Inikah cinta? Akan melakukan apapun untuk orang yang dicinta.
~Giralda Khaula Nuha≈DD≈
Setelah dua hari tidak melihat sang kekasih. Alda merasa bahwa hubungannya tidak akan berselang lama. Setiap hari ia mencari keberadaan Alvin disekolah. Tapi, Alvin hanya ikut kelas lalu segera pulang. Ia mencoba menemui Alvin di jam istirahat. Tapi Istirahat pun, Alvin tidak diketahui keberadaannya. Bertanya pada teman-teman Alvin pun tidak ada gunanya, mereka sama-sama bungkam.
Hari keempat dia jadian dengan Alvin serta hari ketiga dia tidak bertemu sama sekali dengan Alvin. Terakhir ia bertemu, saat ia menghabiskan satu malam dengan Alvin. Pagi ini, Alda mengisi perutnya di kantin sekolah. Tanpa ditemani oleh siapapun. Kemarin, Giska memberi tahu nya bahwa Alvin adalah play boy. Giska mendapat berita dari sepupunya bahwa Alvin terkenal playboy disekolah sepupunya itu. Karena, sering memacari anak-anak yang terbilang menarik dalam waktu sekejap, dengan hubungan yang singkat. Dalam hati, Alda tidak ingin percaya. Tapi, mendengar kabar itu dari mulut sahabatnya membuat ia bimbang akan cinta Alvin.
"HUJAN INI AKAN JADI SAKSI CINTA KITA, ALDA! SUNGGUH. AKU BENAR-BENAR MENCINTAIMU DAN TIDAK AKAN MENINGGALKAN MU!"
Ucapan Alvin empat hari yang lalu itu masih tersimpan jelas di otak dan hati Alda. Bakso yang masih tersisa banyak itu sudah terasa dingin. Ya, Alda hanya menyuapkan dua tiga sendok saja kemulut nya. Mengingat Alvin kembali membuat selera makan nya hilang.
"Da." Suara yang sudah lama ia rindukan itu memanggilnya.
Alda menoleh dan mendapati Alvin yang berdiri dibelakangnya dengan lengkungan indah dibibir tipisnya. "Please. Jangan datang lagi," lirih Alda dan menarik kepalanya kembali. Ia sudah bosan dengan bayangan Alvin yang setiap datang ketika ia memikirkannya.
Alvin tersenyum tipis. Ia beralih duduk dihadapan Alda. "Gak rindu, nih, sama aku?" ujar Alvin.
Alda menghembuskan nafasnya gusar. "Bisa gak. Gak usah datang lagi? Oke. Aku janji gak bakal mikirin kamu lagi. Tapi, tolong. Jangan datang jika hanya bayangan semata."
Alvin terkekeh geli melihat Alda seperti orang gila yang berpikir bahwa dirinya adalah sebatas bayangan.
Alda sedikit mendelikkan matanya. "Ternyata halusinasi bisa terkekeh juga. Serasa nyata banget," gumamnya dengan tarikan nafas lesu.
Alvin mengambil tangan Alda dan menaruhnya di dada bidangnya yang terbalut seragam sekolah. "Masih pagi juga buat ngehalu."
Alda melongo saat tangannya merasakan detak jantung Alvin. Ini benar Alvin? Atau dirinya hanya bermimpi? Alda mencubit pahanya nya yang terbalut rok sekolah. Rasanya sakit. Ternyata benar. Ini bukan mimpi atau halusinasi. Ini benar Alvin, kekasihnya yang telah lama tidak menemuinya. "Kamu Al-vin?" tanya Alda ragu.
Sedangkan Alvin mengangguk mantap tanpa ragu. Ia kembali mengembalikan tangan Alda dan menyampingkan anak rambut Alda dengan halus. "Kenapa jepit hujannya gak dipake?"
Alda tersenyum bahagia. Akhirnya, Alvin menemuinya. Tapi, ada sedikit guratan kecewa dalam hati dan wajah Alda. Wajah tadi yang terpancar senyum kini berubah menjadi muram.
"Loh senyumnya kemana? Kok luntur? Senyum dong!" timpal Alvin.
Alda tersenyum menuruti permintaan Alvin. "Aku bahagia bisa ngobatin rasa rindu aku dengan kembali bertemu kamu. Tapi, kenapa kamu menghilang selama tiga hari belakangan ini? Lebih tepatnya mengindar." Dan ucapan kali ini melunturkan senyumnya. "Apa kamu udah bosen atau ada yang baru?" Alda tersenyum getir untuk akhir kalimatnya. Ia sedikit lega karena telah mengeluarkan unek-uneknya selama Alvin tidak menemuinya atau sekedar menghubunginya. Meskipun, masih banyak yang harus ia tanyakan pada Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA DIRI DAN DURI
Teen FictionPerubahan mulai terjadi dalam kehidupan Alda. Mulai dari harta dan keimanannya. Pada umur yang masih labil, ia sudah menjalani kehidupan dengan keadaan orang tuanya yang berpisah. Awalnya Alda berpikir bahwa lelaki paling berengsek adalah Papa nya...