5. HUJAN BAGI ALDA

9 4 10
                                    

Hujan itu telah datang. Hujan yang selama ini ku nantikan sekarang sudah berada digenggaman ku, Alvin.
~Giralda Khaula Nuha

Aku tidak tahu ini rasa atau hanya hasrat belaka.
~Alvin Xeon Jakson

DD


Alvin mengangkat bahunya. "Hm. Apa ya?" balasnya dengan memegang kedua bahu Alda dan menjalankan kedua tangannya pada leher Alda dengan senyuman miring.

"Alvin. Ish. Geli tau," tutur Alda dengan mengerucutkan bibirnya.

Alvin makin melebarkan senyum ketika melihat bibir ranum itu maju beberapa senti. Ia kembali menjalankan tangannya mengelus tengkuk Alda sehingga membuat Alda ngeliat dan makin menonjolkan dada. Tanpa menunggu lama-lama, Alvin mendekat kan wajahnya dengan memiringkan kepalanya.

"Mau apa, hah?" Alda yang masih mengira Alvin hanya bercanda dan mencoba menggoda nya itu tidak terlalu memikirkan apa yang akan Alvin perbuat pada nya.

Merasakan nafas Alda membuat hasrat Alvin makin mengubun. "Mau kamu dan kamu," ucap Alvin lalu mendarat kan satu kecupan singkat pada bibir Alda.

Alda melebarkan matanya. Ia segera memegangi bibirnya. Tapi, bukan Alvin jika berhenti disitu saja. Alvin mengambil tangan Alda yang memegangi bibir nya itu lalu meletakkan nya di dada miliknya. "Rasakan detak jantungku itu. Di setiap detak itu terselip namamu, Alda." Ucapan manis Alvin mampu membuat Alda makin meleleh. Kali ini Alda tidak lagi terkejut ketika Alvin kembali mendaratkan kecupan singkat. Menurutnya, ini adalah hak Alvin sebagai kekasihnya saat ini.

Melihat Alda yang juga menikmatinya. Alvin makin gencar melakukan aksinya. Kali ketiganya, Alvin tidak mendaratkan kecupan singkat. Akan tetapi, melumat bibir Alda dengan penuh semangat.

Alda meremas bahu Alvin. Karena, kekasihnya itu tidak memberinya celah untuk bernafas.

Dan Alvin pun menyadari jika Alda kehabisan oksigen. Karena itu, dirinya menghentikan lumatan pada bibir ranum Alda. "Kenapa? Hm," tanya Alvin dengan mengusap lembut bibir Alda.

Alda mengambil nafas berkali-kali. Sungguh, Alvin menghisap habis oksigen dalam mulutnya. Dia sekarang memegang bibir yang tadi dilumat oleh Alvin. "Kamu tahu gak?"

Alvin hanya mengangkat alisnya sebagai balasan.

"Itu first kiss aku," jawab Alda merasa kikuk. Alvin adalah lelaki yang berhasil mengambil ciuman pertama nya.

Alvin mengulum senyum. "Dan itu memang hak aku kan sebagai kekasih kamu?" Ia merapikan rambut Alda dengan jepit yang masih tersemat di sana.

Alda mengangguk malu. Memang benar apa yang dikatakan oleh Alvin. Dirinya sekarang adalah milik Alvin, lelaki yang kali ini ia cintai. Jadi gini rasanya ciuman bagi Alda. Pantesan, mamanya pun seperti sangat menyukai hal ini. Ngomong-ngomong tentang mama, ada yang mengganjal dalam perasaan Alda. Ya, Alda sudah ingkar janji, ia melupakan janji nya untuk segera pulang.

Alvin kembali membekap pipi Alda dengan kedua tangannya. Baginya, satu lumatan saja tidak membuat hasratnya reda. Masih merasa kurang puas, Alvin kembali ingin menyentuhkan bibir tipis miliknya pada bibir yang masih belum kering, milik Alda.

Masih dalam toilet umum itu. Alda mendorong pelan bahu Alvin, membuat jarak diantara dia dan Alvin. "Vin. Aku harus cepat pulang!"

"Kenapa?" sanggah nya cepat. Mendengar penolakan tanpa kata tolakan itu membuat ia lesu. Ya, Alvin berusaha tersenyum meskipun masih kurang puas pada saat ini.

"Aku lupa ada janji sama mama."

DD

"Iya halo," balas Yuka dengan menempelkan gadget pada telinga miliknya.

ANTARA DIRI DAN DURITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang