I Like You 3

12 3 8
                                    

Setelah berhasil melarikan diri dari makan malam itu, kau tidak bisa tertidur hingga beberapa jam kemudian. Namun untunglah, kau dapat bangun tepat waktu berkat Baek Hyun yang meneleponmu pagi-pagi sekali.

"Bagaimana keadaanmu? Jangan bilang kalau kau merindukanku."

Kau mendengus mendengar candaan Baek Hyun. Tapi kau juga merasa senang, setidaknya candaannya itu secara tak langsung telah menghiburmu.

"Memang. Sampai-sampai aku ingin membunuhmu."

Balasmu penuh penekanan dan direspon tawa dari Baek Hyun. Kalian memang memiliki hubungan persaudaraan seperti Tom and Jerry. Sejak kecil, Baek Hyun sudah tinggal dengan keluargamu karena kedua orangtua Baek Hyun telah meninggal.

Ibu Baek Hyun adalah kakak dari ibumu. Hingga dewasa, Baek Hyun tumbuh mandiri dan kau akhirnya mengikuti jejaknya. Kau sangat menyayanginya selayaknya kakak kandungmu.

"Oh, aku takut."

Kau tersenyum atas ejekan Baek Hyun.

"Lihat saja, aku benar-benar akan membantaimu nanti."

Kau pura-pura mengancamnya.

"Tapi kau belum cerita padaku, bagaimana keadaanmu di sana? Apakah kau makan dengan baik? Kau menikmati liburan sambil kerja di sana? Chan Yeol tidak nakal kan?"

Awalnya kau merasa senang mendengar jejeran pertanyaan Baek Hyun. Tetapi rasa senang itu lenyap setelah kau mendengar nama Chan Yeol disebut. Seketika kejadian tadi malam terbayang dan membuat perasaanmu memburuk kembali.

Kau bahkan tidak yakin, apakah kau akan menyelesaikan syuting terakhir hari ini dengan baik. Rasanya kau sudah tidak lagi bersemangat. Kau ingin bilang kalau Chan Yeol membuat perasaanmu tidak baik, tapi atas dasar apa kau mengadu demikian pada Baek Hyun

Siapa Chan Yeol? Siapa dirimu? Kalau pun Chan Yeol memang punya kekasih, itu adalah haknya. Kau hanya orang baru yang menjadi partner kerjanya, hanya itu. Tidak seharusnya kau marah akan fakta tersebut.

Bibirmu menyunggingkan senyum yang jelas tak dapat dilihat oleh Baek Hyun.

"Aku baik-baik saja, Oppa. Aku menikmati semua pengalaman di sini. Dan Chan Yeol Oppa juga menjagaku dengan baik. Kau tidak perlu khawatir."

Ungkapmu akhirnya, kau mendengar Baek Hyun mengucap syukur. Tiba-tiba pintu kamarmu diketuk, kau meminta Baek Hyun untuk menunggumu selagi kau membuka pintu.

Kau terkejut mendapati Chan Yeol telah berpakaian rapi dan membawa sarapan di tangannya.

"Breakfast first."

Dan kau membenci dirimu yang masih saja terkesan akan perlakuannya.

Mengapa kau melakukan ini padaku? Memperhatikanku melalui hal-hal sekecil ini? Bagaimana kalau aku benar-benar menyukaimu sedangkan aku tahu kau telah mempunyai kekasih? Tidak. Kau pasti hanya bermaksud membuatku nyaman karena aku adalah partner kerjamu. Iya. Hanya itu.

"Thank you."

.

Perjalanan menuju destinasi pertama hari ini sedikit berbeda. Rasanya kau ingin waktu cepat berakhir, tapi kau tidak mungkin mengatakannya.

"Apa kau sakit? Kau lebih banyak diam pagi ini."

Lagi-lagi Chan Yeol mengajukan tanya yang membuatmu mengumpat dalam hati. Serius. Kau semakin tidak ingin berlama-lama bersamanya. Tidak setelah kau tahu dia mempunyai kekasih namun terus memberimu perhatian.

Sikapnya terasa ambigu bagimu.

Mengapa aku harus terlahir dengan perasaan sensitif, ya ampun.

"Aku baik-baik saja, Oppa. Mungkin karena cuacanya masih agak dingin saja."

Imagine with Bias (ongoing)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang