Bab 21; sakit hati

10 0 0
                                    

°💜💜°

Pagi

Karna tak ada jadwal kuliah, Dara menemani Fathia berbelanja di minimarket untuk keperluan dapur yang stoknya sudah habis.

Fathia yang sedang memilih sayur-sayuran, dara yang memilih buah-buahan. Memasukkan ke kerangang satu persatu.

" Ma, mau daging juga?" Tanya dara

" Boleh," jawab Fathia

Dara berjalan ke arah dimana daging berjejer. Mengambil beberapa, menaruhnya di keranjang. Dara melihat Fathia belum selesai, masih mencari bahan-bahan. Dara berjalan ke arah lain, mencari sesuatu, tak butuh waktu lama untuk menemukannya.

Berhenti di jejeran cemila keripik. Dara mengambil keripik pedas, manis, biskuit coklat, susu kotak, terakhir 3 ramen.

" Coklat gak mau?" Tanya sebuah suara menyodorkan coklat ke arah Dara.

Melihat seseorang berdiri di depannya, sambil mengulurkan sebuah coklat Silverqueen. " Rifan" sebut Dara tersenyum.

" Hay" sapa Rifan senang bisa bertemu dara.

" Lo kok bisa disini?" Tanya dara menunjuknya, " gak sekolah?" Lanjut dara.

Namun tunggu, Dara melihat ada yang berbeda dari Rifan. Wajah laki-laki di hadapannya ini tampak pucat. Dara mendekat, menyentuh kening Rifan pelan, panas itulah yang Dara rasakan.

" Lo demam, kenapa malah keluyuran Rifan. Astaga" ucap Dara terlihat khawatir.

Rifan lagi-lagi tertawa, dengan jail menoel hidung dara. " Cieee,,,, khawatir." Goda Rifan.

Dara memukul bahu Rifan pelan, " gue lagi serius, bukan bercanda"

" Lo disini ngapain? Butuh sesuatu? Gue bantu cari" ucap Dara.

Rifan menggeleng, " apa yang gue butuhin udah ada didepan mata gue dara" jawab Rifan.

" Mana? Tangan Lo gak megang apapun!" Tanya Dara tak paham dengan maksud Rifan.

Seketika, Rifan meraih tangan dara, menggenggamnya lembut. " Nih, udah ada"

Dara kesal, mencubit pinggang Rifan. Rifan melepaskan genggamannya. Aawwwwsss..... Meringis sakit di bagian pinggang yang baru saja terkena cubitan. " Lagi sakit, malah di bikin sakit lagi. Harusnya di sayang" ucap Rifan.

" Makanya gak usah banyak drama" balas Dara dengan wajah kesalnya.

Fathia datang menghampiri, " kamu ini mama cari taunya disini" Menoleh, " eh, ada nak Rifan." Ucapnya melihat Rifan yang langsung menyalami Fathia.

" Apa kabar Tante?" Tanya Rifan melembut. Tiba-tiba sikapnya berubah.

" Alhamdulillah baik. Kamu sakit?" Fathia merasakan, saat menyentuh tangan Rifan yang hangat.

" Biasa Tante, cuma demam kok. Paling besok udah baikan" jawab Rifan

" Kamu ini, kalau sakit harusnya istirahat. Bukan malah keluar"

" Tau tuh, tadi udah dara kasi tau." Ucap Dara.

" Iya Tan, cuma tadi ke apotik buat beli obat. Terus gak sengaja liat Tante sama Dara masuk kesini." Jelas Rifan.

" Obatnya mana? Udah di beli?" Tanya Dara

Rifan mengangguk, " ada, tapi di motor" jawabnya.

" Lo naik motor? Astaga gimana kalau kenapa-napa di jalan. Kan bahaya" maki Dara.

Melihat Dara memaki Rifan, Fathia menggeleng. " Ya sudah, sini belanjaanya. Mama yang bawa pulang. Kamu antar nak Rifan aja."

Mendengar ucapan Fathia, dalam hati Rifan tampak senang. Rejeki nomplok pikirnya. " Tante pulangnya gimana? Belanjaanya juga banyak" tanya Rifan.

Heart Choice (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang