16. RELIABLE PLAYER

4 3 1
                                    

Allαh tidαk αkαn menciptαkαn rαsα sedih tαnpα merencαnαkαn kebαhαgiααn selαnjutnyα.
~Akmal Sholehuddin

DD


"Loh, kenapa asin gini mukanya?" ujar Yuka dengan menarik Alda dalam rengkuhannya.

"It's okay, ma."

"Loh, jangan gitu, dong. Galau? Karena cinta beneran sama guru, itu?"

Alda melongo dan segera menggeleng cepat. "No no no, ma! Mana mungkin bisa?!"

Yuka tertawa. "Terus, kenapa?" godanya dengan tersenyum tipis.

"Mas Ex sama cewek lain."

Spontan Yuka membuka mulutnya, menganga menahan tawa. Jadi selama ini Alda masih belum move on dari pacar pertamanya, Alvin?

"Ish, mama malah ketawa." Alda keluar dari dekapan Yuka dengan wajah yang ia tekuk.

"Iya-iya, maaf sayang. Makanya kamu, sih. Udah berapa cowok yang kamu deketin selama ini, coba? Yang lebih handsome dan kaya dari Alvin? Kenapa harus buang-buang waktu buat nyimpen rasa sama dia? Buat apa, hm?"

Ucapan Yuka memang benar. Selama ia putus dari Alvin dan memutuskan untuk menjadi seperti Yuka, ia tidak pernah kekurangan apapun. Cowok tampan selalu mengitarinya. Barang-barang branded selalu gampang ia miliki dengan membayar satu ciuman atau pelukan. Tapi, melupakan Alvin tidak semudah membalikkan telapak tangan! Tidak segampang apa yang Yuka ucapkan! Ia bukan Yuka yang gampang menghempas nama papa nya dari hatinya.

Melihat Alda yang tidak membalas, Yuka beralih memberikan map cokelat untuk Alda.

Alda menatap Yuka dengan kerutan keningnya. "Apa ini, ma?"

"Buka saja."

Alda membuka map itu dan membaca kertas putih di dalamnya dengan seksama.

"Gimana, Alda suka, kan?" sambut Yuka dengan menyeringai.

"Kita punya rumah sendiri, ma?" koreksi Alda takut salah menduga setelah membaca surat yang nyatanya sertifikat rumah.

Yuka mengangguk sambil tersenyum lebar.

Refleks, Alda memeluk Yuka erat. "Aaa, Alda seneng banget, ma...."

"Yaudah, sekarang langsung pindah."

"Sekarang, ma?" ulang Alda yang masih tidak percaya.

"Iya, sayang."

Alda yang baru menghampiri Yuka di kursi wali murid dengan wajah sedih, kini berubah menjadi bersemangat pasca ucapan Yuka. "Let's go!"

Yuka menarik sudut bibirnya dan mengalungkan tas kuning miliknya pada lengannya yang bening dan berdiri untuk pulang bersama Alda. Setelah berbincang banyak dengan Weldy yang sudah ketiga kalinya ia bertemu dengan pria itu, banyak informasi yang Yuka dapatkan dari Weldy. Mulai dari bisnis, tentang pengalaman Weldy yang kurang puas di hotel Kirana dan bahkan tentang Alvin yang baru Yuka ketahui bahwa anak dari konglomerat itu.

"Emang siapa anak kamu, mas?" tanyanya dengan elegan.

"Alvin Xeon Jakson."

"Hah? Al-vin?"

"Iya. Kenapa? Kamu kenal?"

"Gak, sih. Cuman pernah denger aja namanya," kekeh Yuka berusaha untuk tidak memberi tahu Weldy bahwa Alvin adalah penyebab anaknya sakit hati.

ANTARA DIRI DAN DURITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang