d u a d u a

14.9K 1.6K 225
                                    

"Bokep Pak Mahen aneh banget. Vin gak mau liat!"

Mahen tertawa kecil, menarik telapak tangan Marvin agar tidak menutupi matanya. "Gak nonton, kita langsung praktek."

Marvin menelan ludahnya kesusahan, wajah Mahen tak ada raut bercandanya sama sekali. Sudah gitu Marvin benar-benar ngeri melihatnya, penis yang begitu besar menusuk pantat. NGERI ANJAY!!

"Pak Mahen,"

"Hm?"

Marvin tidak punya cara lain, biarlah bermanja sedikit terhadap kepala sekolahnya ini. "Ngantuk,"

Marvin berbalik badan menghadap Mahen, mengalungkan kedua tangannya di leher Mahen dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Mahen.

"Ahh!"

Marvin terkejut, suatu gundukan besar menghentak lubang anusnya di balik celana abu-abu yang dia pakai. Pelakunya justru tersenyum mesum.

"Nyebelin!"

Situasinya sangat berbahaya, Marvin harus segera pergi dari sana. Tapi, sepertinya hari keberuntungan untuk Mahen. Karena Marvin tidak tahu harus beralasan yang lain lagi.

"Liat yang serius."

Keringat dingin mulai menyapa kulit Marvin, dia bahkan terlihat tegang untuk sekedar melihat video yang sudah dinyalakan itu beberapa menit yang lalu itu.

"Gak seru, ngebosenin kayak Pak Mahen."

Mahen hanya diam, serius menonton. Terlihat seksi ketika dahinya mengkerut dengan bibir di gigit kecil, nampaknya menikmati tontonannya.

"Pak Mahen?"

Mahen meliriknya, lalu kembali fokus. Bahkan menurunkan Marvin dari pangkuannya. "Ma-mau ngapain Pak?"

"Coli, ya mau ngewe lah. Ada kamu di hadapan saya."

Marvin mengerjap, sebelum akhirnya sadar alarm berbahaya yang begitu nyaring berbunyi dalam otaknya. "Pak Mahen gila!"

Marvin hendak pergi saja, daripada hilang kesucian lubang pantatnya macem Faiz yang kesuciannya sudah direnggut Manuel.

"Mau kemana?"

"Eek!"

Mahen tertawa kecil, dia berdiri dari duduknya. Berjalan pelan, membuka nakas dan mengambil kain pita berwarna merah yang terlihat menjuntai panjang.

"Tali pocong perawan?"

Mahen geleng-geleng kepalanya pelan, tak habis pikiran dengan kalimat aneh Marvin yang kadang melenceng kemana-mana.

"Pak Mahen kayak anak kecil mainin begituan."

Mahen membuka jas yang tengah dipakainya, lalu membuka kancing kemejanya, menampilkan badan atletis menyegarkan yang terlihat enak dipandang.

"Astogeh Pak, rotinya harga berapa tuh?" tanya Marvin, dia memang tidak pernah serius tentang apapun. Walaupun dia benar-benar gugup.

"Banyak tanya kamu."

Marvin terlihat gusar, apalagi ketika Mahen mematikan lampu ruangan itu dan menyalakan lilin aroma berwarna merah.

"Gelap Pak, gak keliatan." protes Marvin, padahal dia sudah gugup setengah mati.

"Sini duduk,"

Mahen menuntun Marvin untuk duduk di kasurnya, lalu menidurkan bocah itu. Bodohnya, Marvin mengikuti semua pergerakan Mahen pada tubuhnya. Kepala sekolahnya itu nampak mengikat pita di leher Marvin.

"Diikat biar cantik."

Marvin meremat tangan Mahen, membuat perhatian kecil Mahen alihkan pada bocah itu. "Jangan dicambuk," bisiknya.

Raja bokep meet Principal [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang