PROLOG

27 9 7
                                    

-Diusahakan follow wp ini sebelum membaca!!
Jadilah pembaca yang baik. Dan baiklah dalam membaca!!

-Dan jangan lupa follow tiktok @author.fhinn agar kalian tidak ketinggalan spoiler dari ANTARA DIRI DAN DURI.

-HAPPY READING READERS CANTIK✨

DD


"Aku berangkat, Ma." Giralda Khaula Nuha. Nama yang begitu cantik, pemberian dari almarhum kakeknya yang sudah lama tiada. Gadis yang dipanggil Alda itu bergegas keluar dari kontrakan yang ia tempati beberapa bulan lalu, sejak kedua orang tuanya berpisah.

"Hati-hati, Al," balas Mamanya sambil menyisir rambut hitam terawatnya.

Alda berjalan dengan suka ria yakni melompat-lompat dan tak lupa senyum khas paginya. Insiden perpisahan orang tuanya, hampir merenggut senyuman itu. Tapi, sosok Alda tidak mau lama-lama terpuruk. Meskipun usianya masih 14 tahun, ia sudah memiliki cara berpikir yang baik.  Meskipun banyak perbedaan dunia yang dulu dengan dunia yang sekarang. Tapi, Alda bisa menyesuaikan diri dengan cepat. Contohnya saja sekolah. Sekolah ternama dan berkualitas yang dulu ia tempati untuk belajar, sekarang hanya tempat sederhana dengan spp yang lebih murah. Karena, Mamanya yang tidak mempunyai apa-apa setelah diusir dari kediaman besar sang Papa.

"Woy, Alda!" sapa Giska yang bersama dengan dua sahabat mereka yang lain. Yakni, Rere dan Andrina.

Alda menoleh sebelum memasuki gerbang sekolah nya. Dengan seragam putih-biru itu ia berjalan menuju para sahabat barunya sejak ia pindah. "Kenapa?" tanyanya setelah berada didepan mereka.

"Nongkrong dulu yuk. Lagian masih belum masuk," ajak Giska yang diangguki oleh Rere dan Andrina.

"Dimana?"

"Tuh," tunjuk Giska pada Gardu yang berada dipinggir jalan. Tempat tongkrongan para senior-senior nya dulu.

"Boleh?"

Andrina segera menarik tangan Alda. "Ya, boleh lah," seru nya dengan antusias.

Alda hanya pasrah dan ikut saja. Dia yang masih beberapa bulan sekolah di SMP GARUDA PUTIH ini sangat bisa menyesuaikan diri dengan para anak-anak sekolah yang mudah untuk ia kenali karena siswa tidak terlalu banyak. Seperti Giska dan kedua sahabatnya yang sudah bersahabat dari kecil. Mereka langsung menaruh nama Alda didalam list persahabatan mereka untuk menjadi salah satu dari mereka.

Mereka berempat bercengkrama dengan sesekali tertawa bersama karena sifat lugu Andrina. Andrina sosok gadis yang lugu, penurut, dan lembut. Jika, temannya sesad ia juga ikut sesad. Hhhaaa

"Eh, Rere. Kamu kok diam terus, sih?" tanya Andrina.

Rere yang hanya fokus pada layar gadget nya tidak menggubris perkataan Andrina yang sedari tadi tak henti-hentinya mengoceh. Rere sosok gadis pendiam, tidak suka basa-basi, dan cuek terhadap sekitar. Tapi, paras cantiknya dengan kulit sawo matang miliknya sangat mampu menarik minat para lelaki.

"Lo kan udah tau Rere? Nanti kalok dia mau, pasti bicara," jelas Giska dengan cara duduk seperti laki-laki. Ya, Giska memang mempunyai karakter tomboi sejak kecil karena keseringan bergaul dengan para kakak dan sepupunya yang berdominan laki-laki.

Alda hanya diam dengan mengamati perbincangan mereka. Ketika dia menoleh ke kanan, kearah gerbang sekolahnya. Ia memicingkan matanya untuk melihat lelaki tegap dengan setelan hitam itu, menarik gerbang sekolah untuk ditutup. "Eh, gerbang mau ditutup!!" teriak Alda dengan mengambil tas nya dan berlari lalu diikuti yang lainnya.

ANTARA DIRI DAN DURITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang