Tuduhan

17 2 12
                                    

Disebut sebagai pengkhianat setelah kau memposting foto berdua dengan seorang laki-laki di media sosial, sempat membuatmu stres. Pasalnya, kau tidak tahu bahwa laki-laki yang bersangkutan adalah kekasih dari teman dekatmu sendiri. Beragam kalimat kurang menyenangkan dialamatkan kepadamu dari temanmu langsung dan saat itu kau berusaha menjelaskan segalanya kepada temanmu itu.

Bahwa sebetulnya dia hanya salah paham, tetapi mungkin temanmu terlanjur emosi sehingga dia terus menerus mengatakan kata-kata yang tanpa sadar telah melukai perasaanmu. Padahal kau dan laki-laki tersebut hanya partner dalam bisnis yang kau jalankan.

Kau adalah seorang desainer dimana kau harus bekerjasama dengan model untuk bisa menjalankan bisnismu. Dan kekasih temanmu kebetulan yang terpilih. Kau pun tak bekerja sendirian karena teman lelakimu, Yoo Tae Yang turut serta terlibat didalamnya sebagai fotografer. Dia adalah saksi.

Namun, ketika semua keteranganmu tidak digubris, Tae Yang memintamu untuk tidak lagi memikirkan hal tersebut. Bahkan nomor serta media sosialmu diblokir oleh temanmu. Kemudian suatu hari, Kim Ro Woon, kekasih temanmu, menemuimu untuk meminta maaf atas kesalahpahaman yang terjadi.

.

Empat tahun kemudian...

Tidur Kang Da Rin menjadi kacau setelah satu persatu notifikasi bersuara memasuki ponselnya. Bahkan notifikasi-notifikasi itu lebih cepat bunyinya dari alarm miliknya. Tidak. Da Rin belum lama tertidur setelah dirinya menyelesaikan pekerjaan bertumpuknya.

Da Rin mengerang, tetap memeriksa ponsel miliknya walau mengantuk dan kesal bercampur jadi satu. Beberapa buah pesan yang meminta Da Rin membuka internet mengenai kekasihnya.

Setengah hati Da Rin mengikuti saran temannya, dia membuka internet lalu menuliskan nama kekasihnya. Matanya terbelalak sempurna saat membaca artikel teratas.

Moon Hyung Seo, CEO Muda KM Group Telah Resmi Bertunangan dengan Desainer Ternama, Shin Y/N.

"Ini pasti artikel palsu."

Tapi ketika Da Rin menggeser layar ponselnya, artikel lain dengan judul serupa justru muncul. Dan isinya hampir sama. Da Rin berlari menuju media sosial milik kekasihnya, tak ada pembaruan. Lalu beralih pada media sosial milikmu, yang sayangnya telah dia blokir sendiri.

"Sial!"

Kemarahan Da Rin semakin memuncak ketika temannya mengirimi foto dirinya saat menghadiri acara pertunangan itu. Kali ini Da Rin mengumpat berulang-ulang karenanya. Hyung Seo harus menjelaskan segalanya.

.

"Katakan padaku, Hyung Seo!"

Lelaki dengan setelan jas berwarna hitam itu hanya terdiam saat Da Rin memukuli dadanya. Tidak seperti wanita yang berada di depannya yang menatapnya penuh tanya, sosok yang dipanggil Hyung Seo itu justru memandang ke bawah.

"Katakan padaku mengapa kau melakukan ini terhadapku? Aku kekasihmu, Hyung Seo. Tapi kau bertunangan dengan gadis lain. Gadis yang sudah merebut mantan kekasihku dul-"

"Cukup!!"

Siapa sangka bila bentakan yang didapatkan Da Rin, setelah ia menyebut dirimu sebagai perebut. Dan mungkin akan mengatakannya untuk yang kedua kalinya. Dan Hyung Seo tidak menyukai itu.

Karena kenyataannya tidaklah seperti yang ditudingkan oleh Da Rin. Kau telah menjelaskan fakta sebenarnya, meski pada mulanya sukar untuk dipercaya. Sebab pada dasarnya, Hyung Seo lebih ingin mempercayai Da Rin sebagai kekasihnya sendiri ketimbang dirimu yang hanya orang asing.

Tapi fakta selanjutnya terus terkuak dan Hyung Seo tak bisa lagi menaruh kepercayaan pada Da Rin. Inilah alasan mengapa Hyung Seo menerima perjodohan denganmu meskipun dirinya juga sulit melepaskan perasaan untuk Da Rin.

"Tidak masalah jika kau tidak mempercayaiku, Hyung Seo-ssi. Yang terpenting aku sudah memberitahukan dari sudut pandangku. Apapun keputusan akhirmu, aku siap menerima. Bagaimanapun aku tahu, ini bukan sesuatu yang mudah untuk kau lakukan. Apalagi dia juga temanku, aku bisa bayangkan perasaannya nanti bila tiba-tiba pertunangan antara kau dan aku diumumkan. Pasti hatinya akan hancur."

"Dia bukan perebut. Kau yang salah paham dan kaulah yang paling egois disini. Apa kau pikir dia senang saat tahu kalau kami akan dijodohkan, tidak. Dia selalu memperingatiku bahkan bersiap menentang ayahnya sendiri jika aku sungguh-sungguh tidak bisa menerima. Tapi aku memilih menerimanya, Da Rin."

"Lalu bagaimana dengan perasaanku? Kau tidak peduli padaku? Baiklah mungkin dalam masalah ini, aku yang bersalah. Aku minta maaf, aku tidak akan mengatainya lagi. Aku bersedia menemui dan meminta maaf. Tapi tolong, jangan tinggalkan aku, Hyung Seo. Kau tidak bisa melakukan ini padaku. Semua orang pernah berbuat salah, Hyung Seo-"

"Jadi kau berlindung dengan kata, semua orang pernah berbuat salah? Dan setelah semua ini terjadi, kau baru mau mengakui kesalahanmu? Kau egois, Da Rin. Lantas bagaimana bisa aku bertahan denganmu? Jika di masa depan, kita terkena suatu masalah dan kau akan menyudutkanku, begitu?"

Da Rin menggeleng.

"Dengar. Aku lega kau menyadari kesalahanmu dan berniat meminta maaf padanya. Dengan demikian, masalah diantara kalian terselesaikan. Tapi untuk masalah perjodohan ini, maaf, aku akan tetap melanjutkannya. Sekarang tolong, tinggalkan tempat ini."

"Tidak-"

Ucapan Da Rin terjeda karena pintu ruangan Hyung Seo diketuk oleh seseorang.

"Masuk."

Pintu terbuka dan muncul sosokmu dengan wajah kaget melihat kehadiran Da Rin di ruangan Hyung Seo dengan mata sembab.

"Oh, maaf mengganggu. Aku-"

"Masuklah. Kami sudah selesai. Katanya ada yang ingin kau bahas?"

Tangan Da Rin mengepal usai Hyung Seo mengatakan kami sudah selesai. Perlahan namun pasti, kau melangkah masuk ke dalam ruangan Hyung Seo. Demi Tuhan, rasanya benar-benar canggung.

"Dan Da Rin-ssi, bukankah pembahasan kita sudah selesai? Apa kau masih akan menguping pembicaraan kami?"

Da Rin tersenyum sinis. Hyung Seo tak lagi menggunakan panggilan sayang padanya dan justru memakai bahasa formal. Bahkan mengusirnya secara halus.

"Sihir apa yang sudah dipakai gadis ini, sehingga semua lelaki tunduk kepadanya?"

Da Rin berbicara seperti pada dirinya sendiri tetapi kedua lawan bicaranya mendengarnya. Terutama Hyung Seo, yang nyaris tak dapat mengendalikan sikapnya bila kau tak sigap menahannya.

Dirimu akhirnya mendekati Da Rin dengan tatapan tidak biasa.

"Sihir perebut. Itu kan yang selalu Anda layangkan kepada saya?"

Da Rin tertawa hambar mendengar jawabanmu. Hyung Seo tidak menyangka, kau akan bereaksi seperti itu. Benar-benar kejutan, sebab selama ini yang Hyung Seo ketahui, pribadimu sangat berbeda dengan Da Rin.

"Anda selalu menyebut saya sebagai wanita perebut, lalu mengapa saya tidak menunjukkan bagaimana saya merebut apa yang menjadi milik Anda? Ini berjalan sesuai panggilan Anda, bukan?"

Da Rin berniat menamparmu, tetapi ditahan olehmu sendiri. Hyung Seo ikut geram rasanya, Da Rin berbohong tentang keinginan meminta maaf kepadamu.

"Kang Da Rin! Jika kau membuat keributan, aku tidak akan segan-segan memanggil keamanan."

Da Rin menurunkan paksa tangannya lalu bergegas keluar dengan emosi membara. Hyung Seo menghampirimu.

"Kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir."

"Maaf-"

Kau menggeleng.

"Jangan meminta maaf, Hyung Seo. Kau tidak salah apa-apa. Semuanya sudah selesai."

Hyung Seo tersenyum lega, terkadang dia merasa bahwa kau terlampau baik untuk dirinya.

"Ayo duduk. Aku akan membahas baju pernikahan kita."

END

Tadi pagi ada jalan sehat, terus malam ini ada undian dari lomba voli di bulan sebelumnya. Hadiah paling gede tadi pagi itu kambing. Tapi aku nggak ikut soalnya sibuk sendiri😅

oh ya, udah denger soal taeil? Gimana menurut kalian?

Imagine with Bias (ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang