17. SENJA YANG SALAH

4 3 0
                                    

Hai readers-readers cantik!

Absen menurut nilai raport PAI kalian! Xixi

Up liburan semester kek gini seru kali, ya. Ditemani dengan musik 'tak ingin usai' karya 'Keisya Levronka'

"Satu yang harus kau tahu...."

"Ku menanti karyaku ada yang baca.... Hooo uwoo uwooo...."

"Tinggalkan vote kalian disini!"

Ah, sekian bacotan dari aku.

_HAPPY READING_

DD

"Wah, ma. Ini bagus banget," seloroh Alda dengan decakan kagum menatap per-ujung ruangan dalam rumah barunya.

Yuka membalas dengan senyuman bahagia. Kini, ia dan putri semata wayangnya telah berada di rumah barunya yang berada kompleks perumahan besar. "Suka, gak?"

"Suka banget. Kamar Alda dimana?" tanya Alda tidak sabar untuk membereskan baju-baju yang kini masih berada di dalam kopernya.

"Itu di samping kanan ruang tamu," tunjuk Yuka.

Rumah itu, hanya berlantai satu. Tapi, cukup luas untuk ditempati Alda dan Yuka. Tempat yang strategis. Kamar ada tiga, di sisi kanan satu dan kiri ada dua dengan ruang tamu di tengah dan dapur lurus dengan ruang tamu dan agak kebelakang.

"Okay. Alda masuk dulu," pamit Alda dan begitu antusias menyeret koper nya meninggalkan Yuka yang sedang sibuk membuka jendela dan membersihkan sofa yang agak berdebu.

Ketika berada di dalam kamar bernuansa abu-abu putih itu Alda berloncatan kegirangan. "Ini luas banget, kayak kamar gue dulu. Ukhhh, akhirnya gak tidur di kasur bawah lagi."

Alda beralih pada lemari baju empat pintu berwarna putih itu. "Uwuwu, ini lebih estetik," lanjutnya dan menata baju-baju yang ia hanya ambil yang berharga mahal dari kontrakannya. Selebihnya itu, dia sengaja tidak membawa nya dan juga tidak lagi menginginkannya. Karena, memoroti pacar-pacarnya dulu sudah banyak yang ia dapatkan, tidak terkecuali pakaian yang bernilai tinggi.

Setelah menata pakaian nya. Alda mengecek kamar mandi yang berada di dalam kamar itu. "Ih, kamar mandinya lucu," celetuknya dan menari-nari ria lalu merebahkan dirinya, menatap langit-langit kamar abu-abu itu.

Hening. Alda tidak lagi memuja-muja rumah dan ruangan yang berada di rumah barunya. Ia kembali teringat kejadian beberapa menit barusan, di mana Alvin yang sedang bersenang-senang dengan gadis barunya itu. "Jujur, Vin. Gue masih sayang sama lo."

"Al," panggil Yuka membuyarkan lamunan Alda.

"Apa, ma?"

"Udah, kan? Sini, makan dulu," balas Yuka dengan berteriak.

Alda menghela nafasnya mencoba untuk tidak memikirkan Alvin. "Iya, bentar."

Yuka menyajikan makanan yang baru datang setelah ia pesan langsung pada manajer resto yang beberapa hari lalu menjadi tuannya.

"Wah, mama masak?" lontar Alda dan duduk di meja makan yang berada di dapur.

"Nggak. Mama tadi pesen sebelum ke sini. Ini udah dateng."

ANTARA DIRI DAN DURITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang