap Lean tidak jelas karena pipinya dicubit.
Setelah aksi cubitan gemas tadi, mereka berteduh dibawah pohon. Lucunya, Feliks dan Xander meletakkan kepala mereka di paha Lean.
Lean sendiri tidak keberatan, dan malah mengelus kepala mereka berdua. untung saja tidak ada yang melihat, jika ada pasti mereka akan tercengang.
Dua ekor bayi singa bersama dengan seekor bayi kucing, bukankah tidak mungkin? Sepertinya Lean menambah dua orang.
"Kalian berdua terlihat lelah, ada apa?" Lean bertanya dengan lembut.
"Tidak, hanya sangat melelahkan." Jawab Feliks lengkap.
"Ya." Di angguki oleh Xander.
"Tidur saja," kata Lean mengelus kepala mereka berdua semakin lembut.
"Mmm.." Jawab mereka berdua dengan deheman.
Mereka terlelap tidur karena elusan tangan Lean yang lembut, ingin rasanya Lean memindahkan mereka ketempat tidur.
Lean hanya menanti seseorang lewat dihadapannya. Kebetulan sekali, ayah dari dua pangeran tersebut lewat dihadapannya.
"Ssssst, raja sini."panggil Lean dengan suara kecil.
Merasa ada yang memanggil, dua raja itu menoleh mencari sumber suara. Mereka tercengang sebentar dan langsung menetralkan wajahnya kembali.
"Sst, sini"panggil Lean lagi.
Dua raja itu berjalan perlahan ke tempat lean. Melihat anaknya tidur sangat nyenyak, dua raja itu sangat bahagia.
"Hai leandra, apa kabar?" Tanya raja Aron pelan.
"Baik, bagaimana dengan anda berdua ee.."
"Panggil ayah saja."sela raja Filix.
"Oke, bagaimana dengan anda ayah?" Tanya Lean.
"Baik juga."jawab raja Aron dan Filix.
"Ah, bisakah ayah membawa anak kalian ini?" Tanya Lean seraya menunjuk Feliks dan Xander.
"Kami bisa, mereka tampak sangat nyenyak dalam tidurnya." Kata raja Aron yang di angguki raja Filix.
"Benar, bisa lakukan sekarang?" Tanya Lean, lebih tepatnya memerintah.
"Lean apa..."
•bersambung•
Hi ngantung dulu ya dan
Gaes,sebenarnya cerita the duke itu jauh banget dari alur,kalo di percepat bagian penting nggak bakal tertulis.jadi kalian yakin mau nunggu?bakal lama loh,mungkin akan ada volume ke 2,yakin mau nunggu selama itu?
Kalian yakin??
Membuka sesi tanya jawab
Babay
KAMU SEDANG MEMBACA
The Duke(Hiatus!!)
AdventurePASTIKAN DIBACA DULU!! SAMPAI BAWAH!! "argh!!, ini cerita terlalu sad anj*ir!" Rekan, seorang pemuda ber-IQ tinggi sangat emosi ketika membaca novel. Ya, seperti dugaan Rekan itu fudan. "anj*ng lah, mau tidur gw!!" Rekan tertidur dengan lelap sampa...