Bab 12; jalan-jalan

12 0 0
                                    

°💜💜°

Pagi ini dara dikejutkan dengan kedatangan harlen ke rumahnya secara tiba-tiba. Bermaksud untuk meminta izin pada kedua orang tua dara, membawa dara untuk sekedar jalan-jalan.

Setelah berpamitan, mereka berdua pun pergi dari sana. Dara sama sekali tidak tau Harlen akan membawa dia kemana, ingin bertanya namun malas juga rasanya.

" Dar, Lo gak marah kan tiba-tiba gue jemput kayak tadi?" Tanya Harlen memecah keheningan. Saat ini harlen menggunakan mobil.

Dara menggeleng, " santai, cuma kaget dikit"

" Tapi hari ini Lo gak ada kuliah kan?"

Dara mengangguk, " gak ada"

Mendengar jawaban dara, harlen tersenyum senang, " yes, kalau gitu seharian temenin gue ya."

Dara menoleh, " ha, seharian? Maksudnya sampai malam gitu?"

" Kenapa? Lo ada urusan ya?"

" Nggak bukan gitu, cuma ya kita ngapain seharian terus mau kemana sih Len?"

" Lo gak mau ya gue ajak jalan?"

" Bukan gitu, maksudnya gini,,,,,," ucapan dara terhenti.

" Gue tau, Lo sebenarnya terpaksa kan jalan sama gue. Gue tau itu dara meski pun Lo gak bilang tapi ucapan Lo barusan itu kek seakan-akan memang Lo terpaksa" jelas harlen menimbulkan kesalahpahaman.

" Gak gitu harlen, Lo salah paham"

Harlen memberhentikan mobilnya, " Ra, gimana caranya gue buktiin soal perasaan suka gue ke Lo kalau Lo aja gak mau terbuka sama gue, gimana caranya gue buktiin itu kalau cuma sekedar jalan aja kayak gini Lo terpaksa. " Jelas harlen lagi.

Dara yang mendengar ucapan Harlen merasa tak terima, bagaimana harlen berpikir bahwa dia terpaksa, dia hanya sekedar bertanya, seharian bersamanya memang mereka mau kemana. Dara diam, jika terus menyela maka besar kemungkinan mereka akan bertengkar.

Harlen menghela nafas kasar, menyadari sikapnya tadi membuat nya menoleh, menggenggam tangan dara pelan. Sedikit membuat dara terkejut, saling menatap satu sama lain, pandangan harlen berubah lembut, " gue minta maaf, please maafin gue dara." Ucapnya pelan.

Sedangkan dara tak menjawab, gadis itu hanya mengangguk pelan. Lalu melepaskan tangannya dari genggaman harlen. Pandangannya kini menoleh ke luar jendela kaca mobil. Merasakan Harlen kembali menjalankan mobilnya.

" Gue belum sarapan tadi, nyari makan dulu mau gak?" Tanya Harlen.

" Boleh,"

" Menurut Lo tempat makan yang enak dimana? Atau yang Lo suka?" Tanya Harlen lagi dengan suara yang lembut.

Dara yang peka akan sikap harlen, mencoba untuk terlihat tenang, dia menoleh dan tersenyum, " gue ada sih tempat makan enak, tapi di pinggir jalan, mau gak?" Tawar dara

" Gimana kalau di tempat yang sering gue tempati, makanan disana enak-enak kok" ucap harlen

" Ya udah," jawab dara.

Dara tak bersuara lagi, sampai mobil harlen berhenti di sebuah kafe. Ya, harlen membawa dara ke kafe. Turun dari mobil bersamaan dengan harlen, mengikuti harlen masuk ke dalam. Duduk di salah satu tempat.

" Mau pesan apa dara?" Tanya Harlen memberikan daftar menunya pada dara.

Dara pun mulai melihat segala jenis menu yang tertera, sedikit bingung dengan yang ingin dia pesan, " sandwich aja kali ya." Ucapnya menunjuk salah satu menu.

Heart Choice (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang