Bab 7; Rifan Matteo

11 0 0
                                    

°💜💜°

Dara sedikit menggeliat dalam tidurnya, sebelum gadis itu tertidur kembali dengan nyaman. Entah apa yang akan terjadi jika ia tahu bahwa ia tidur dalam pelukan seorang Regan, menjadikan dada Regan sebagai Bantal, lengan Regan yang merengkuh pinggangnya semakin menipiskan jarak diantara mereka. Sama-sama tidak sadar karna saking nyaman.

Sampai mata dara terbuka pelan, terusik oleh cahaya matahari yang masuk ke cela kaca balkon " Hooaamm" dara menguap masih pada posisi yang sama.

Gadis itu baru sadar, itupun masih setengah sadar saat ia mendongak ke atas dan pemandangan yang ia lihat pertama kali adalah wajah Regan yang sangat dekat dengan wajahnya, Regan yang masih tertidur. " Astaga," ucap dara menggigit bibir bawah.

Ini pertama kali ia tidur berdua dengan seorang laki-laki. Jangan tanya bagaimana hati dara saat ini. Perasaan gugup seketika menerpa, merasakan sesuatu yang seakan menggelitik dalam perut. " Kak Regan," bisik dara membangunkan. Gadis itu takut, fathia tiba-tiba memanggil dari luar dan mengetok pintu kamar.

Bukan bangun, Regan justru semakin mengeratkan pelukan di pinggang dara. cukup terkejut karna dia yang semakin rapat ke Regan. " Ini gimana cara banguninnya sih" ucap dara khawatir.

" Kak Regan"

" Kak, bangun udah pagi"

" Kak, nanti kita ketahuan"

" Kak Regan bangun dong"

" Kak mau kita di grebek mama sama papa"

" Kak, please bangun dong"

" Dia tidur atau pingsan, susah amat bangunnya" kesal dara

Seketika ide jahil terlintas di kepala gadis itu. Bagaimana pun Regan harus bangun sebelum mamanya datang.

Dara dengan jahil menutup hidung Regan, sampai membuat Regan susah bernafas dan menggeliat. Mata Regan terbuka, menemukan dara berada dekat dengannya, bukan hanya itu yang menjadi fokus Regan, dia melihat tangan dara memencet hidungnya. " Mau bunuh gue" ucap Regan kesal dengan suara serak khas cowok bangun tidur, membuat dara merinding mendengar.

" Siapa yang mau bunuh, Lo aja yang tidurnya kayak kebo, susah bangat di bangunin."

" Ini udah pagi kak,"

" Terus kenapa? Gue masih ngantuk nemenin Lo begadang"

" Dara gak akan larang kak Regan mau tidur lagi, tapi mending pulang dulu nanti lanjut bobonya di rumah kakak. Terus ini, lepasin betah bangat peluknya. Sesak tau" ucap dara

Mendengar ucapan dara, kesadaran Regan terkumpul. Ia melepas pelukannya di pinggang dara. " Gara-gara Lo nih, gue disini" menyalahkan dara

" Loh, kok dara. Kan kak regan yang semalam nyusul kesini. Malah nyalahin dara"

" Gue disini, gak pulang karna Lo yang ketiduran. Coba gue pulang terus pintu balkon kamar Lo terbuka. Ada maling yang masuk atau orang lain dan ngapain Lo." Jelas regan panjang

" Cih, kayak gak sadar aja. Kak Regan ngapain Meluk gue semalam. Gak mau di lepas lagi" ejek dara

" Heh, yang dempetin gue siapa? Tidur Lo kan di atas udah gue pindahin. Terus kenapa bisa disini? Malah nyaman bangat jadiin dada gue bantal" ucap Regan tak mau kalah

" Serah, mending balik sana. Nanti ketahuan mama papa dara"

Bak seperti maling pagi-pagi di rumah sendiri. Dara mengendap keluar dari kamar diikuti Regan di belakang. Mata dara terus melihat sekeliling, memastikan bahwa tak ada siapapun di ruang tamu.

Heart Choice (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang