°💜💜°
" Bisa jelaskan pada saya, tugas kelompok yang saya berikan kenapa ada 2 yang kalian kumpul?" Tanya dosen meletakkan 2 map tugas kelompok di meja.
Saat ini dara, Nada serta Nala terpanggil ke ruangan dosen. Tugas kelompok malah di kerjakan secara berbeda, ternyata Nada, Nala mengerjakan tugas tapi tak tertera nama dara disana, sedangkan dara ternyata mencantumkan nama kedua orang itu.
" Ini, lalu tugas yang kamu berikan nada, kenapa kalian hanya berdua? Mana nama dara?"
Nada dan Nala saling memandang, sebelum akhirnya dia bersuara, " begini pak, mohon maaf. Kami pikir Dara tak ingin mengerjakan bersama, karna kami sudah berusaha menghubungi dan berbicara baik tapi dia menolak. Oleh sebab itu, hanya ada nama saya dan Nala yang tercantum. Karna dara lebih memilih untuk kerja secara sendiri" alasan Nada yang sukses membuat dara menoleh terkejut ke arahnya.
Seakan tak terima, dara ikut bicara, " maaf pak, tapi mereka tidak mengubungi bahkan berbicara pada saya sama sekali" bela dara tak ingin disalahkan sendirian. Karna nyatanya mereka bertiga yang bersalah, bukan hanya dia.
Nada mendekat ke Dara, " Lo lupa, kemarin gue samperin Lo di kelas," ucap nada dingin.
Baru saja dara ingin menjawab, dosen menghentikan. " Sudah...sudah, stop. Saya pusing melihat kalian. Kali ini saya terima tugas kalian tapi jika ini terjadi lagi maka saya akan memberikan tugas yang lebih berat lagi"
" Kalian boleh keluar sekarang"
Dara pun pamit keluar, begitu juga dengan Nada dan Nala. Di jalan menuju kelas, beberapa orang menghampiri nya. " Lo sok pintar bangat sih, kerja kelompok itu ya di kerjain secara berkelompok. Bukan malah sendirian."
Dara menoleh, " kenapa? Ada masalah sama Lo? Nilai Lo rusak gak? Gak kan. Jadi gak usah ikut campur gak ada hubungannya juga sama Lo." Ucap dara kettus.
Karna tak terima, dia menyandung kaki dara, hampir saja terjatuh jika tak ada harlen yang menangkapnya, " Lo gak papa kan?" Tanya Harlen membantu dara berdiri.
Dara menggeleng pelan, lalu berbalik ke arah perempuan yang sengaja menjatuhkan dirinya, " Lo ternyata selain suka ikut campur urusan orang, Lo juga gak punya otak." Ucap dara.
Tak terima di Katai oleh dara, dia mendorong. Dengan sigap harlen menangkap dara untuk kedua kali, dara dengan cepat berdiri, baru saja ingin melawan harlen melerai mereka berdua. Berdiri di tengah, " udah, stop."
" Mending Lo pergi dari sini, bukan dara yang nyari masalah tapi Lo yang suka ikut campur urusan orang" harlen menatap perempuan itu dengan tatapan tajam, mengusirnya untuk pergi dari sana.
Tak ingin berurusan dengan Harlen dia pun pergi dari sana, sebelum memberikan tatapan sinis pada dara.
" Hey, Lo harus bisa tahan emosi dara." Ucap Harlen menenangkan dara.
" Thanks, udah nolongin"
Harlen mengangguk, " udah gak marah lagi kan sama gue?" Tanya Harlen
Dara menggeleng, " kalau gitu, gue antar Lo pulang gak ada penolakan" sambung harlen menarik tangan dara pelan. Melangkah mengikutinya,
" Tapi Sandra,"
" Udah, jangan perduli sandra, dia bukan siapa-siapa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Choice (ON GOING)
RomanceHarusnya aku memahami batasan diantara kita. Harusnya aku bersikap biasa, bukan malah bersikap membuatku sampai tertarik. Tapi entah kenapa aku suka perlakuan itu. Harusnya aku waktu itu gak terlalu dekat sama kamu, meskipun jujur, berada di dekat k...