"Memar tuh kan!" rengek Marvin.
Mahen memperhatikannya dengan perasaan gemas terhadap Marvin. Memang sangat bocah, Marvin ini. Padahal hidup mandiri tanpa orang tua, tapi sangat cengeng dan manja.
"Saya udah minta maaf loh."
"Jangan deket-deket ah!"
Marvin menunduk, meniup-niup garis luka akibat cambukan itu. Padahal hanya sekali cambuk tapi bekasnya sampai memar. "Kalau ketahuan Abang nih Pak Mahen bisa dimutilasi."
"Makanya jangan cepu."
Marvin merotasikan matanya, malas dengan sikap Mahen yang seenak udel. Dia kepala sekolah, tapi sikapnya sangat tidak patut di tiru.
"Vin,"
Marvin menoleh ke arah Mahen karena pria dewasa itu memanggilnya. Karena lama tak ada perkataan lain dari Mahen, Marvin mendelik sinis. "Apaan dih?"
"Saya cuman pengen liat wajah kamu, Vin."
"Karena kangen Kak Ai?"
Mahen terkejut dengan pertanyaan itu, dia bahkan tak ingat Airin kalau saja Marvin tidak bertanya tentangnya. "Saya liat-liat lagi, kalian beda jauh."
Marvin mendengus, bisa Mahen rasakan perubahan mood anak muridnya itu. Perlahan wajahnya ditekuk sebal, lalu duduknya bergeser menjauh.
"Kamu mau tahu bedanya apa?"
"Gak perlu."
Marvin berdiri dari duduknya, tanpa menoleh lagi dia hendak melangkah pergi. "Aku mau ke kelas."
"Tunggu, kamu harus tahu perbedaannya."
Marvin dituntun agar duduk dipangkuan Mahen, Mahen sengaja membuat anak itu kembali terangsang. Karena Mahen tahu, penis Marvin lumayan tegang sekarang.
"Apasih Pak gesek-gesek pantat aku mulu?!"
"Kenapa emangnya? Gak suka?"
"Sekalian langsung tusuk Pak."
"Heleh, di cambuk aja kamu nangis kejer."
"Itu tahu! Vin itu gak cocok jadi pihak bawah."
Mahen tertawa sangat puas sekali. Tawanya juga mengejek, membuat Marvin yang mendengarnya cukup sebal dengan tawa itu.
"Pak Mahen ih!"
Marvin menutup mulut Mahen dengan telapak tangannya, Mahen tentu terdiam. Dia memperhatikan Marvin begitu dalam dan tersirat keinginan lain dari tatapannya itu.
"Jorok, nantinya bau jigong!"
Marvin sebenarnya terkejut debgan sensasi lidah hangat Mahen terhadap jarinya yang dijilat dan mulai diemut. Ekspresi Mahen sangat seksi, rasanya Marvin ingin digagahi.
"A-aku harus belajar!"
Marvin beranjak, tetapi Mahen menahan pinggangnya. Membuat Marvin lebih menempel padanya, bisa Marvin rasakan gundukan di tengah selangkangan Mahen memberontak ingin masuk sangkar.
"Belajar sama saya aja."
"Pak Mahen mah belajar ngewe!"
"Iya, kamu udah banyak nonton teorinya 'kan? Sekarang praktek sama saya."
"Gak mau."
"Apa?"
Marvin mengulum senyumnya, dia menatap Mahen begitu pun Mahen yang menatapnya gemas.
Cup
"Yeay bisa lepas!!"
Marvin cecengesan imut setelah mencuri kecupan manis bibir Kepala Sekolahnya, dia berlari cepat dan hendak membuka pintu ruangan itu. "Eh? Kok gak bisa dibuka?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja bokep meet Principal [end]
Teen Fiction[ 21+ ] [ Comedy Romance ] [ M-preg ] Gegara nobar bokep di kelas sampai menghebohkan satu sekolahan karena memakai speaker sekolah ditambah di layar besar khusus presentasi, Si Raja bokep di panggil ke ruang kepala sekolah karena kelakuannya yang...