"Setidak ada harganya gue di hati lo, Vin. Sampai cepet banget lo pindah hati."
~Giralda Khaula Nuha-
≈DD≈
Beberapa minggu kemudian....
Ujian akhir semester sudah selesai, kini penentuan siswa berprestasi antar siswa serta pembagian raport akhir tahun.
Yuka datang ke sekolah Alda pertama kali. Karena, Alda pun juga beberapa bulan sekolah ditempat ini.
"Mama, sini!" panggil Alda dengan menunjukkan kelasnya.
"Ini mama kamu, Al?" tanya Andrina yang tidak pernah bertemu dengan nyokap dari Alda.
Alda mengangguk seraya memeluk tangan mamanya penuh sayang.
"Cantik banget, Al," puji Andrina terpana akan kecantikan wanita yang terlihat masih muda itu.
"Kamu juga cantik, sayang." Yuka mengelus dagu Andrina, lembut.
"Mama masuk, gih," ucap Alda dengan mendorong punggung Yuka agar memasuki kelasnya yang sudah rame dengan beberapa orang tua lainnya.
"Sumpah Alda. Nyokap lo cantik banget," gumam Giska menatap tak percaya. "Kenapa gak cari suami lagi, sih?" lanjutnya dengan decakan kagum.
Alda mengukir senyum. "Gak usah bahas itu, Gis. Mending kita ke kantin. Dan Andrina yang traktir."
"Ayo!!!" seru Andrina semangat.
"Itu lo yang traktir, bego!" sahut Rere manatap malas akan tingkah Andrina.
Andrina menunjuk dirinya sendiri. "Loh, kok aku?"
"Capcussss." Alda dan Giska berjalan senang menuju kantin. Tanpa mengurusi Andrina yang kebingungan.
"Dasar bego!" Rere juga ikut menuju kantin dengan jalan santai nya.
Senyuman semangat kini menjadi guratan resah bagi Andrina karena harus merogoh saku nya untuk membahagiakan para sahabat laknat nya. "Aku lagi, aku lagi," gumamnya dengan tarikan nafas gusar. Meskipun begitu, ia tetap menuju kantin.
Ketika berada di dalam kantin, Alda terkekeh melihat wajah suram Andrina. "Gak usah khawatir, And. Sekarang, gue yang traktir. Lo bisa makan apapun yang lo mau. Don't worry."
"Serius, Al? Gak becanda lagi, kan?"
"Iya, And." Melihat tampang bahagia Andrina membuat Alda mengukir senyum. Seminggu berlalu, rasa perih dalam dadanya mulai terobati dengan tingkah laku sahabatnya dan kasih dari mamanya. Tapi, belum tuntas menghilang. Karena, rasa sakit yang kedua lelaki itu torehkan dalam hatinya masih membekas jelas, yakni papa kandungnya dan cinta pertamanya.
"Uwuwu. Alda pengertian banget, sih. Kalok aku sekarang lagi kere," semprot Andrina dengan bahagia dan segera berhambur memesan makanan favorite-nya. Typo, semua jenis makanan adalah favorit Andrina. Ia tidak pilih dalam makanan.
Rere mengeluarkan gadgetnya karena malas mendengar ocehan senang Andrina. Ia men-scroll Instagram nya untuk menghilangkan rasa bete nya. Tapi, wajah bete berubah menjadi cengo saat melihat postingan teman SD nya yang mengunggah foto bersama dengan lelaki yang sangat ia kenal. Lelaki yang membuat sahabat nya merasakan sakit hati yang luar biasa, Alvin.
"Al," panggil Rere membuat Alda menoleh padanya dengan kerutan kening.
Dengan ragu Rere memperlihatkan handphone nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANTARA DIRI DAN DURI
Teen FictionPerubahan mulai terjadi dalam kehidupan Alda. Mulai dari harta dan keimanannya. Pada umur yang masih labil, ia sudah menjalani kehidupan dengan keadaan orang tuanya yang berpisah. Awalnya Alda berpikir bahwa lelaki paling berengsek adalah Papa nya...