Hai readers-readers cantik!!
Absen menurut emot kelima dalam keyboard kaliannnn
Dan mana, nih, emot love oranye buat Alda yang suka senja....
[Bintang dan komen kalian adalah penyemangat terindah]
-
HAPPY READING 🌻
Ternyata semesta masih tidak membiarkanku lepas dari orang-orang sialan seperti mereka
~Giralda Khaula Nuha≈DD≈
Pelajaran yang paling memuakkan bagi Alda sudah selesai. Kini dia dan ketiganya sedang menikmati jam istirahat dengan memanjakan perut mereka. Tapi, tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba punggung Alda terasa basah dan panas.
"Aww!" ringis Alda saat kuah bakso mengenai punggungnya.
Rere, Giska dan Andrina pun ikut kaget dan berdiri dari tempat duduknya.
"Upss, sengaja," kekeh Bela tanpa dosa.
Alda membalikkan badannya dan menatap Bela dengan tajam. "Crazy!!" Umpatan dengan bahasa Inggris itu, menghiasi pembalasan Alda dengan menyiramkan sisa kuah bakso yang masih berada di genggaman Bela pada bagian perut Bela.
Rasa perih menjalar pada bagian perut Bela. "Anjing!"
Alda tersenyum menang. "Panas? Sama, Bab!"
"HAHA, pusar lo keliatan, njir!" teriak Giska membuat atensi seisi kantin tertuju pada perut Bela yang nerawang. Ada sebagian yang langsung menertawainya, dan ada juga yang terkekeh sembunyi karena takut.
"SIALAN LO!!" raung Bela dan ingin melayangkan tangannya.
Tapi, ucapan seseorang menggagalkan niat Bela.
"Ngapain, sih, Bel. Ladenin, adek kelas?"
Bela membulatkan mata ketika mendengar suara gadis yang menjadi ketua dari gangnya. "A-Angel?" Bela gelagapan dan berbalik tubuh.
Mendengar nama tidak asing itu, Alda mencari sosok itu yang ternyata berada di belakang tubuh gang Bela. Dan benar, dia adalah Angel—sepupu Alvin.
"Ka-pan sekolah? Tadi jam awal gak ada," tanya Bela menstabilkan wajahnya.
"Baru berangkat, soalnya baru sampai ke Indonesia," jawab Angel dan sedikit melongo saat melihat Alda tapi berusaha tetap tenang. Lalu mengalihkan atensinya pada perut Bela yang basah.
"Owalah, langsung ke kantin?" lanjut Bela.
"Nggak, sih. Tapi, Alan bilang kalian ribut-ribut di kantin, karena ada adek kelas yang sok cantik, bener gak, sih?" ucapan Angel penuh penekanan dengan tatapan mata melirik pada Alda.
Bela menunjuk diri Alda dengan jari tengah nya. "Dia!"
Tapi dengan songongnya, Angel tertawa dan berdecih remeh. "Let's go kelas!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA DIRI DAN DURI
Teen FictionPerubahan mulai terjadi dalam kehidupan Alda. Mulai dari harta dan keimanannya. Pada umur yang masih labil, ia sudah menjalani kehidupan dengan keadaan orang tuanya yang berpisah. Awalnya Alda berpikir bahwa lelaki paling berengsek adalah Papa nya...