28 - Sekilas Dari Lakha

110 20 82
                                        

☠︎︎ 28 - Sekilas Dari Lakha ☠︎︎

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☠︎︎ 28 - Sekilas Dari Lakha ☠︎︎

Papa ruptur ginjal stadium akhir, Al. Kalimat yang Albar lontarkan terus terdengar berulang kali di kepalanya. Alga memukul pelan kepalanya saat kalimat itu mengunjungi telinganya hingga hampir membuatnya tak fokus mengendarai motor besar. Setelah Albar terlelap, barulah Alga beranjak pergi untuk menenangkan pikiran dan membujuk dirinya sendiri.

Alga tahu ia harus ke mana. Rumah Sania. Akhirnya Alga mempercepat laju motornya, memberi kebiaran untuk angin menerpa tubuhnya, memberi rasa dingin yang terlampau membuatnya sedikit lebih tenang. Alga mematikan mesin motornya setelah sampai di tujuan, melepas helm kemudian meraih ponsel di saku celana.

Alga
San, kamu udah tidur belum?

Alga tetap terpaku di atas motornya, menunggu balasan dari pacarnya itu. Hingga akhirnya notif circle terdengar.

Sania
Belum, Al. Kenapa???

Alga
Aku di depan rumah kamu. Sini turun. Aku mau masuk kalau udah kamu samperin.
Alga
Hehehe.

Sania
Ya Tuhan, kenapa sih kamu selalu tiba-tiba?!
Sania
Oke, aku turun. Tungguin ya.

Alga terkekeh pelan. Ia menopang dagunya di atas helm yang diletakan di atas tangki seraya menunggu Sania di sana. Hingga akhirnya terdengar suara gerbang yang dibuka barulah Alga menoleh dan mendapatkan figur pacarnya itu.

"Kamu kenapa ke sini malam-malam? Ini jam berapa, Al?" tanya Sania bak wartawan.

"Lagi pengen nenangin pikiran. Give me a hug, Sania."

Terpakulah Sania untuk beberapa detik. Tapi begitu Alga turun dari motor, justru laki-laki itu menarik Sania ke dalam pelukannya dengan erat. Seolah tak ingin melepaskan untuk beberapa saat. "Aku bakal lepas kalau aku udah tenangan."

"J-Jangan di sini, Al. Di dalem aja yuk?"

Alga mengangguk tanpa melepaskan pelukan. Ia merangkul Sania dan keduanya melangkah masuk ke dalam rumah. Sania mengubah temperatur Air Conditioner agar menjadi lebih dingin. Satu yang Sania tahu, Alga lebih suka suhu ruang yang dingin. Sania duduk di sebelah Alga—sofa, kemudian membiarkan laki-laki itu bersandar pada pundaknya.

Dengan setia Sania mendengarkan Alga bercerita mengenai Albar. Mengenai perasaannya yang mulai melunak pada pria paruh baya itu, serta rasa ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya. Hingga akhirnya sampai di bagian yang mana Albar mengatakan bahwa ia punya ruptur ginjal dan sudah memijak stadium akhir. Di sanalah Sania terkejut.

EROTAS 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang