≈DD≈
"Para hadirin sekalian dimohon untuk mendatangkan tempat. Karena, acara tiup lilin akan dilaksanakan."
Ucapan wanita yang bertugas sebagai MC di acara malam ini meruap ke penjuru ruangan. Alda dan yang lainnya yang masih berdiri di tempat masuk itu segera mengikuti ucapan MC.
"Ayo masuk! Gandeng tangan aku," ucap Alvin yang diangguki oleh Alda.
Alvin beralih pada teman-temannya. "Kalian ambil topeng disana!" tunjuk nya pada deretan meja yang berjejer topeng yang menjadi tema pada malam ini.
Semuanya beralih berpasangan. Kovalex dengan Giska, Dafa dengan Andrina dan Devan dengan Rere. Meskipun sangat terpaksa bagi Rere tapi tidak ada jalan lain selain ikut mengandeng tangan Devan seperti yang lainnya.
Keempat pasangan itu masuk ketempat lebar yang sudah dimasuki banyak orang yang tidak dikenal sama sekali oleh mereka selain Alvin.
Alvin melepas gandengan tangan Alda, pelan. "Aku kedepan dulu. Nemenin Angel tiup lilin," tutur nya dan pergi tanpa menunggu jawaban Alda.
Meskipun sebatas sepupu. Alda merasa tidak rela melepas Alvin. Tapi, bagaimana lagi. Alvin saja tidak menunggu jawabannya. Apa Alvin bisa nerima jika dirinya tidak mengizinkan Alvin? Menyuruh Alvin agar berdiri bersama. Tidak mungkin. Alvin tidak akan menurutinya. Ya, sekarang Alda berdiri sendiri menatap Angel yang tersenyum bahagia karena dikelilingi oleh keluarga yang menyayanginya. Meskipun Alda tidak mengenal Angel. Tapi, dia tahu jika gadis cantik bermata sipit dengan penampilan bagai sang putri kerajaan itu adalah Angel.
Tepuk tangan bertebaran dimana-mana. Semua orang menyaksikan betapa cantiknya Angel dengan gaun putih cantik di badannya. Dalam hati kecil Alda. Ia merindukan masa-masa ulang tahun bersama papa nya dulu yang tak kalah meriah dari ini. Menjadi objek yang ditonton oleh semua orang adalah sebuah hal yang ia rindukan.
"Baiklah. Sekarang waktunya potong kue. Mari kita saksikan gadis cantik bergaun putih indah ini memotong kue ulang tahun ke enam belas tahunnya."
Lagu ulang tahun mengitari Angel. Band music yang disewa termasuk kalangan band terkenal. Senyum indah tidak bosan-bosannya Angel tunjukkan. Setelah memotong kue besar itu, Angel memberikan suapan pertama pada ayah dan ibunya dan juga menyuapi Alvin yang berada disampingnya. Yaps, aksi itu sangat mampu membuat hati Alda ngilu melihat Alvin yang menebarkan senyum tipisnya dengan menyambut indah suapan Angel. Ditambah lagi, Alvin mengecup singkat pipi Angel.
"Itulah potong kue ulang tahun ke enam belas nona Angel. Acara kali ini, semua hadirin bisa untuk menikmati hidangan yang telah disajikan. Selamat menikmati."
Kali ini, MC pamit undur diri dari atas panggung indah itu, meninggalkan para anggota keluarga Angel beserta Alvin juga.
"Al. Kita makan disana, yuk!" ajak Andrina antusias. Sedangkan yang lain, sudah berada dimeja yang sudah disediakan bagi siapapun.
Alda menggeleng. "Gue nungguin Alvin, And. Kalian makan aja dulu."
Andrina tidak terlalu memikirkan Alda. Ia mengikuti kemauan Alda untuk makan terlebih dahulu.
Alda sangat menjadi sorotan diantara beberapa laki-laki yang tidak dikenalnya. Dengan kulit putih dan baju berwarna gelap sangat membuat ia terlihat berkilau diantara lampu warna-warni di ruangan itu.
"Hei. Lagi sendiri, nih? Bareng kita yuk!" seru laki-laki yang ia yakini teman sekolah Angel.
Alda menggeleng dan menghindar saat beberapa lelaki itu mendekatinya. Ia menepis pelan tangan dari salah satu dari mereka yang memegang pundaknya yang tidak tertutup. "Sorry."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA DIRI DAN DURI
Fiksi RemajaPerubahan mulai terjadi dalam kehidupan Alda. Mulai dari harta dan keimanannya. Pada umur yang masih labil, ia sudah menjalani kehidupan dengan keadaan orang tuanya yang berpisah. Awalnya Alda berpikir bahwa lelaki paling berengsek adalah Papa nya...