d u a t u j u h

9.7K 641 19
                                    

Di sepanjang perjalanan, Mahen terlihat gusar. Sepertinya dia tidak sabar ingin bermain dengan muridnya itu, apalagi di situasi yang membutuhkan healing sejenak untuk menghilang pikiran kacau dan jenuh.

"Pak, sepertinya kita akan sampai jam delapan malam ka-"

"Siapkan grab atau apapun itu agar datang lebih awal." potong Mahen. Sudah dibilang 'kan, Mahen tengah terburu-buru ingin bermain dengan kucingnya.

"Baik Pak," jawabnya patuh.

Mahen tidak perduli seberapa repotnya Asisten dia karena perintahnya itu. Yang Mahen ingin, cepat-cepat bertemu Marvin-- murid tengilnya itu.

Sedangkan Si pelaku, asyik berleha-leha sembari memakan es krim yang dibelikan Manuel padanya. Maksud Manuel tidak gratis, tetapi di bayar dengan cara menjaga apartemen. Hal itu karena Manuel ingin berlama-lama di luar bersama dengan pacarnya.

"Kontol!"

Marvin mendengus sebal, tak ada balasan apapun dari Mahen. Memang sialan kepala sekolahnya itu, ada saja tingkah menyebalkannya.

Melirik jam di dinding, dia cemberut. Terlintas rasa rindu karena suasana yang mendukung Marvin untuk merenung, memikirkan hal yang telah berlalu.

"Jadi kangen Mama," ucapnya.

Marvin cukup lama meratapi suasana jomblo, bahkan dering telepon dari ponselnya saja di abaikan.

Ting tong

Marvin otomatis menoleh ke arah pintu tertutup yang mengeluarkan bunyi, tertanda seseorang tengah bertamu.

"Abang?" pikirnya, sembari beranjak.

Tapi kalau di pikir kembali, Manuel tidak mungkin menggunakan tombol bel karena dia sudah tahu password pintu apartemennya.

"Jangan parno, Vin!" tegas Marvin pada dirinya sendiri.

Suasananya sepi, jadi terasa menakutkan ada seseorang yang tak diketahui di luar sana.

Ting tong

Mendengar bel kembali di bunyikan, ketakutan Marvin semakin menyelimutinya. "Ga-gak ada orang!"

"Kamu gak mau temu kangen sama Bapak kepala sekolahmu ini, Vin?"

Mata bulat Marvin membesar ditambah dengan raut wajah berbinar senang mendengar perkataan itu.

"BAPAK!!"

Marvin tidak lagi bermimpi 'kan?! Dia sangat senang bertemu dengan Mahen apalagi hampir seminggu tidak bertemu dan tidak berkabar sama sekali.

"Gak etis banget sih kagetnya, Vin. Ulang-ulang," ucapnya.

Marvin tertawa kecil, lalu dia langsung saja meloncat ke pelukan Mahen sembari berteriak kegirangan.

"DADDY!!!"

Mendengar teriak kegirangan Marvin saja sudah membangunkan jamurnya apalagi mendengar desahannya.

"Kangen?"

"Sange banget!!"

Mahen mengernyitkan dahinya, bingung dengan jawaban melenceng dari muridnya yang agak laen itu.

"Vin sange berat sama Daddy!"

Mahen mencubit pipi gembul Marvin, gemas dengan tingkahnya yang sembrono.

"Sangean banget jadi murid."

"Aku 'kan raja bokep! Ya kali aku gak sangean," sahutnya berbangga diri.

Raja bokep meet Principal [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang