" Bukannya Lo gak mau gue jatuh cinta sama Lo. Jadi kalau Lo gak mau itu terjadi, jangan bertingkah kayak tadi. Gue gak bisa jamin perasaan itu gak tumbuh"
Kalimat itu teringat jelas di telinga Regan. Mengingat bagaimana raut wajah Dara saat mengatakan hal itu. Gadis itu menunjukkan wajah yang serius. Tak ada tanda-tanda bercanda.
Regan sadar, selama mengenal Dara, laki-laki itu sudah merasakan sebuah rasa nyaman. Berada di dekat gadis itu membuat Regan tenang. Dara mampu membuatnya lupa akan rasa sakit yang dulu dia rasakan sendiri. Sedikit demi sedikit luka Regan mulai terobati karna kehadiran gadis itu. Tingkah dara yang awalnya ketus padanya, semakin kesini semakin terlihat, Dara yang sudah mulai terbiasa dengannya, Dara yang sesekali akan menampakkan sikap manjanya, cengeng, suka marah-marah, Dara yang kadang menyusahkan namun tidak masalah bagi Regan, bahkan mereka sudah sering kali tidur dalam satu kamar di kasur yang sama. Terkahir yang Regan ingat, dia sudah mengambil bibir suci gadis itu.
" Katanya jangan ngelamun malam-malam, gak baik" ucap Danial membawa 2 mangkuk mie ke arah Regan. Meletakkan mangkuk itu ke meja.
Malam ini Danial ada di rumah Regan. Sebelumnya mereka tinggal bersama. Tapi setelah Regan selesai dengan kuliahnya, dan pindah. Danial merasa kesepian. Jadilah dia sering ke rumah sohibnya itu. Regan pun juga tak masalah akan hal itu. Seperti saat ini, Regan membiarkan danila membuat mie sendirian. Yang biasanya dia akan membuat. Malah menyuruh Danial untuk melakukannya.
" Lamunin apa?" Tanya danial mengambil satu mangkuk mie nya.
" Gak ada" jawab Regan ikut mengambil mangkuknya. Menyeruput kuahnya.
" Gimana? Enak gak?" Tanya Danial
" Lumayan" jawabnya menyeruput mie yang sudah dia tiup.
" Seenggaknya lumayan, bukan gak enak" balas danial menikmati mie buatannya.
Langkah seseorang datang ke arah mereka. Menoleh secara bersamaan. Menemukan Dara disana dengan cengiran bodohnya.
" Hay" sapa Dara tersenyum manis mendekati mereka berdua. " Wih, lagi makan mie. Bagi dong" minta Dara tanpa malu-malu.
" Yaaa, cuma 2. Udah habis di dapur. Kecuali Lo mau beli" jawab Danial menikmati mienya.
" Ya udah kalau habis" ucap Dara
Merasakan tarikan tangannya oleh Regan. Duduk di samping laki-laki itu. " Makan berdua sama gue"
" Hah! Gak papa emang?" Tanya Dara
Regan menggeleng, " mau gak? Sebelum gue berubah pikiran"
Dara mengangguk cepat, membuka mulutnya padahal belum di beri aba-aba oleh Regan. " Soapin" ucapnya
" Makan sendiri Napa, Lo udah gede jangan manja" ucap danial
Dara malah bertingkah seperti anak kecil, memeletkan lidah ke arah Danial. Sementara Regan sibuk meniup mienya. Setelah dirasa dingin. Barulah, Regan menyuruh Dara membuka mulut.
" Aaaaa,,,," perintah Regan.
Dara membuka mulut, satu suapan berhasil masuk ke dalam mulutnya.
Danial yang menyaksikan itu, " dasar, bocah" ejeknya
" Bomat" balas Dara
" Udah, nih makan lagi" kembali menyuapi Dara. Saat berada di mulut gadis itu, Dara merasakan panas dalam mulutnya.
Haaa... " Panas kak" ucap Dara mengibaskan tangan di depan mulutnya.
Regan meletakan mangkuknya. " Sorry" ucapnya khawatir, merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart Choice (ON GOING)
RomanceHarusnya aku memahami batasan diantara kita. Harusnya aku bersikap biasa, bukan malah bersikap membuatku sampai tertarik. Tapi entah kenapa aku suka perlakuan itu. Harusnya aku waktu itu gak terlalu dekat sama kamu, meskipun jujur, berada di dekat k...