Bab 14; mantan

17 0 0
                                    

°💜💜°

Malamnya,

Berada di depan rumah, Bian dan Fathia akan pergi sekitar 2 hari. Karna mendapat info bahwa sepupunya yang sakit, maka dari itu mereka berdua ingin menjenguk. Sedangkan dara tak ikut, dara bak seperti anak kecil yang di titipkan pada Regan. Fathia meminta Regan untuk menjaga dara selama mereka pergi, Bian yang memberi nasihat pada Regan saat mereka mengobrol di ruang tamu tadi.

" Nak Regan, jaga dara ya. Kalau putri Tante nakal tinggal cubit aja" ucap Fathia diselingi candaan.

Dara manyun, " siap Tante" jawab Regan mengangguk.

" Ingat pesan mama, nurut sama nak Regan. Jangan bikin ulah Jangan berantem. Harus akur." Ucap Fathia pada dara.

" Iya." Jawabnya malas.

" Ya sudah, mama sama papa pamit." Bian mendekati dara. Memeluk putrinya. Bergantian dengan Fathia.
Regan mendekat, menyalami tangan bian dan fathia.

" Hati-hati dijalan ma, pa."

" Telfon dara kalau udah sampai, satu lagi papa jangan ngebut." Ucap dara mengingatkan Bian.

Bian mengacungkan jempol, masuk ke dalam mobil menyusul Fathia yang sudah lebih dulu masuk. Setelah itu, barulah mereka pergi dari sana. Begitu juga dengan dara dan Regan, mereka berdua masuk ke dalam rumah.

" Kak Regan" panggil dara melihat Regan duduk bersandar di sofa sambil memejamkan mata.

" Hmmm"

" Non_____" ucapan dara terhenti, tadinya berniat mengajak Regan menonton film.

Ponsel Regan berbunyi, merogoh di saku celananya, mengecek siapa yang mengirim pesan. Ternyata dari Danial.

" Tolong gue, gue butuh bantuan Lo. Ke apart sekarang"

Setelah membaca pesan Danial, raut wajah Regan berubah khawatir. Dara menyadari hal itu, " kenapa kak? " Tanya dara mendekat.

Regan menoleh, menatap dara. " Danial kirim pesan, katanya dia butuh bantuan." Jawab Regan. " Ikut gue" sambungnya tanpa mengatakan apapun lagi menarik tangan dara cepat keluar dari rumah. Dara yang di tarik hanya pasrah. Tak lupa Regan mengunci pintu. Lalu dengan cepat masuk ke mobil diikuti dara.

Keluar dari pekarangan rumah, tujuan Regan saat ini adalah apartemen Danial. Regan membawa mobil dengan kecepatan tinggi. Dara sedikit takut, " kak, pelan-pelan. Bahaya" ucap dara mengingatkan Regan.

Namun, dara sia-sia mengatakan hal itu. Regan justru makin melajukan mobilnya. " Astaga, dia bawa mobil Kek orang kesetanan." Gumam dara pelan.

" Kalau takut, mending tutup mata Lo" perintah Regan. Laki-laki itu sadar bahwa dara ketakutan.

Dara patuh, dia menutup mata rapat-rapat. Menyembunyikan wajahnya dengan kedua telapak tangan menutupi. Berharap, mereka berdua cepat sampai dan selamat.

Hanya beberapa menit saja, mobil Regan sudah terparkir. " Ayo turun" ucap Regan membuka pintu mobil.

Dara membuka telapak tangannya, merasa lega karna mereka telah sampai. Melihat Regan lebih dulu turun, dara segera menyusulnya. Langkah Regan yang terburu-buru, bahkan dara sedikit kesulitan untuk mengimbangi. Memasuki lift, apartemen Danial berada di lantai delapan.

Dara merasa terhimpit, apalagi sosok laki-laki tak di kenal sangat dekat di sampingnya. Sedikit risih ketika kulit lengan mereka bersentuhan. " Sempit bangat" gumam dara.

Terkejut, merasakan Regan menariknya ke depan. Jadilah, Regan yang memeluk dara dari belakang. Sedikit lega, saat tahu di depan dara saat ini seorang perempuan. Ke dua tangan Regan ada di sisi lengan dara. Regan benar-benar menjaganya.

Heart Choice (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang