≈DD≈
"Ih, Alda renang lagi, gak bilang-bilang," rajuk Andrina dengan duduk di tepi kasur, karena tadi melihat sekujur tubuh Alda yang basah.
Alda terkekeh. "Kan udah ada Dafa, And. Mending ajak dia nyebur malam ini. Air malam lebih nikmat, loh, And," papar nya yang duduk di sofa, sedang merias diri di depan cermin berbentuk persegi kecil yang ia bawa.
"Sekalian gak usah balik, jadi mermaid sono!" Rere memang lebih baik diam. Karena, sederet kalimat nya tidak akan menjadi kalimat jika tidak menusuk bagi Andrina.
"Takut kamu rindu."
Rere berdecih. Ia lanjut mengetik sesuatu pada makhluk tercintanya. Tolong digaris bawahi bahwa Rere berubah drastis dengan kalimat lebay yang ia ketik, berbeda dengan kalimat tajam barusan.
"Lo gak diapa-apain, kan, sama Alvin?" Akhirnya Giska angkat bicara sejak sedari tadi diam.
Alda menggeleng sambil memolesi bibirnya. Terlihat seperti acuh atas pertanyaan Giska. Ekspresi bahagia menghiasi wajah cantiknya.
"Tapi, lo kok seneng banget, Al? Emang lo apain Alvin? Sampek lo puas kek gini?" Tidak puas dengan jawaban Alda membuat Giska terus mencecarnya dengan berbagai pertanyaan.
"Jadian."
"APA?!" kompak ketiganya dengan melotot hingga mata mereka hampir keluar.
"Lo gila, Al!" protes Rere dengan menghempaskan ponselnya asal di kasur.
"Kamu jadian lagi sama Alvin, Al?" sambung Andrina tidak percaya.
"Lo kok terima aja, sih, Al?" timpal Giska dengan gelengan kepala.
Alda menghembuskan nafas. Ia meletakkan cerminnya dan mendekat pada ketiga temannya yang berada di atas kasur. "Gue masih cinta sama Alvin, guys."
"Tapi, lo lupa apa yang dia lakuin ke lo?" lanjut Giska dengan nafas yang bergemuruh. Bukannya ia tidak suka, tapi ia tidak mau Alda masuk kedalam lubang yang sama. Ia lebih support Alda menjadikan semua jantan sebagai mainan dari pada dirinya yang dia jadikan mainan. Ia yakin jika Alda hanya sebatas mainan Alvin.
"Dia nyakitin lo, Al. Dia hanya jadikan lo pemuas nafsu belaka," lanjutnya dengan wajah teduh. Giska sangat tahu siapa Alvin, ia sudah berkali-kali melihat cowok itu gonta-ganti pacar ketika sudah putus dari Alda. Dan pernyataan sudah jelas dari salah satu mantan Alvin, yang menyatakan bahwa sikap Alvin itu sudah dari dulu, sejak Alvin menginjakkan kakinya masuk SMP. Jadi, tidak berkemungkinan bahwa kali ini Alda juga masih dalam mangsanya. Karena ia percaya, bahwa Alvin makin terpana akan kecantikan wajah dan tubuh Alda yang mulai berkembang.
"Dia nyesel, Gis. Lagian gak apa-apa kan kalok gue beri dia kesempatan kedua? Rere aja bisa buka hati sama Devan. Masa gue gak boleh," ungkap Alda.
"Tapi, Devan itu orang lain, Al," sambung Giska.
Sedangkan Rere. Dia geming dengan ucapan Alda. Ia tidak mau mengekang Alda dekat dengan siapa. Ia takut jika nanti akan mengancam hubungannya dengan sang kutub.
Jika Andrina, ia tidak tahu harus bicara apa. Sedangkan isi otaknya hanya sampai disitu. Pemikirannya tidak terlalu luas hingga ia bisa mudah mengerti apa yang diucapkan Giska dan Alda.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA DIRI DAN DURI
Ficção AdolescentePerubahan mulai terjadi dalam kehidupan Alda. Mulai dari harta dan keimanannya. Pada umur yang masih labil, ia sudah menjalani kehidupan dengan keadaan orang tuanya yang berpisah. Awalnya Alda berpikir bahwa lelaki paling berengsek adalah Papa nya...