Cinta Lama 2

29 3 8
                                    

"Apakah dia pacarmu?"

Untuk kesekian kalinya kau dan Min Hyuk dikira sepasang kekasih. Kali ini nenekmu sendirilah yang mengira. Min Hyuk, kau, nenekmu beserta Hyun Sik sedang makan malam sekarang di rumah nenekmu.

"Bukan, Halmeoni. Min Hyuk Oppa adalah kakak kelasku. Kami berteman karena kami sering ikut lomba di sekolah dulu. Tadi kami tidak sengaja bertemu dan kebetulan saja kami punya tujuan ke Dongpirang."

"Begitu rupanya? Maafkan Halmeoni, ya. Kalau begitu, makanlah yang banyak kalian pasti lelah bukan?"

Setelahnya kalian melanjutkan acara makan malam hingga selesai.

.

Berkunjung ke Dongpirang tidak akan cukup bila hanya berkeliling di desa itu. Dari beberapa daftar tempat wisata yang tersedia, ada satu tempat yang cukup menarik untuk didatangi. Itu sebabnya pagi-pagi sekali Hyun sik mengajak Min Hyuk untuk bepergian ke tempat yang ia maksud.

"Tunggu dulu."

Hyun Sik berhenti berjalan ketika melewati rumah nenekmu.

"Kenapa?"

Min Hyuk ikut berhenti dan melihat Hyun Sik serta rumah di depan mata mereka secara bergantian.

"Tunggu saja."

Min Hyuk terdiam memperhatikan Hyun Sik yang melangkah masuk ke area rumah nenekmu. Beberapa kali mengetuk pintu, akhirnya terbuka dan mendapati dirimu yang penampilannya masih berantakan.

"Sunbae?"

Kau mengucek matamu, kau memang baru saja bangun dari tidurmu setelah begadang semalaman. Dari jarak jauh, Min Hyuk tersenyum tanpa sadar karena melihatmu yang tampak sangat polos.

"Ayo ikut kami."

"Kami?"

Sebab kesadaran yang belum sepenuhnya kembali, kau menoleh ke sekeliling. Mencari tahu siapa yang dimaksud kami oleh Hyun Sik.

"Aku."

Dan ketika Min Hyuk mengangkat tangannya, kau membuka lebar mulutmu.

.

Hyun Sik mengajak dua turisnya mengelilingi Dongpirang. Kendati bukan pertama kalinya bagimu, tetapi kenyataan jika desa ini memiliki banyak perubahan membuatmu takjub. Perkampungan yang dulunya jauh dari kesan indah seakan disulap menjadi tempat wisata yang tidak boleh dilewatkan.

Usai mengitari hampir satu desa, ketiganya berbelanja beberapa barang terutama bagi Min Hyuk dan kau yang mendambakan oleh-oleh untuk keluarga kalian di rumah. Dan jangan tanyakan siapa yang paling bersemangat diantara kalian berdua.

"Itu terlalu polos untukmu."

Kau yang sedang mengamati kaos kaki warna putih sontak menoleh pada Min Hyuk yang entah sejak kapan berdiri di belakangmu.

Kau kembali melihat pada benda yang kau pegang lalu menatap Min Hyuk bingung.

"Benarkah?"

Min Hyuk tersenyum saat menyaksikan bagaimana lucunya ekspresimu ketika bertanya kepadanya.

"Tapi aku punya ide cemerlang."

Min Hyuk mengambil salah satu sepatu balet berwarna peach dengan hiasan berbentuk polkadot putih lantas menyodorkannya padamu.

"Kalau keduanya kau pakai, kurasa tidak akan buruk."

Kau menerima sepatu pilihan Min Hyuk kemudian mulai membayangkan jika kedua barang tersebut dipakai secara bersamaan. Beberapa detik kau berpikir sampai sebuah senyuman muncul di wajahmu.

Imagine with Bias (ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang