"Ayah membesarkan putri ayah dengan penuh kasih sayang supaya kau bisa hidup dengan bahagia. Bahkan ayah memberikanmu kesempatan untuk menunggu laki-laki yang kau cintai. Tapi, apa balasannya? Dia tidak mau berjuang bersamamu sedikitpun. Sudah cukup, Nak. Jangan sakiti dirimu lagi, ayah tidak sanggup melihatnya."
Kau melepaskan pelukan dengan ayahmu. Melalui sorot matanya, kau dapat memahami sendiri bagaimana perasaan ayahmu tentang kehidupan percintaanmu. Kau memang tidak selalu bisa terbuka kepada kedua orangtuamu, mengingat kaulah anak pertama dalam keluargamu. Yang sejak kecil sudah dididik secara disiplin demi memikul tanggungjawab sebagai anak sulung dalam keluarga.
Sepertinya, untuk kali ini kau harus mengalah. Kau tidak mungkin terus meminta kesabaran ayahmu sedangkan penantianmu sejauh ini tidak menghasilkan apapun. Walaupun untuk urusan kebahagiaan, kau sangat meragukannya. Tapi sekali lagi, takdir telah memilihmu menerima keadaan ini.
"Aku minta maaf, Appa. Sekarang katakan, aku harus bagaimana, supaya appa tidak lagi terluka."
Senyum tipis muncul di bibir ayahmu. Tangannya mengusap lembut kepalamu, membuatmu diam menunggu jawaban darinya.
"Menikahlah dengan laki-laki pilihan Appa."
.Dengan dasar itulah kau kini diperkenalkan dengan putra tunggal dari keluarga Park. Kau cukup terkejut dengan rencana ayahmu, sebab putra keluarga Park bukanlah sosok yang asing bagimu.
Dia merupakan cinta pertamamu, yang biasanya orang bilang akan gagal. Dan siapa sangka, kau akan menjadi calon istrinya. Pada awalnya kau merasa senang, walau hatimu harus beradaptasi kembali dengannya, namun perlahan, kau merasa bimbang.
Park Jung Soo punya segalanya. Dia memiliki talenta luar biasa, kemampuan mumpuni di bidangnya serta pewaris bisnis keluarga. Kau sangat minder jika nantinya kau benar-benar berakhir bersamanya.
"Kalau kau punya pasangan sendiri, katakan sekarang. Kita masih bisa membatalkan perjodohan ini."
Jung Soo tidak mengerti, kau dan dirinya baru saja bertemu tadi, tapi arah pembicaraanmu seolah enggan menerima perjodohan kalian. Jung Soo menduga bahwa sebenarnya kau sudah mempunyai kekasih tapi kau kesulitan menolak.
"Apa maksudmu mempunyai pasangan sendiri, aku?"
Kau mengangguk. Dengan segala sesuatu yang dimilikinya, bukan tidak mungkin Jung Soo benar-benar kesulitan dalam mencari pasangan. Belum lagi dengan pengalaman burukmu sebelumnya, kau perlu berhati-hati dalam memulai kembali sebuah hubungan.
Kendati orangtua kalian saling mendukung, kau tidak ingin ada drama pribadi yang suatu saat akan berdampak buruk untuk pernikahan kalian.
"Aku akan menolak langsung kalau aku mempunyai kekasih. Kau jangan mengada-ada. Harusnya aku yang bertanya, apakah kau yang sebenarnya punya?"
Kau membeku. Tidak mengira kalau Jung Soo akan membalasmu dengan pernyataan seperti ini.
"Tidak. Aku tidak punya kekasih. Aku hanya ingin memastikan kalau tidak ada paksaan dalam perjodohan ini. Aku tidak mau hidupku berjalan seperti drama-drama atau novel-novel perjodohan yang ada. Kau pasti paham."
Jung Soo tertawa pelan. Lucu sekali mengobrol denganmu. Kau begitu polos untuknya.
"Tidak akan sama. Aku jamin seratus persen."
Sahutnya sedikit menenangkanmu. Ingat, kau sempat terpaku melihat Jung Soo tertawa di dekatmu. Seolah, kalian sering berbincang berdua. Mungkin dulu kau mengagumi sosok Jung Soo yang mempesona. Tapi hari ini, Jung Soo menunjukkan sisi lain dari dirinya yang membuatmu nyaman dalam arti sesungguhnya.
Jung Soo tak hanya mencuri perhatianmu namun juga berpotensi mencuri hatimu. Itu juga salah satu hal yang perlu kau waspadai.
"Ayahmu mempercayaiku untuk menjagamu. Aku tidak mau merusaknya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine with Bias (ongoing)
Short StoryMari berimajinasi dengan bias-bias kita Update setiap Sabtu