Bab 1; persahabatan yang rusak

9 0 0
                                    

Setelah kejadian ini, apa gue bisa tetap percaya kalau sahabat sejati itu memang ada.

Kamu tau salah satu hal yang bisa membuatmu terluka, saat kamu menganggap mereka tak akan menyakitimu, saat kamu percaya sama sepertimu yang menganggapnya sahabat justru malah membuangmu.
-Dara Ananda-

°💜💜°

disinilah mereka sekarang, duduk di sebuah ruangan sepi. Tak ada seorang lain Disana kecuali ketiganya. Dara dengan kedua sahabatnya Nada dan Nala.

Nada Miselia,
Nala Putri Utami

Mereka adalah kedua sahabat dara, sahabat yang sudah ia kenal sejak memasuki pendidikan SMA. Sampai dimana mereka berada di satu universitas kampus yang sama dengan jurusan dan kelas yang sama pula. Bahkan bisa dikatakan mereka sudah seperti saudara dimana masing-masing keluarga sudah saling mengenal satu sama lain.

Masih dalam keadaan diam tak ada yang bersuara, sampai dara menghela nafas pelan. Rasanya gadis itu ingin pasrah namun menurutnya ia perlu meminta alasan. " Jadi, bisa kalian berdua kasi gue alasan kenapa tiba-tiba jauhin gue kayak gini?" Tanya dara, setelah beberapa kali bertanya dengan pertanyaan yang sama namun tak ada jawaban dari kedua sahabatnya.

" Kesalahan gue dimana? Jelasin dan jangan buat gue bingung kayak gini"

Masih tetap sama tak ada menjawab. Dara benar-benar lelah, bertanya untuk menemukan jawaban tapi percuma karena mereka berdua hanya diam membisu.

Sekali lagi dara menghela nafas, " gue udah cape, percuma gue minta jawaban sama kalian. Kalau itu memang yang kalian inginkan. Ok, gue menyerah dan sekarang semuanya terserah kalian" jelas dara berdiri keluar dari kelas meninggalkan Nada dan Nala yang sama sekalipun tak menatap kepergiannya. Bahkan dara tak
Perduli, jika sedari tadi seseorang mendengar ucapannya di balik pintu.

Keluar dari  area kampus, hati dara saat ini butuh penenang. Mungkin sebentar lagi gadis itu akan menangis. Bukan sebentar, karena nyatanya gadis itu memang sudah menangis.

" Dara," panggilnya. Ternyata orang tersebut mengikuti dara sedari tadi, sampai dara berhenti di pinggir jalan. Dara tak berbalik

" Lo boleh peluk gue Dar," ucapnya pada dara

Gadis itu menyeka air matanya, menatap seseorang yang saat ini ada di hadapannya. Seseorang yang menawarkan sebuah pelukan padanya, " gak perlu FA, gue baik-baik aja kok" ucapnya tak ingin terlihat lemah dan berusaha tersenyum.

FA, dia Asyifa. Teman kelas dara. Mereka tak cukup dekat. Namun saling mengenal. Asyifa yang tak sengaja mendengar ucapan dara di kelas. " Dar, Lo gak perlu nutupin ini. Gue tau Lo gak baik-baik aja saat ini. Gue memang gak tau masalah kalian apa. Tapi seenggaknya gue peka dara kalau hati Lo gak baik-baik aja. " Jelasnya

" Peluk gue " sambungnya merentangkan kedua tangannya.

Dara terdiam, memandang ke arah dua tangan Asyifa, tanpa mengatakan apapun dara berhambur kepelukannya. Hanya terdengar suara tangisan kecil. Rupanya dara berusaha menahan agar tangisan nya tak peccah.

Asyifa mengusap punggung dara dengan pelan, berusaha menenangkan teman kelasnya itu. " Gue cuma bisa lakuin ini sama Lo, maaf gue gak bisa bantu Lo Dar, " ucapnya.

Dara menggeleng dalam pelukan Asyifa, " ini udah lebih dari cukup FA, " jawabnya.

Lama menenangkan dara, pelukan mereka berdua akhirnya terlepas. " Lo gak mau cerita sama gue? Mungkin dengan begitu Lo bisa sedikit lega Dar" usul Asyifa

Dara menggeleng dan tersenyum, " gak perlu, gue udah baikan kok. " Tolaknya

Asyifa mengangguk. " Mau pulang bareng?" Tawarnya

Heart Choice (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang