s e m b i l a n b e l a s

17.1K 1.4K 209
                                    

"Mnnhh,"

Bodohnya Marvin menoleh ke arah samping, seolah memberi akses kepada Kepala sekolahnya itu untuk terus menjilat daun telinganya.

Perlahan Mahen mulai merunduk ke bagian leher Marvin, menghirup aromanya dalam-dalam.

"Wangi minyak telon."

Marvin mengerjap bingung, dia baru ingat waktu di lapangan tadi dipakaikan minyak telon oleh Daisy agar tidak tersengat matahari katanya.

Mahen tersenyum melihat wajah Marvin yang terlihat kebingungan. "Tapi saya suka."

Mahen kembali melanjutkan aksinya dalam memberi tanda di leher Marvin. Tangannya juga mulai ikut andil membuka seluruh kancing baju Marvin.

"Kamu sengaja ya gak pernah pake baju double lagi? Biar gampang di sentuh sama saya, hm?"

"Bu- ahh nghh. Pak Mahen!"

Marvin hendak mendorong Mahen untuk menjauh karena tangan Mahen mulai nakal dengan membuka kancing celananya, tapi Mahen mencegah itu dengan menahan tangan Marvin di belakang.

"Daripada nonton bokep, mending praktekin Vin bareng saya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Daripada nonton bokep, mending praktekin Vin bareng saya." bisiknya dengan suara tertahan yang sepertinya menahan libidonya.

Mahen juga berusaha waras disini. Dia tidak mungkin melakukan seks pada Marvin untuk pertama kalinya. Menganboxing anak itu harus di ruangan khusus agar berkesan.

"Ada cctv Pak."

"Terus kenapa, takut?" tanya Mahen.

Mata Marvin mulai berkaca-kaca, bibir bawahnya digigit pelan karena bergetar ingin menangis. Tidak, Marvin tidak bisa menahan tangisannya. Biar Mahen merasa bersalah dan melepaskannya.

"Pak Mahen hiks, aku bilangin Bang Manu loh."

Tawa Mahen pecah, cukup menggelegar di ruangannya yang terkesan sunyi. Marvin dibuat terlonjak kaget karena hal itu, air matanya bahkan berhenti berjatuhan.

"Gini ya ngegodain bocah? Nanti aku aduin Abang loh, Ghahaha!!"

Marvin baru sadar tengah ditertawai Mahen, tawanya sungguh meledek lagi. Nyebelin banget kepala sekolahnya yang narsis itu!!

"TAI LO JADI KEPALA SEKOLAH!"

Mahen cukup tercengang mendengarnya. Oh iya lupa, Marvin memang bukan murid baik-baik. Dia murid nakal yang kesehariannya merusuh dan hobi sekali menonton film porno.

"Ma-maaf Pak, khilaf."

Mahen tersenyum gemas, cukup suka dengan sikap Marvin yang terbilang tahu sopan santun. Walaupun dia nakal, tapi masih tahu batasan.

"Gak saya maafin ah."

"Bodoamat!"

Marvin mendorong Mahen agar menjauh, dia membenarkan kancing bajunya, lebih baik pergi dari sana.

Raja bokep meet Principal [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang