~DD~
"Ma...." Alda memeluk tubuh mamanya dari samping. Ternyata mamanya lebih terluka darinya. Dirinya pikir, mamanya seorang yang kuat karena tidak pernah dirinya mendengar keluhan dari sang mama. Tapi, kali ini dia tahu betapa rapuhnya mamanya itu. Jika seandainya dia tahu, jika ucapannya akan menyakiti hati Yuka. Maka, dia akan memilih diam dan berpura-pura tidak tahu.
"Mama ngelakuin ini demi masa depan Alda.... Mama sayang Alda," isak Yuka dengan membalas pelukan anaknya. "Tapi, jika Alda gak mau mama kerja gini, mama akan berhenti."
Alda menggeleng kuat. "Nggak ma. Gak usah berhenti!"
Yuka mengusap air matanya. Dan menatap Alda, heran.
"Iya ma. Mama gak usah berhenti. Mama tetep kerja gini sebagai membalas rasa sakit mama yang disakiti oleh seorang pelacur." Kali ini, pikiran Alda berubah. Melihat isakan sang mama, yang menandakan seberapa besar dirinya terluka membuat Alda berpikir bahwa tindakan mamanya adalah benar. Dengan membalaskan dendam lewat lelaki lain.
Mendengar ketegasan Alda membuat Yuka kembali menangis haru. "Makasih sayang...." Tidak apalah anaknya melihat hal yang tidak pantas untuk dilihat bagi anak yang masih dibawah umur seperti Alda. Yang penting Alda mendukung penuh dirinya. Jadi, kali ini ia tidak usah menyembunyikan dan berhati-hati lagi karena takut ketahuan dari anaknya. Toh, anaknya sekarang sudah tahu dan mendukungnya. Ya, cuma jaga-jaga buat tetangga.
≈DD≈
Matahari sudah menghilang dan diganti dengan bulan yang malu-malu menampakkan dirinya. Ya, langit sudah berganti warna. Kini, lampu-lampu menyala di setiap rumah dan jalan begitupun di kontrakan milik Alda.
Alda sedang berdiri didepan cermin dengan tersenyum sumringah karena baru kali ini ia merasakan hal berbeda dari dunianya. Alda memoles bibir ranumnya dengan lip tint agar tidak terlalu pucat. Dan itupun menjadi finalis dari hiasan diwajahnya. Kali ini dirinya mengenakan dress abu-abu panjang selutut, baju yang ia kenakan ketepatan di ulang tahunnya beberapa bulan lalu, sebelum orang tua resmi berpisah. Mungkin, ulang tahun itu menjadi ulang tahun terakhir bersama sang papa. Tapi ya sudahlah, kali ini Alda tidak ingin bernostalgia dengan masa lalu. Kali ini, ia harus terlihat sempurna dimata Alvin, cowok yang baru saja memikat hati nya.
"Alda." Ketokan pintu kamarnya membuat lamunan akan hal nanti bersama Alvin, buyar. Ya, Yuka memanggil sang anak.
"Iya, ma," balas Alda segera membuka pintu. Dan terlihat mamanya yang sama hal rapi sepertinya. "Loh, mama mau kemana?"
Dengan rambut panjang yang di biarkan bebas tanpa ikat itu sangat membuat Yuka menarik. Ditambah lagi, celana jeans dengan baju rajut yang menempel ngetat di pinggangnya dan di bagian dada agak terlihat, membuat ia terkesan seperti anak muda. "Kamu sendiri mau kemana?"
Alda tersipu malu untuk mengakui jika dirinya akan ngedate. "Em...." Alda menundukkan pandangan, menatap sandal heels yang mama nya kenakan dengan tersenyum-senyum.
Yuka mengerti akan sifat anak cewek jika seperti itu. Ia mengangkat dagu Alda agar menatap nya. "Yaudah gapapa. Sana pergi."
Alda melebarkan matanya dengan tersenyum lebar. "Gak akan lama kok, ma. Sama Giska dan yang lain kok. Mama gak usah khawatir."
Yuka mengangguk. "Iya. Gak papa kok. Pacaran juga gak apa-apa."
Alda makin melebarkan senyumnya. Mamanya sangat mendukungnya. "Yaudah Alda berangkat dulu. Bye, ma." Alda melambaikan tangannya dan segera keluar dengan hati yang sangat bahagia. Ia pikir, ia harus membujuk mamanya untuk bisa ngedate. Tapi, ini sangat mudah baginya. Mamanya langsung mengizinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA DIRI DAN DURI
Novela JuvenilPerubahan mulai terjadi dalam kehidupan Alda. Mulai dari harta dan keimanannya. Pada umur yang masih labil, ia sudah menjalani kehidupan dengan keadaan orang tuanya yang berpisah. Awalnya Alda berpikir bahwa lelaki paling berengsek adalah Papa nya...