[ 21+ ] [ Comedy Romance ] [ M-preg ]
Gegara nobar bokep di kelas sampai menghebohkan satu sekolahan karena memakai speaker sekolah ditambah di layar besar khusus presentasi, Si Raja bokep di panggil ke ruang kepala sekolah karena kelakuannya yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Faiz Nuraga : "Jangan panggil ayang! Faiz malu sama Vin."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Manuel Anggara : "Vin, temennya dipinjem bentar."
⚠️⚠️⚠️
Marvin berlarian melewati lorong kelas yang terlihat sepi. Rambut acak dengan tindik di sebelah telinganya menandakan bahwa dia remaja nakal. Penampilan urakan, yang seragam sekolahnya tidak dikancingkan sama sekali. Memperlihatkan kaus hitam lengan pendek di hiasi kalung bermotif rantai.
Sampai di pintu kelas yang tertutup, Marvin menarik napas dalam dan menghembus napasnya kembali secara bertahap. Terus seperti hingga deru napasnya teratur. "Huh, capek juga lari-larian."
"Kamu ngapain berdiri di pintu?" tanya pengawas sekolah Marvin yang kebetulan melihat Marvin hanya berdiri di depan pintu kelas.
"Ngewe pak!"
Pengawas sekolah itu melotot mendengarnya. Dia biasa membawa rotan kayu, dan terlihat marah mendengar ucapan Marvin. "Biadab kamu jadi anak murid!"
Marvin langsung berbaris, dia memberi hormat ala tentara ke arah Pak Karto; pengawas sekolahnya. "Siap, santuy 69!"
Pak Karto geleng-geleng kepala, wajahnya terlihat lelah menghadapi tingkah laku Marvin. Tapi tak dapat dipungkiri, anak modelan Marvin lah yang akan di kenang sepanjang sejarah sekolahnya.
"Hehe," Marvin cecengesan imut, ketika Pak Karto terus mengawasinya tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun.
"Cepet!" Titahnya dengan mata melotot, mana kumisnya tebal melengkung seperti juragan jengkol.
Karena terus di awasi, Marvin terpaksa ikut kelas sepertinya. Padahal niat dia hanya akan menaruh tas dan selesai itu dia bolos kelas. Marvin langsung saja mendobrak pintu kelas menggunakan kakinya.
Brak!!
"MARVIN!!"
Teriakan itu serentak dari Pak Karto dan Ibu guru yang mengajar di kelasnya. Teman-teman kelasnya sudah tidak kaget lagi dengan kelakuan Marvin.