"Aku rasa kau harus pergi liburan juga. Aku paham kau sengaja menambah jam sibukmu supaya kau bisa melupakan patah hatimu. Tapi, hei, kau ini manusia biasa. Bahkan mesin-mesin pabrik, robot-robot buatan ilmuwan, tetap bisa mengalami kerusakan jika dipaksa bekerja terus."
Yang Baek Hyun katakan adalah benar. Walau kau sudah disibukkan dengan pekerjaan kantor, akhir-akhir ini kau masih menyibukkan dirimu dengan aktivitas-aktivitas yang biasanya tidak kau lakukan kecuali kau sedang punya waktu senggang.
Ambil saja contoh seperti mencuci baju, yang biasanya kau titipkan ke laundry, kini kau cuci sendiri, setrika sendiri. Hal-hal itu memang simpel, tapi cukup untuk menambah lelah tubuhmu. Seperti yang sedang kau lakukan sekarang.
Dan Byun Baek Hyun, sebagai kakak, bukan. Tepatnya kakak sepupumu, menyadari perubahanmu. Dia merasa khawatir.
"Ada rekomendasi?"
Jawabmu tanpa mengalihkan perhatian dari kegiatan menyetrika baju. Baek Hyun berdecak.
"Sebentar."
Baek Hyun menjentikkan jarinya.
"Bali. Nah itu, dia. Temanku butuh partner untuk pekerjaannya, karena temannya yang biasa menemaninya sedang sakit. Masalah tiket, hotel, makan, sudah ditanggung. Kalau kau mau aku bisa atur pertemuan dengannya."
"Kapan itu? Dan temanmu siapa?"
.
"Park Chan Yeol."
Lelaki dengan rambut merah itu mengulurkan tangannya kepadamu. Tak lupa dengan satu senyuman yang entah mengapa bisa membuat debar jantungmu tak karuan. Baek Hyun, menyenggol lenganmu karena kau tak kunjung menyambut jabat tangan itu.
Lalu dengan tergagap kau menjulurkan tanganmu padanya sambil menyebutkan namamu. Kau dan Chan Yeol saling bertatapan dengan tangan yang masih tetap saling genggam, kemudian lagi-lagi Baek Hyun yang terpaksa berdeham supaya tautan kalian terlepas.
"Oke, jadi kita mulai darimana dulu?"
Baek Hyun mendahului untuk duduk, baru kemudian kau dan Chan Yeol mengikuti.
"Tidak pesan apa begitu?"
Chan Yeol mengingatkan. Dia sendiri hanya memesan kopi tadi. Baek Hyun menggeleng tanpa berkoordinasi denganmu.
"Nanti saja."
Tapi Chan Yeol malah melirik ke arahmu yang menundukkan kepala. Entah kau merasa malu atau sebetulnya kau tidak nyaman. Jadi, Chan Yeol memanggil pelayan dan memintamu juga Baek Hyun agar memesan sesuatu sebelum membahas mengenai project yang dimaksud.
Setelah pesanan datang, kalian bertiga mulai membicarakannya. Namun lagi-lagi Chan Yeol menotis sikapmu yang terkesan lebih banyak diam. Dia jelas tak bisa memberikan macam-macam penilaian tentangmu karena baru pertama kali bertemu. Namun Chan Yeol juga penasaran apalagi project itu nanti juga melibatkan dirimu.
"Jadi begini, aku adalah pemandu sebuah acara televisi dimana dalam acara itu kita mengunjungi tempat-tempat wisata dan semacam memberikan rekomendasi kepada pemirsa mengenai tempat itu."
Kau mengangguk.
"Kau bersedia, bukan?"
Chan Yeol bermaksud untuk memastikan keputusanmu sebelum benar-benar mengikuti acara tersebut.
"Sebelumnya, aku belum pernah melakukan hal seperti ini. Tapi, aku akan mencoba membuat pengalaman baru nanti. Jadi, mohon bantuannya, Chan Yeol-ssi."
Chan Yeol tersenyum mendengar jawabanmu. Kau juga ikut tersenyum bersamaan dengan Baek Hyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine with Bias (ongoing)
Historia CortaMari berimajinasi dengan bias-bias kita Update setiap Sabtu