Bab 8; dengan harlen

7 0 0
                                    

°💜💜°

Fathia terlihat heran menatap putri satu-satunya sedang sibuk di dapur sepagi ini. menghampiri dara yang tak menyadari kehadirannya, terlalu fokus memasak.

" Tumben, kamu ke dapur se pagi ini!. Biasanya mama yang harus siapin" ucap Fathia

" Kak Regan sakit, dara mau buatin sarapan. "

" Nak Regan sakit, dia sakit apa?"

" Semalam, kepalanya pusing gitu." Jawab dara menata masakannya di sebuah rantang.

" Ya ampun. Dia kan tinggal sendirian."

" Ya sudah, kamu bawain aja sarapannya. Biar mama yang siapin sarapan untuk papa. Takutnya dia masih sakit terus kan gak ada yang masakin"

Dara mengangguk, pamit pada Fathia. Keluar dari rumah menuju ke rumah Regan. Sampai disana, bersamaan dengan Danial yang ingin pulang. Rupanya Danial menginap di rumah Regan,

" udah datang Lo," ucap Danial menghampiri dara di pintu

" Kak Regan gimana? "

" Dia masih tidur kayaknya belum bangun." Jawab Danial

" Oh ya, sekalian karna Lo udah datang gue mau pamit pulang dulu. Ada urusan habis ini. Nanti kalau Regan bangun bilang aja gue ada urusan makanya pulang."

Dara mengangguk, Danial keluar dari rumah Regan. Sepulangnya Danial, dara menuju ke dapur. Meletakkan rantang di meja, Mengambil piring lalu menata masakannya disana.

Masakan dara sudah tertata di piring, mengambil segelas air putih meletakkan di nampang, Berjalan ke arah kamar Regan, membuka pelan, Masuk ke dalam, tak ada siapapun di kamar itu. Kosong tak ada Regan disana, " loh, kak Regan mana? Bukannya tadi Daniel bilang masih tidur ya" ucap dara meletakkan nampan di meja samping kasur Regan.

Sibuk bertanya kemana Regan, decitan suara pintu kamar mandi terbuka. Regan muncul dengan bertelanjang dada sukses membuat dara terbengong sekaligus gugup. Ini pertama kali dara melihat roti sobek secara langsung.

Wajah dara pucat pasi, perasaan bercampur aduk. Gugup, takut, salting. kedapatan memandangi perut Regan, ia segera menoleh ke arah lain, " liatin apa?" Tanya Regan mendekat.

Dengan cepat dara menggeleng, " gak ada." Elak dara.

Menyadari dara bertingkah aneh, Regan dengan usil mendekat. Langkahnya semakin dekat, jarak yang semakin menipis. Dara memberanikan diri setelah Regan tepat sangat dekat di hadapannya.

" Apa!" Ucap dara sedikit terbata

Regan sepertinya suka melihat dara ketakutan. Dara kesal, melihat tingkah Regan. Mendapati kaos putih Regan di kasur, gadis itu berjalan meraih, lalu kembali mendekat ke arah Regan berdiri. " Kenapa? Mau gue pakein bajunya. Sini" ucap dara dengan enteng padahal dalam hati seakan berdemo.

Mencoba untuk terlihat santai, ia tak main-main memasangkan Regan kaosnya bak seperti ibu dan anak. Regan sedikit terkejut dengan tindakan dara, menahan tawa. " Nah udah, kalau mau dipakein baju itu bilang kak. Jangan diam aja."

" Nih, dara bawain sarapan." Mengambil nampang.

Disinilah mereka berdua sekarang, dimana Regan sedang menikmati masakan hasil buatan dara. Ditemani dara yang duduk di depannya,

" gimana? Masih pusing gak?" Tanya dara

" Udah enakan."

" Berarti, pijitan dara manjur juga ya" puji dara pada diri sendiri.

" Lo ada kuliah?" Tanya Regan

Dara mengangguk, " ada tapi masuk siang" jawab dara

" Lupa, Daniel tadi pamit pulang katanya ada urusan"

Heart Choice (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang