Bab 24; sakit perut

13 0 0
                                    

°💜💜°

Dara baru saja selesai dengan kuliahnya, keluar dari kelas melewati Nada dan Nala yang masih duduk berdua sedang mengobrol.

Diluar ternyata Harlen sedang menunggunya, Melihat Dara yang keluar dari kelas, Harlen menghampiri gadis itu dengan senyuman manis di wajahnya. Tampak senang melihat Dara, " Hay," sapa Harlen

" Hay"

" Udah lama?" Tanya Dara

" Dikit, tapi gak masalah. Yang penting gue udah ketemu sama Lo" jawab Harlen

" Hah! Ketemu gue? Lo mau ngomong sesuatu?" Tanya Dara lagi.

Harlen mengangguk, " ikut gue yuk" ajaknya menarik tangan Dara dengan pelan. Membawa gadis itu pergi dari sana. Langkahnya menuju ke parkiran. Sampai disana, harlen menyuruh Dara untuk masuk ke mobil. Dara pun masuk ke dalam, Harlen ikut menyusul.

" Kita mau kemana?" Tanya Dara bingung. Pasalnya harlen tak mengatakan hanya menariknya begitu saja.

" Jalan-jalan, temenin gue" jawabnya menyalakan mobil, pergi dari area kampus.

Dara tak menjawab lagi, hanya duduk diam. Sampai mobil harlen terhenti di sebuah kafe, membuka pintu mobil, diikuti Dara yang juga turun. Harlen menggandeng tangan Dara berjalan masuk ke dalam. Membawa Dara untuk duduk di salah satu kursi.

" Duduk" ucapnya pada Dara. Dara pun duduk.

" Mau pesan apa?" Tanya harlen yang ikut duduk di hadapan Dara.

" Pesan bakso aja ya, minumnya jus jeruk " pinta Dara

Harlen tersenyum mengangguk. " Tunggu bentar, gue pesenin" berdiri meninggalkan Dara. Hanya sebentar, harlen kembali menghampiri Dara.

Tak lama setelahnya, pesanan mereka datang. Menu di letakkan di depan masing-masing, Dara dengan bakso serta jus jeruknya, sedangkan Harlen dengan keripik pisang dan kentang serta  minuman greentea.

Dara tampak lapar, saat melihat warna kemerahan bakso di depannya. Sangat mengunggah selera, bisa di katakan Dara adalah tipe gadis penyuka rasa pedas.

" Makan Dar, lapar kan habis kuliah" ucap Harlen mengambil satu keripik pisang.

Dara tak menunggu lama lagi, gadis itu meraih sambal, menuang ke mangkuk bakso yang sebelumnya sudah memerah. Selesai itu, Dara mulai mencicipi dan rasanya pas di lidah, rasa pedas kesukaan seorang Dara.

" Enak?" Tanya Harlen

Dara mengangguk, " enak bangat, apalagi pedas gini itu rasanya mantap tau gak" jelas Dara mulai menikmati baksonya. Sedangkan Harlen sibuk memandangi wajah Dara yang sedang makan.

Fokus menikmati rasa baksonya, Dara berhenti mengunyah saat sebuah jari tangan Harlen mengusap dagunya lembut, Dara mengangkat wajahnya, menatap ke arah Harlen. " Lo belepotan" ucap Harlen masih dengan lembut mengusap dagu Dara.

" Makasi Len" ucap Dara sedikit canggung.

Harlen mengangguk, " Lo lucu kalau makan" jujurnya. " Kayak anak kecil, tapi keliatan imut." Sambung Harlen.

" Emang gitu? Serius?" Tanya Dara

" Serius bangat malahan, hati gue kayaknya gak salah udah milih Lo" ungkap Harlen.

" Dara" panggilnya

" Hmmm!"

" Sampai kapan gue harus nunggu Lo? Gue gak bisa Lo gantungin kayak gini Dar" tanya Harlen

" Maaf Len, bukan waktu sebentar buat gue bisa suka sama seseorang" jawab Dara. Bahkan sampai saat ini dia tak yakin, perasaan dan hati dia milik siapa.

Heart Choice (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang