I Like You 2

32 4 0
                                    

Hari yang ditentukan tiba. Saatnya bagimu dan Chan Yeol untuk melaksanakan syuting. Tempat pertama yang dikunjungi adalah Museum Rakyat Bali. Sepanjang perjalanan, Chan Yeol berusaha mengajakmu bercanda sehingga kau tidak merasa gugup.

Sekitar dua puluh menit kemudian kalian telah sampai di tempat tujuan. Terlebih dahulu kalian akan membuka acara yang dimulai oleh Chan Yeol.

"Halo guys. Kali ini aku akan mengajak kalian berwisata di salah satu pulau terindah di dunia. Di Indonesia tepatnya pulau Bali."

Chan Yeol mengawali acara tersebut dengan antusias.

"Dan karena Wendy sedang berhalangan hadir, kali ini aku ditemani temanku. Hei kemari, jangan sembunyi."

Kau menarik napas dalam lalu berjalan menghampiri Chan Yeol setelah sebelumnya kau berada di dekat kameramen. Kau tersenyum ke arah Chan Ye sekilas lantas berganti pada kamera dan menyapa pemirsa serta menyebutkan namamu.

Sejujurnya kau tetap gugup, bahkan jantungmu berpacu dengan cepat. Namun Chan Yeol memberikan dukungan dengan terus mengarahkan senyumannya padamu.

"Oke, destinasi pertama yang kita kunjungi adalah Museum Rakyat Bali."

Kau dan Chan Yeol menggeser posisi berdiri kalian, agar kameramen dapat menyorot bangunan megah di belakang kalian.

"Dari namanya saja kita tahu kalau tempat ini syarat akan edukasi ya, guys. Tapi, mari kita buktikan ada apa saja di sana."

Ucapmu mulai leluasa menguasai acara. Chan Yeol tersenyum.

"Ayo."

Serunya mengajak pemirsa memasuki museum. Seperti kebanyakan museum, kalian disambut dengan diorama-diorama yang menggambarkan perjuangan rakyat Bali dalam merebut kemerdekaan. Setelah puas, kalian menaikki sebuah tangga yang berkelok-kelok dan cukup tinggi.

Tangga itu merupakan penghubung menuju bagian atas museum. Dari sana, kalian dapat melihat seluruh area luar museum dari ketinggian. Sebelum beralih ke tempat lain, kalian tidak lupa untuk mengambil foto.

"Jadi museum ini cocok sekali kalau dikunjungi oleh anak-anak sekolah, guys. Tapi bukan berarti orang dewasa tidak boleh, siapa tahu bisa mengingatkan kembali ilmu sejarah semasa sekolah."

Chan Yeol berkomentar kemudian kau menyambungnya.

"Juga untuk turis asing seperti kita-kita ini, museum ini bisa memberikan kita informasi penting mengenai sejarah khususnya tentang pulau Bali sendiri. Jadi ilmu kita pun bertambah. Benar Oppa?"

Chan Yeol mengacungkan dua jempolnya.

"Berikutnya kemana?"

"Tempat yang bisa menghilangkan stres. Ayo ikut denganku."

Giliranmu yang memandu pemirsa. Sungguh, Chan Yeol dibuat terkesan dengan peningkatanmu dalam membawakan acara. Kau tidak seperti seseroang yang baru pertama kali menjadi pemandu acara.

.

"Jadi, guys. Sekarang kita akan menonton pertunjukan tari Barong. Tarian ini katanya cukup populer dan sayang bila dilewatkan."

Lagi-lagi kau berhasil mengawali segmen selanjutnya dengan baik.

"Oh iya? Ayo kita cari tempat duduk. Bagaimana kalau di depan?"

Chan Yeol menunjuk area penonton yang berada dekat dengan panggung. Kau menggeleng.

"Aku minta maaf, Oppa. Tapi aku sedikit takut dengan topengnya. Apakah boleh di tengah-tengah saja?"

Bisikmu, Chan Yeol mengangguk. Dia menghargai kejujuranmu.

"Let's go."

Kalian duduk di area tengah. Sepuluh menit kemudian pertunjukan dimulai. Chan Yeol mempersiapkan kamera miliknya khusus untuk memotret tarian itu nanti. Tarian dimulai dengan kemunculan sosok Barong yang menari.

Imagine with Bias (ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang