18. PANTAI

5 2 0
                                        

Apa benar, dia senja nya? Kenapa disaat aku menunggu sang senja, dia yang datang?! Apakah semesta mentakdirkan dia untuk ku?
~Giralda Khaula Nuha

DD

"Al, nyebur, yuk!" Andrina menarik tangan Alda agar mau ikut nyebur dengannya di tepi pantai.

"Gak ah! Airnya kek nya panas, And," tolak Alda dengan ikut duduk bersama Rere di gardu kecil.

Cuaca siang ini sangat panas. Setelah beberapa hari Alda pindah ke kompleks perumahan sahabatnya, ia memilih untuk hari ini mengajak sahabatnya berlibur ke pantai untuk menikmati liburan sekolahnya juga menepati janjinya sebagai ganti dari acara makan-makan yang batal.

"Ah, Alda mah gitu," celoteh Andrina dengan membekap dadanya.

"Mandi sendiri, lah. Gak usah manja, kan udah gede!" semprot Rere.

"Ish!" balas Andrina memanyunkan bibirnya. "Andai ada Dafa. Pasti dia nurutin semua apa yang aku mau," ujar Andrina dengan wajah merengut.

"Tapi, sayangnya gak ada!" lanjut Rere membuat Andrina geming.

"Udah, Re! Liat tuh wajah Andrina," kekeh Alda.

"Gezz, beli es kelapa aja yuk," ajak Giska yang baru saja nongol karena sedari tadi, dia hanya sibuk memotret keindahan pantai.

"Ayok!" balas Alda dengan semangat. Tenggorokannya serasa sangat kering berada di bawah terik matahari yang begitu menyengat.

Keempat gadis itu menuju pada warung yang menyediakan es kelapa yang teramat terlihat sangat segar.

"Pak, es nya empat!" seru Giska dan duduk di bawah teduhan yang sudah di sediakan.

"Kita ke hotel saja habis ini," ujar Rere mengibaskan topinya pada wajahnya yang berkeringat. Mereka berempat memesan satu kamar hotel yang berada di samping pantai. Kenapa begitu? Karena mereka ingin bermalam di suasana pantai menikmati suara ombak.

"Jangan! Gue ajak kalian ke sini, tuh, biar nungguin senja dan nikmatin kecantikannya," potong Alda sebelum yang lainnya mengangguk.

Rere menghela. "Panas, Al."

"Kalok panas, kita berenang aja, mau kan, Re," sahut Andrina dengan mata yang berbinar.

"Gak ah. Airnya itu pasti panas," tolak Rere mentah-mentah.

"Gak kok. Kalok di tengahnya gak panas!" sarkas Andrina.

"Kalok ada ular, gimana?" sambut Rere dengan wajah yang agak takut.

"Gak akan, Re!"

"Ini neng. Es degannya," tutur bapak-bapak yang menjual es kelapa.

Keempat gadis itu langsung diam dan menikmati es degan yang begitu menyegarkan tenggorokan.

DD

"Tumben lo ngajak kita jalan-jalan?" celetuk Kovalex pada Alvin yang duduk santai dengan kemudinya.

Alvin nyengir kuda. Ia juga mempunyai maksud lain selain mengajak teman-teman SMP nya jalan-jalan. Ada tujuan utama yang lebih penting baginya. Tapi untuk mencapainya, ia harus meminta bantuan dengan hadirnya ketiga teman nya. "Papa gue lagi baik aja beri gue rupiah banyak. Jadi, gue ajak kalian nginep di hotel pinggir pantai yang sekarang lagi heboh nya. Kapan lagi, coba? Takut kita gak ketemu lagi setelah ini!"

ANTARA DIRI DAN DURITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang