Hai-hai para readers cantik 💗
Gimana malam ini, sehat-sehat gak?
-
Pas banget ya, malam-malam up tentang malam, xixi
-
Selamat membaca....≈DD≈
"Ini semua uang nya dari mana, ma?"
"Ini semua dari hasil kerja malam mama, Al. Kenapa? Kamu gak suka liat mama banyak uang dan bisa beli barang-barang mahal seperti ini?"
Alda menggeleng cepat. "Gak kok, ma. Alda senang banget liat mama bahagia seperti ini."
Yuka tersenyum gembira. Ia mengeluarkan beberapa barangnya. "Ini buat kamu, Al."
Alda mengerutkan keningnya. Bukan dirinya sudah membeli beberapa barang juga. Kenapa mama nya memberi barang pilihannya? "Kan aku udah ada. Baju, tas dan lainnya tadi."
"Iya. Mama juga pilihin beberapa baju buat kamu." Yuka menyondorkan tiga paper bag pada Alda. "Ambil, Al."
Alda mengambilnya dengan agak ragu. Tapi, melihat wajah berseri mamanya sangat membuat perasaannya ikut berseri. "Makasih, ma."
"Oh, ya. Mama ke kamar dulu. Soalnya, nanti ada orang spesial yang butuh mama." Yuka membereskan beberapa barangnya dan masuk kedalam kamarnya.
Alda hanya mengangguk dan juga ikut masuk kedalam kamarnya dengan beberapa belanjaannya. Hari ini, begitu melelahkan baginya. Tanpa bersih-bersih, Alda langsung memenjamkan matanya dengan rebahan yang terasa nikmat setelah sehari tak berhenti bergerak.
≈DD≈
Jam dinding yang berada diruang tamu besar kediaman Alvin kini menunjukkan pukul 09:12. Alvin yang merasa kurang enak badan itu memilih menonton televisi yang berada diruang tamu ditemani secangkir susu hangat bikinannya sendiri. Karena, dirumah itu tidak ada art yang bisa disuruh.
"Kenapa gak tidur aja, Vin?" tukas sang papa yang tiba-tiba muncul dengan setelan baju yang rapi.
"Gak bisa, pa."
"Suruh siapa main hujan-hujanan. Gini kan? Atau papa panggilin dokter suruh kesini. Soalnya kalok kerumah sakit sekarang papa gak bisa, gimana?" tanya Weldy sambil membenarkan dasi yang melingkar di lehernya.
"Gak usah kali, pa. Nanti sehat juga kok. Lagian papa mau kemana?" Alvin mendongak menatap papa.
Weldy tersenyum simpul. "Biasa. Menuhin kebutuhan batin papa." Weldy terkekeh kecil melihat tatapan malas Alvin.
"Ke hotel Kirana?"
"Ya iyalah lah, Vin. Tapi kali ini beda. Papa udah pesan langsung dengan pilihan yang gak main-main. Meskipun, juga seumuran sama papa tapi muda dan seksi banget. Ya, papa juga bayar mahal sama yang ini. Karena, dia jarang ngejual di hotel Kirana," tutur Weldy dengan semangat.
"Cih. Sama-sama tante juga kan?" Alvin bergidik malas.
"Mau ikut gak? Nanti papa cariin yang baik juga."
"Gak ah pa. Gak mau," tolak Alvin mentah-mentah.
"Katanya nemu pacar baru. Kenapa gak ketemu dia aja. Soalnya papa pikir, kamu ini bukan sakit fisik tapi sama-sama kurang puas dalam batin," kekeh papanya.
Alvin merenung sejenak atas ucapan papanya. Apa benar, apa yang dikatakan papanya. Jika dia memang kurang puas atas diri Alda.
"Jangan banyak mikir. Nanti kalok mau keluar jangan lupa pakek jaket, soalnya cuaca masih dingin banget." Setelah mengucapkan itu Weldy keluar dari rumahnya dengan ukiran senyum tidak sabar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA DIRI DAN DURI
Подростковая литератураPerubahan mulai terjadi dalam kehidupan Alda. Mulai dari harta dan keimanannya. Pada umur yang masih labil, ia sudah menjalani kehidupan dengan keadaan orang tuanya yang berpisah. Awalnya Alda berpikir bahwa lelaki paling berengsek adalah Papa nya...