≈DD≈Setelah dari liburan pantai, dan beberapa sisa liburan dengan menikmati masa muda dengan segala hal yang dilakukan. Dalam dua Minggu Alda sudah mengenakan seragam putih abu-abu, ia sudah menjadi anak SMA.
"Al, berangkat, yuk!" teriak Giska dari luar kediaman Alda.
Ketiga gadis itu berjalan dari rumahnya masing-masing dan menuju rumah Alda.
Alda sudah siap. Kini gadis cantik itu menuju halaman rumahnya untuk bertemu para sahabatnya dan berangkat sekolah dengan mobil mengkilap nya yang beberapa minggu kemarin dibelikan oleh salah satu lelaki yang sudah resmi berstatus mantan. "Yuk!"
"Tante Yuka mana?" tanya gadis dengan rambut sebahu itu, Giska.
"Masih kerja. Belum pulang."
Giska ber-oh saja.
Memang, ketiga sahabat Alda masih tidak mengetahui siapa Yuka dan apa pekerjaan Yuka. Alda masih merahasiakan tentang mamanya pada sahabatnya.
Semuanya masuk kedalam mobil merah Alda. Dengan santai, Alda menyetir kemudi mobil dengan baik. Selain dibelikan mobil, dia juga dapat ajaran gratis dari sang mantan.
Jalanan kota tidak terlalu macet sehingga membuat Alda nampak luas melajukan mobilnya. Tujuannya kali ini, adalah sekolah swasta ternama, yang juga termasuk kategori salah satu sekolah besar di kotanya.
Tidak membutuhkan waktu yang cukup lama. Pagi ini, mobil Alda terparkir indah di parkiran sekolah.
Ia keluar dari mobil dan dilanjutkan oleh yang lainnya. Dengan langkah santai, ia berjalan beriringan menuju sekolah.
Banyak pasang mata kagum melihat ke arah mereka. Setelah beberapa hari sekolah di tempat ini, isi WhatsApp Alda sudah dibanjiri nomor-nomor baru yang mereka ambil dari grub kelas. Namun bukan Alda sahaja, ketiga sahabatnya juga mengalami hal yang sama.
"Wow, Alda memang kece!"
"Andrina imut banget, rambutnya lurus banget juga."
"Giska berdamage banget, cuk!"
"Rere cantik parah. Meskipun rambutnya selalu di kuncir terus."
Seperti itulah iming-iming para jantan yang masih nongkrong di parkiran atau yang masih duduk santai di teras kelas. Tapi pada dasarnya, tidak semua suka dengan keberadaan Alda sebagai anak baru di sekolah ini. Contohnya saja, kakak kelas Alda.
"Ck, apanya yang cantik. Muka kayak aspal jalan aja songong."
"Apalagi muka songong si gadis rambut kuncir itu, udah kayak kanebo hidup."
"Yang parah juga gadis sok tomboi itu, cantik gak ada, serem ada."
"Ih, yang paling bikin kesel, yang sok imut itu, perut gue ingin muntah klok liat dia."
Cibiran gang kakak kelas yang paling terkenal cantik di penjuru sekolah yang kini sedang berdiri di depan pintu kelas mereka. Seperti sudah di sengaja kan dengan menantikan kedatangan mereka.
Alda pernah ingin menjambak rambut milik kakak kelasnya. Tapi, tuturan Rere membuat dia mikir dan memendam amarahnya. Rere yang berkata, "Jangan di ladenin, nanti capek sendiri. Kita masih anak baru, jangan bikin nama kita tercoreng jelek. Biar mereka bilang sepuasnya, selagi tidak nyentuh anggota tubuh kita. Ketika mereka kewalahan, kita bisa maju dan menggantikan posisi mereka. Sehingga tidak ada yang berani dengan kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA DIRI DAN DURI
Ficção AdolescentePerubahan mulai terjadi dalam kehidupan Alda. Mulai dari harta dan keimanannya. Pada umur yang masih labil, ia sudah menjalani kehidupan dengan keadaan orang tuanya yang berpisah. Awalnya Alda berpikir bahwa lelaki paling berengsek adalah Papa nya...